Tahun 2019 ini, Banda Aceh menargetkan jumlah kunjungan wisatawan Nusantara dan mancanegara 1 juta orang. Mereka akan promosi di Malaysia.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman ingin Banda Aceh semakin dikenal di dalam dan luar negeri sebagai tujuan utama wisata halal di Indonesia. Tahun lalu, Banda Aceh merupakan kota pertama di Aceh yang menggelar pameran promosi wisata di Bandara Internasional Kualanamu, di Sumatera Utara. Hal ini disambut respon positif oleh para wisatawan.
Selain pameran wisata, juga ditampilkan produk unggulan kerajinan UMKM Aceh dan pertunjukan seni tarian Aceh yang memukau para calon penumpang pesawat udara di bandara tersebut. Tahun 2019, Aminullah ingin menjangkau lebih jauh target wisatawan mancanegara terutama pelancong asal Malaysia yang jumlahnya terus meningkat setiap tahun.
"Banda Aceh dan Malaysia memiliki penerbang langsung setiap hari, dari Kuala Lumpur dan Penang. Karena itu, kami bertekad menggaet lebih banyak lagi turis asal Malaysia untuk datang menikmati potensi wisata Islami, kuliner dan wisata zikir di Bumi Serambi Mekkah," ujarnya kepada detikTravel, Minggu (6/1/2019).
Aminullah melihat promosi wisata Malaysia sangat masif dan gencar dilakukan. Karena itu Pemko Banda Aceh akan menggelar pameran wisata di Malaysia pada awal tahun 2019.
Jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Bali misalnya, Banda Aceh masih tertinggal jauh soal jumlah kunjungan wisatawan. Apalagi dengan Malaysia yang mencapai 14 juta wisatawan per tahunnya.
"Kami yakin dengan upaya semua pihak, dan promosi secara masif baik via medsos maupun media lainnya, target tersebut dapat tercapai. Terutama untuk menggelar pameran wisata di Kuala Lumpur awal tahun ini," jelasnya.
Menurutnya, target itu tidak muluk-muluk dan realistis mengingat begitu banyaknya potensi wisata Banda Aceh yang dapat dijual kepada dunia luar. Wisata sejarah, wisata budaya, wisata religi, wisata edukasi tsunami, wisata kuliner hingga wisata bahari adalah potensi yang akan dipromosikan.
"Oleh karenanya, kita semua harus optimistis dengan prospek pariwisata di kota ini. Kami mengajak kepada para pelaku jasa pariwisata dan segenap elemen kota untuk menyatukan misi dan saling bersinergi dengan pemerintah untuk memajukan sektor pariwisata Banda Aceh. Ini juga menjadi salah satu cara untuk mendongkrak perekonomian masyarakat," ajaknya.
Keliling Tangerang Gratis Naik Bus Wisata
Tur keliling Kota Tangerang gratis bisa lho. Ada Bus City Tour yang tersedia buat wisatawan.
Pernah berwisata dengan menggunakan bus bertingkat di Jakarta? Beberapa tahun terakhir, Jakarta menyediakan bus tingkat untuk berwisata berkeliling Jakarta. Kita bisa melihat kota Jakarta mulai dari gedung pencakar langit, Kota Tua hingga RPTRA Kalijodo dengan menggunakan bus tingkat.
Namun, tulisan ini, bukanlah untuk membahas soal bus tingkat di Jakarta ini. Itu cuma intro saja. Bagaimana dengan kota lain? Ada bus semacam ini? Ada sebenarnya. Tapi busnya tidak bertingkat.
Beberapa waktu lalu, saya dan rombongan dari 34 Provinsi di Indonesia yang sedang berkumpul di Tangerang, diajak untuk city tour atau berkeliling Tangerang. Tidak berkeliling sebenarnya, tapi lebih ke mendatangi tempat wisata di Kota Tangerang.
Nah, kami ini diajak berkeliling dengan bus wisata. Saya pikir ya bus standar wisata lah. Menghadap ke depan semua, ber-AC. Ya sudah memang begitu, tapi salah sangka! Itulah yang terjadi.
Ternyata kami diajak naik bus khusus City Tour Tangerang. Saya menyadarinya setelah naik. Bedanya bus ini adalah, terbagi dalam dua bagian. Bagian ber-AC seperti bus biasa, dan bagian yang sedikit terbuka.
Di bagian belakang bus, tidak ada jendela kaca. Hanya ada teralis dari besi saja. Jadi ya memang terbuka. Ini bagian uniknya. Pernah naik odong-odong yang berkeliling? Mirip-mirip gitu.
Tur menggunakan bus ini, kami kemudian diajak ke beberapa spot. Mulai dari taman Gajah Tunggal, Kampung Bekelir, Cisadane Fly Deck, Cisadane Walk hingga ke Kantor Pemkot Tangerang.
Yang menarik dengan tur bus ini adalah, kita diajak menyusuri Sungai Cisadane. Benar-benar melewati jalan sepanjang pinggir Cisadane. Walaupun nggak pinggir-pinggir amat. Di dalam bus ini, kami dipandu oleh duta wisata Tangerang. Mereka adalah Kang dan Nong. Kalau di Jakarta, Abang dan None.
Sepanjang perjalanan, kami diberikan penjelasan. Saya pun bertanya. Kalau hari biasa dan hari Minggu beroperasi jam berapa? Seorang gadis yang menjadi pemandu kami mengatakan, untuk hari biasa, bus ini beroperasi di petang hari dan hanya sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar