Karena wabah virus Corona, salah satu desa di Austria pun menjadi perhatian. Karena namanya juga ada embel-embel Corona.
Dirangkum detikcom, Minggu (29/3/2020), nama desa itu adalah Sankt Corona am Wechsel. Awalnya sih desa itu tak memiliki masalah dengan nama yang disandang.
Tapi, muncul wabah virus Corona, desa itu tak lagi merasa nyaman, apalagi untuk mempromosikan wisata. Walikota Michael Gruber pun dipaksa berpikir dua kali.
"Awalnya, kami tersenyum melihat nama virus itu sama dengan nama desa kami. Namun senyum itu hilang setelah melihat statusnya sekarang yang menjadi masalah serius," ujar Gruber pada AFP.
Sankt Corona am Wechsel memng menjadi jujugan wisata. Mereka memiliki jualan utama ekowisata.
Sektor wisata bahkan sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi desa yang berpenduduk 400 orang tersebut.
Desa Sankt Corona am Wechsel berada sekitar 100 Km sebelah selatan Wina di kaki Pegunungan Alpen. Dan yang menjadi maskot desa ini bernama Corona, berupa semut yang berpakaian tradisional. Maskot ini selalu ditampilkan di pamflet dan informasi pariwisata.
Namun dalam kondisi sekarang ini, Gruber pun berencana akan mencari nama baru untuk menarik wisatawan datang ke kota kecil itu.
"Kami mungkin harus mencari nama baru untuk menyambut kembali wisatawan," tuturnya.
Juga atraksi wisata yang dimiliki desa ini juga dinamai dari nama suci santa Katolik Corona. Mulai dari meluncur dengan gokart di perbukitan sampai bersepeda gunung.
Myanmar Tangguhkan Visa Turis untuk Redam Corona
Myanmar menangguhkan visa untuk semua warga negara asing dengan makin merajalelanya wabah virus Croona. Mereka berupaya untuk meredam penyebaran Covid-19.
Kebijakan yang diumumkan Kementerian Luar Negeri Myanmar itu berlaku sebulan penuh. Yakni, dimulai Minggu (29/3/2020) dan berakhir 30 April.
Dikutip Myanmar Times, penangguhan visa Myanmar itu juga berlaku bagi semua warga negara asing yang memiliki hubungan bilateral, di antaranya dengan sesama negara Asia Tenggara, kecuali bagi pemegang paspor diplomatik dan resmi.
Pengecualian lain penangguhan visa Myanmar itu juga diberikan kepada diplomat yang terakreditasi di Myanmar, para pejabat PBB yang tinggal di Myanmar, dan awak kapal dan pesawat yang beroperasi dari dan ke Myanmar.
Semua diplomat yang terakreditasi ke Myanmar dan pejabat PBB yang tinggal di Myanmar itu bisa memperoleh visa masuk melalui perwakilan negara Myanmar di masing-masing negara. Selain itu, ada dokumen tambahan berupa kondisi kesehatan yang berkepentingan.
"Mereka diharuskan untuk memberikan sertifikat tentang tidak adanya infeksi virus Corona yang dikeluarkan oleh laboratorium yang diakui tidak lebih dari 72 jam sebelum tanggal perjalanan dan sebelum menaiki pesawat apa pun yang ditujukan ke Myanmar," bunyi pernyataan Kemenlu Myanmar.
"Mereka akan dikenakan karantina rumah selama 14 hari pada saat tiba di Myanmar."
Aturan serupa berlaku bagi awak kapal atau pesawat yang beroperasi ke dan dari Myanmar.
"Mereka harus mengikuti pedoman dan arahan terbaru yang dikeluarkan oleh Kementerian Transportasi dan Komunikasi."
Selain menangguhkan visa, pemerintah Myanmar, melalui Departemen Penerbangan Sipil, mengatakan bahwa mulai hari Minggu, hanya turis yang sudah mengantongi tiket pesawat dan staf yang bertugas yang diizinkan memasuki area Bandara Internasional Yangon.
Myanmar juga menjadi negara yang memiliki kasus COVID-19. Hingga saat ini, dikonfirmasi delapan warganya positif terinfeksi Corona dengan tujuh kasus merupakan kasus impor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar