MRT Jakarta mengubah jadwal operasional mulai hari ini, Senin (30/3/2020). Juga diterapkan pembatasan jumlah penumpang.
Keputusan itu diumumkan melalui Twitter MRTJakarta, Minggu (29/3). Akun tersebut mencuit perubahan itu untuk menekan laju penyebaran virus Corona.
"Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap kebijakan Pemerintah yang mengimbau masyarakat agar bekerja, belajar dan beribadah dari rumah guna menghambat penyebaran virus Corona (COVID-19), MRT Jakarta akan kembali melakukan perubahan kebijakan layanan.
Perubahan terdapat pada selang waktu (headway) kereta yaitu 10 menit yang berlaku sepanjang jam operasional, perubahan ini berlaku pada 30 Maret 2020 sampai dengan pemberitahuan kemudian.
MRTJakarta
✔
@mrtjakarta
Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap kebijakan Pemerintah yang mengimbau masyarakat agar bekerja, belajar dan beribadah dari rumah guna menghambat penyebaran virus Corona (COVID-19), MRT Jakarta akan kembali melakukan perubahan kebijakan layanan... (1/2)
Lihat gambar di Twitter
31
13.28 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
36 orang memperbincangkan tentang ini
MRTJakarta
✔
@mrtjakarta
· 20 jam
Sebagai bentuk dukungan penuh terhadap kebijakan Pemerintah yang mengimbau masyarakat agar bekerja, belajar dan beribadah dari rumah guna menghambat penyebaran virus Corona (COVID-19), MRT Jakarta akan kembali melakukan perubahan kebijakan layanan... (1/2)
Lihat gambar di Twitter
MRTJakarta
✔
@mrtjakarta
Perubahan terdapat pada selang waktu (headway) kereta yaitu 10 menit yang berlaku sepanjang jam operasional, perubahan ini berlaku pada 30 Maret 2020 sampai dengan pemberitahuan kemudian. (2/2)#MRTJakarta#UbahJakarta#JakartaPastiBisa
3
13.28 - 29 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
Lihat Tweet MRTJakarta lainnya
Dari cuitan itu, MRT hanya akan menjalankan rangkaian kereta mulai pukul 06.00 hingga 20.00.
Gegara Corona, Desa Ini Berencana Ganti Nama
Karena wabah virus Corona, salah satu desa di Austria pun menjadi perhatian. Karena namanya juga ada embel-embel Corona.
Dirangkum detikcom, Minggu (29/3/2020), nama desa itu adalah Sankt Corona am Wechsel. Awalnya sih desa itu tak memiliki masalah dengan nama yang disandang.
Tapi, muncul wabah virus Corona, desa itu tak lagi merasa nyaman, apalagi untuk mempromosikan wisata. Walikota Michael Gruber pun dipaksa berpikir dua kali.
"Awalnya, kami tersenyum melihat nama virus itu sama dengan nama desa kami. Namun senyum itu hilang setelah melihat statusnya sekarang yang menjadi masalah serius," ujar Gruber pada AFP.
Sankt Corona am Wechsel memng menjadi jujugan wisata. Mereka memiliki jualan utama ekowisata.
Sektor wisata bahkan sudah menjadi sumber pendapatan utama bagi desa yang berpenduduk 400 orang tersebut.
Desa Sankt Corona am Wechsel berada sekitar 100 Km sebelah selatan Wina di kaki Pegunungan Alpen. Dan yang menjadi maskot desa ini bernama Corona, berupa semut yang berpakaian tradisional. Maskot ini selalu ditampilkan di pamflet dan informasi pariwisata.
Namun dalam kondisi sekarang ini, Gruber pun berencana akan mencari nama baru untuk menarik wisatawan datang ke kota kecil itu.
"Kami mungkin harus mencari nama baru untuk menyambut kembali wisatawan," tuturnya.
Juga atraksi wisata yang dimiliki desa ini juga dinamai dari nama suci santa Katolik Corona. Mulai dari meluncur dengan gokart di perbukitan sampai bersepeda gunung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar