Rabu, 11 Maret 2020

Beberapa Hari di Karimunjawa, Bisa Apa Saja?

Karimunjawa, cerita tentang keindahannya membuatku tergerak untuk mendatanginya. Setelah berkunjungpun, aku selalu ingin kembali. Tahun lalu, di awal bulan Juni, aku mengajak kakak, adik dan teman-temanku untuk mengisi liburan di pulau Karimunjawa, Jepara.
Semua berminat, pada tengah bulan Juli, aku, dua saudaraku dan tiga orang temanku akhirnya akan berwisata ke Karimunjawa dengan jasa pemandu wisata. Sebetulnya kami ingin berangkat dengan transportasi tercepat yaitu pesawat. Sempat aku mencoba menghubungi Susi Air dan pesawat lainnya yang diketahui memiliki rute penerbangan ke Karimunjawa, namun jadwalnya sangat jarang.

Akhirnya, aku bersama dua saudaraku dan seorang temanku berangkat dengan menggunakan kereta antar kota menuju Kota Semarang, sementara dua temanku yang lainnya lebih memilih menggunakan bus antar kota. Ya, begitulah mereka, jika berbicara tentang bus, mereka adalah ahlinya. Kami janjian bertemu pemandu wisata di pelabuhan Jepara. Tiket kapal Express sudah dipesan, setelah beristirahat sejenak dan sarapan mie instan kami pun menaiki kapal.

Perjalanan menggunakan kapal laut memakan waktu empat sampai lima jam. Selama perjalanan laut tersebut, ombak yang tak menentu dan semilir angin laut pelan-pelan mengoyak isi perut. Aku yang biasanya tidak mabuk laut mendadak sakit kepala dan mual, setelah minum obat akhirnya aku bisa tidur. Sesampainya di Karimunjawa, kami dijemput dengan mobil dan diantar ke rumah penginapan.

Setelah sampai di penginapan dan menaruh barang bawaan, kami langsung diajak jalan-jalan mengunjungi destinasi pertama, Bukit Love. Bukit Love rupanya adalah sebuah bukit menghadap pemandangan Karimunjawa dari atas yang dirancang untuk berfoto dan duduk-duduk. Selain itu, kita juga bisa membeli oleh-oleh di toko yang tersedia di bawah bukit. Lanjut dari Bukit Love, kami langsung diajak menunju Pantai Ujung Gelam untuk menikmati langit matahari terbenam. Dengan secangkir kopi panas, hari pertama di Karimunjawa ditutup pemandangan langit yang menjingga perlahan.

Saat perjalanan pulang baru diketahui rupanya listrik di Pulau Karimunjawa masih terbatas. Sehingga sepanjang perjalanan gelap dan kami baru bisa mengisi ulang daya baterai elektronik esok hari setelah jam enam pagi. Karena hari gelap dan kami sudah makan malam, kami pun dianjurkan untuk istirahat lebih cepat karena besok akan berangkat snorkeling pagi hari. Keesokan harinya kami pun dibangunkan untuk sarapan.

Setelah sarapan, kami langsung diarahkan ke dermaga untuk naik kapal kecil. Karena rombongan kami sedikit, kapal untuk snorkeling pun digabung dengan rombongan lain. Kami dibawa ke sekitar Pantai Pulau Cemara Besar juga Cemara Kecil untuk snorkeling. Lalu Pulau Menjangan Kecil dan Menjangan Besar untuk menikmati pemandangan laut yang begitu biru. Setelah puas memberi makan ikan, menikmati pemandangan karang laut yang beragam indahnya, kami diajak menikmati ikan bakar lebih dulu sebelum kembali pulang ke penginapan.

Setelah sampai ke penginapan, hari sudah gelap. Kami dipersilakan bersih-bersih lebih dulu dan setelah itu diajak ke alun-alun untuk menikmati kehidupan malam dan jajanan khas penduduk lokal. Di tengah gelapnya Pulau Karimunjawa, alun-alun begitu terang benderang karena didukung listrik dari genset. Berjajar begitu banyak gerobak-gerobak pedagang kaki lima menjajakan jualannya. Ada jus buah, bakso, mie ayam, jagung bakar, ikan bakar sampai ikan mentah tersedia.

Di sekitar gerobak-gerobak jualan, disediakan meja-meja dan alas dari terpal untuk duduk lesehan. Bermandikan lampu-lampu gantung, makan malam hari terakhir kami di Alun-alun Karimunjawa terasa istimewa. Kami jajan jagung bakar, jus buah dan jajanan ringan lainnya. Tidak hanya kami, di sana terlihat banyaknya wisatawan mancanegara yang juga ingin menikmati keindahan Karimunjawa juga menikmati jajanan yang ada.

Keesokan harinya adalah waktunya kami untuk pulang. Namun sayangnya ada peringatan ombak besar sedang pasang sehingga kepulangan kami ke Pulau Jawa pun tertunda satu hari. Akhirnya kami mengisi hari dengan menikmati pemandangan alam di pantai-pantai terdekat. Tidak masalah, seperti lagu Moana, sepertinya ke pantai dan laut selalu membuatku ingin kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar