Rabu, 25 Maret 2020

Hotel di Paris Disulap Jadi Rumah Tunawisma Selama Corona

Hotel-hotel di Paris kosong setelah virus Coorna mewabah. Tak mau situasi itu lama terjadi, hotel ini memberikan tumpangan untuk tunawisma.
Di tengah pandemi Corona, Prancis mengunci diri (lockdown). Risikonya, banyak hotel yang kosong tanpa pelanggan.

Sebagaimana diwartakan Independent Online yang mengutip AFP, Menteri Perumahan Prancis Julien Denormandie berinisiatif untuk mengalihfungsikan hotel-hotel kosong itu. Denormandie mengatakan akan memesan kamar-kamar hotel untuk dijadikan tempat tinggal bagi gelandangan atau tunawisma.

Kebijakan itu dibuat agar tunawisma memiliki tempat berlindung yang aman dan nyaman selama mewabahnya Corona atau COVID-19 ini. Sebanyak 50 kamar di hotel CIS Paris Kellerman telah dipesan oleh pemerintah. Pemerintah juga berencana akan menambah jumlahnya sampai 170 kamar pada minggu ini.

Selain itu, grup hotel Accor juga menawarkan 500 kamar di Paris dan lainnya untuk dijadikan tempat tinggal bagi tunawisma. Kamar yang ditawarkan merupakan kamar dengan single bed yang dapat membantu meminimalisir kontak dan penyebaran Corona antar penghuninya.

Prancis sendiri telah di-lockdown sejak 17 Maret lalu. Masyarakat diimbau untuk tinggal di rumah selama 15 hari. Mereka hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli makanan, obat, dan bekerja di sektor layanan penting, dan olahraga singkat. Sementara itu seluruh aktivitas komersial yang tidak penting telah ditangguhkan.

Saat ini Prancis juga sedang menggodok kebijakan termasuk mendenda masyarakat yang melanggar aturan selama lockdown. Rencananya setiap yang tertangkap melanggar akan dikenakan denda sampai 3.700 Euro (hampir Rp 66 juta) dan penjara sampai 6 bulan.

"Dengan tinggal di rumah, Anda menyelamatkan hidup," kata Menteri Dalam Negeri Prancis, Christophe Castaner.

Hari Raya Nyepi Momen Umat Hindu Kembali ke Titik Nol

Hari Raya Nyepi menjadi momen umat Hindu kembali ke titik nol. Hari untuk membersihkan diri dari segala sifat buruk.
Sunyi, sepi, dan tenang. Bukan sebuah pesta ingar-bingar. Itulah gambaran perayaan Hari Raya Nyepi yang diperingati umat Hindu setiap setahun sekali. Tak peduli di mana merayakannya. Di Bali atau di luar Pulau Dewata itu.

Saat Nyepi, traveler yang menyambangi Bali bahkan otomatis tunduk. Penduduk satu pulau di timur Jawa itu hening. Ya, Pulau Dewata yang biasanya sibuk dengan ragam aktivitas, termasuk pariwisata, itu juga rehat sehari semalam. Ya, satu pulau berdiam.

Pemeluk agama Hindu di luar pulau Bali pun melakukan ritual yang serupa. Berdiam di rumah, tak terkoneksi dengan gaduhnya di luaran. Bahkan melalui telepon genggam.

Tapi, Hari Raya Nyepi bukan sekadar berdiam diri. Nyepi bukan hanya tidak beraktivitas.

***

Bila dilihat dari etimologinya, Nyepi berasal dari kata sepi yang mengandung arti hening. Saat Nyepi, umat Hindu akan belajar untuk mengendalikan diri dengan berpuasa, tidak bepergian, tidak bekerja, dan melakukan aktivitas hiburan yang dapat mencemari badan.

Hari Raya Nyepi tahun ini jatuh pada Rabu, 25 Maret 2020, yang menurut kalender Hindu merupakan tanggal 1 dari bulan ke-10 tahun Caka 1942. Nyepi menjadi momentum setiap umat Hindu untuk kembali ke titik nol yaitu membersihkan diri dan menjadi manusia yang lebih baik.

Kendati selama ini kita mengenal Nyepi diperingati dalam satu hari, namun perayaan Nyepi ini sebenarnya terdiri atas upacara-upacara yang membentuk sebuah rangkaian. Upacara-upacara itu adalah Upacara Melasti atau Mekiis, Upacara Pangrupukan atau Tawur Kesanga atau Tawur Agung, Hari Nyepi dan Ngambek Geni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar