Jumat, 13 Maret 2020

Virus Corona Ubah Interaksi Agama di Dunia

 Ada yang berbeda sejak wabah virus Corona. Interaksi antar sesama dan Tuhan juga mulai berubah.

Virus Corona merenggut ribuan nyawa. Kebersihan dan menjaga interaksi menjadi fokus utama dalam melawan penyebaran virus Corona.

Tadinya gemar bersalaman dan berpelukan, kini salam dibuat tanpa ada sentuhan. Begitu pula dengan tata cara ibadah.

Dikutip detikcom dari BBC, kehidupan beragama umat manusia juga ikut terpengaruh dengan adanya wabah virus Corona.

Islam

Umat islam sedunia amat terpukul dengan kebijakan pemerintah Arab Saudi dalam mencegah penyebaran virus Corona. Mereka menutup Mekah dan Madinah untuk dikunjungi.

Langkah terus berlanjut hingga penyetopan sementara kegiatan umroh. Ada yang sudah berangkat, kemudian dipulangkan karena kebijakan ini.

Arab Saudi kemudia membuka kembali Masjidil Haram untuk para peziarah. Tapi larangan mengunjungi Mekah dan Madinah masih diberlakukan.

Banyak yang khawatir jika wabah virus ini masih akan berlanjut hingga Ramadan atau musim haji. Tak ingin memperkeruh suasana, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan larangan kunjungan hanya bersifat sementara.

Beberapa umat muslim di seluruh dunia mulai melakukan perubahan dalam perilaku sehari-hari. Mohammed Allie dari BBC Afrika mengatakan bahwa umat di masjidnya disarankan untuk tidak berjabat tangan atau berpelukan seusai ibadah.

"Orang-orang masih berjabat tangan seusai salat, bukan karena mengabaikan pesan, tetapi karena sudah jadi refleks," ujar Allie.

Jabat tangan mulai diganti, Allie mengatakan beberapa orang sudah mulai bersalaman dengan saling menyentuh kaki. Allie sendiri kini menggunakan siku tangan untuk bersalaman.

Selain itu, umat juga disarankan untuk membawa sajadah sendiri saat salat Jumat berikutnya. Kebijakan ini juga sudah dilakukan oleh jamaah di Singapura.


Hindu

Siapa yang tak kenal dengan Festival Holi di India. Festival ini menjadi kegiatan yang paling ditunggu oleh umat hindu.

Festival Holi harusnya penuh dengan tawa dan kegembiraan. Festival warna ini memperingatkan umat hindu akan kemenangan kebaikan atas kejahatan.

Namun karena adanya virus Corona, Perdana Menteri India, Narendra Modi, menghimbau umat hindu untuk menghindari pertemuan yang ramai dan besar. Ia sendiri bahkan tak ambil bagian dalam perayaan tersebut.

Meski demikian, masih banyak umat hindu yang turun ke jalan untuk merayakan Holi. Masker tetap terpasang di wajah demi pencegahan penyebaran virus Corona.

Mereka yang tidak ikut dalam perayaan holi hanya tinggal di rumah dan bertukar salam lewat telepon. Dalam situasi seperti ini, keamanan diri memang jadi prioritas.


Kristen/Katolik

Vatikan terlihat berbeda. Agenda mingguan Paus untuk menyampaikan berkat tradisional di teras jendela Vatikan tak terlihat.

Berkat minggu digantikan melalui media internet. Langkah ini dilakukan dalam upaya mengurangi keramaian di Vatikan.

Misa di Gereja-gereja Katolik dari Ghana hingga Amerika Serikat dan Eropa juga berubah. Hal ini dilakukan guna pencegahan epidemi.

Saat sakramen, roti hosti diletakkan di tangan, bukan di lidah umat. Pemberian anggur di piala komunal juga dihentikan.

Selesai ibadah, jabat tangan yang biasanya dilakukan mulai dilarang. Sebagai gantinya, para jemaat diminta untuk mendoakan orang yang duduk di sebelah mereka.

Gereja-gereja di seluruh dunia terus mencari cara terbaik untuk membantu menghentikan penyebaran virus Corona sesuai pedoman pemerintah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar