Sickness bag atau kantong muntah diperuntukkan untuk penumpang pesawat yang kurang enak badan. Namun, penumpang misterius ini malah menulis surat cinta.
Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, selasa (8/1/2019), surat cinta di kantong muntah itu pertama kali ditemukan oleh petugas kebersihan di belakang kursi pesawat maskapai AS yang tidak diketahui namanya akhir tahun lalu seperti diberitakan media Fox News.
Ditulis dalam bahasa Inggris, surat itu menceritakan akan kisah seorang penumpang bernama Andrea (21) yang berencana untuk menembak teman sekaligus pujaan hatinya di Ronald Reagan Washington National Airport.
Dikisahkan lebih lanjut, Andrea nekat membeli tiket pesawat dari Miami ke Washington DC pada pukul 4 pagi sehari sebelumnya. Namun, ada konflik di dalamnya.
"Aku akan pergi ke Australia untuk melanjutkan kuliah selama satu semester dalam 4 hari ke depan, dan aku tak akan melihatnya lagi dalam 5 bulan ke depan. Jadi ini merupakan satu-satunya kesempatan yang saya miliki," ujar Andrea dalam suratnya.
Ia pun mengaku, kalau tindakannya cukup kurang kerjaan. namun, ia mengatakan agar siapa pun yang menemukan suratnya dapat melakukan hal gila sepertinya.
"Lakukan hal gila seperti yang aku lakukan hari ini. semoga beruntung, di mana pun anda berada," ujar Andrea.
Tak hanya menemukan dan membaca surat cinta tersebut, sang penemu juga mengunggah fotonya ke situs Reddit. Melihat unggahan tersebut, tak sedikit warganet yang malah penasaran akan identitas dan kelanjutan dari kisah cinta Andrea.
"Sekarang saya penasaran, apakah ia (Andrea - red) berhasil mengungkapkan cintanya," tulis salah satu warganet.
Malah, ada yang sampai membuat tagar dengan nada #findandrea2019. Ya, selamat berjuang para pejuang cinta!
Hipotermia Paling Parah: Kepanasan dan Buka Baju
Hipotermia terjadi karena kondisi suhu yang dingin. Paling parah, bagi yang terkena akan merasa kepanasan, buka baju dan meninggal dunia.
Bagi kamu yang pernah menonton film 'Everest' yang tayang tahun 2015, pasti ingat salah satu scene yang bikin deg-degan. Di tengah badai salju di trek pendakian ke Puncak Everest, salah seorang pendakinya merasakan kepanasan hingga akhirnya buka baju. Tak lama, dia berjalan dan terjatuh hingga meninggal dunia.
Rupanya, kondisi seperti itu akibat dari hipotermia. Hal itu dijelaskan oleh Tjahjadi Nurtantio, guide pendakian gunung dari DAKS Die Welt der Berge (German Alpine and Climbing School), operator wisata minat khusus dari Jerman.
"Kalau kepanasan, nyatanya itu bukanlah kepanasan. Itu merupakan percobaan terakhir dari tubuh untuk survive dengan cara jantung memompa darah dengan cepat dan rasanya panas," kata Tjahjadi kepada detikTravel, Selasa (8/1/2019).
Menurut Tjahjadi yang sudah menjadi guide pendakian ke Kilimanjaro, Annapurna dan gunung-gunung lainnya di dunia, hipotermia paling parah adalah saat badan merasa kepanasan dan buka baju. Itu merupakan tanda-tanda tubuh untuk berjuang paling terakhir.
"Saat itu, organ lain seperti otak sudah tidak berfungsi. Sudah tidak bisa berpikir logis, sehingga membuka jaket dan sarung tangan dalam kondisi yang dingin. Itu akibat hipotermia dan sudah di fase akhir, setelah itu meninggal dunia," ujar Tjahjadi yang juga co-founder CSVakansi, operator wisata minat khusus di Indonesia.
Oleh sebab itu, perencanaan dan persiapan pendakian gunung harus diperhatikan semaksimal mungkin. Dalam perencanaan, harus diperhatikan soal ramalan cuaca, trek pendakian gunung dan lainnya. Sedangkan dalam persiapan, alat-alat pendakian gunung dan perlengkapan lainnnya harus disediakan dan kalau perlu membawa cadangan atau tambahannya.
"Harus selalu menganalisa risiko, jadi kita tahu risiko pendakian gunungnya sebesar apa," tutupnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar