Salah satu pengunjung, Bekti Widanta (25), warga Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan, Kabupaten Gunungkidul mengatakan, bahwa ia sudah beberapa kali mengunjungi bukit Teletubbies. Menurutnya, pemandangan yang disuguhkan begitu indah dan jarang ditemuinya di daerah lain.
"Sudah beberapa kali ke sini (Bukit Teletubbies Desa Giring). Kalau ini tadi kebetulan mengantar teman dari Jogja, katanya penasaran dan mau foto-foto di sini," katanya saat ditemui di lokasi, Minggu (20/1/2019).
Menurut Bekti, ia menyayangkan masih banyak masyarakat yang memarkirkan kendaraannya di pinggir jalan. Padahal di beberapa titik telah disediakan kantong parkir yang dikelola warga setempat.
"Kalau bisa (Pengunjung) parkir di tempat parkir yang disediakan, jangan di pinggir jalan karena bisa bikin macet," ucapnya.
Pengunjung lain, Mila Wijayanti (24), warga Dusun Ledoksari, Desa Kepek, Kecamatan Wonosari mengaku baru pertama kali mengunjungi bukit Teletubbies di kawasan hutan Giring. Ia mengetahui adanya spot foto tersebut dari salah satu postingan akun media sosial (Medsos) Instagram.
"Ke sini (Bukit Teletubbies Desa Giring) karena lihat postingan di Instagram dan ternyata memang bagus, tapi karena banyak orang jadi sempat sulit cari spot selfie yang bagus tadi," ujarnya.
Kendati demikian, Mila mengaku cukup puas dengan hasil swafotonya di Bukit Teletubbies Desa Giring, Paliyan. Bahkan, wanita berambut pendek ini berencana untuk datang kembali ke tempat tersebut.
"Besok lagi mau ke sini (Bukit Teletubbies Desa Giring), tapi pagi-pagi atau sore sekalian biar dapat pemandangan yang lebih bagus," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Resort Polisi Hutan (KRPH) Giring, Samido menjelaskan, bahwa sebelumnya bukit-bukit tersebut tertutupi hamparan hutan jati. Namun, karena hendak ditanami tanaman jenis Jati Unggul Nusantara (JUN) maka pohon jati yang menutupi ladang jagung itu ditebang sejak beberapa bulan yang lalu.
"Jadi karena pohon jatinya ditebang, ladang jagung di bukit-bukit yang tertutup itu jadi kelihatan dan memang jadi daya tarik setiap orang yang melintas di jalan ini (Jalur alternatif ke Pantai Baron)," kata Samido.
"Tapi kalau sudah tidak ditanami jagung juga tetap menarik kok, karena akan ditanami JUN di situ (Bukit) secara rapi, apalagi JUN itu tumbuhnya cepat," sambungnya.
Disinggung mengenai banyaknya masyarakat yang datang dan berswafoto di ladang tersebut, Samido tidak melarangnya. Namun, Samido menjelaskan bahwa tidak ada fasilitas umum untuk pengunjung, mengingat kawasan tersebut bukanlah tempat wisata, melainkan hutan produksi milik Dinas Kehutanan propinsi DIY.
"Silakan (Datang dan berswafoto di kawasan hutan Giring), tidak ada yang melarang. Tapi kami harap masyarakat tetap menjaga kebersihan dan jangan parkir motor sembarangan, karena bisa menggangu arus lalu lintas," ujarnya.
Perlu diketahui, untuk mengunjungi spot foto tersebut pengunjung hanya perlu membayar uang parkir Rp 2 ribu saja. Sedangkan untuk naik ke puncak salah satu bukit tidak dikenakan biaya alias gratis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar