Sabtu, 02 Mei 2020

WHO Tegaskan Virus Corona Tak Menular Lewat Airborne

Virus corona COVID-19 dikabarkan berpotensi menular lewat airborne atau di udara. Namun hal ini dibantah tegas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam akun Instagram resmi @who, tertulis di keterangan postingan terbaru mereka bahwa faktanya virus corona COVID-19 tidak menular melalui airborne. WHO kembali menegaskan virus corona COVID-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

"Kamu bisa saja tertular saat terkena droplet (dari yang terinfeksi COVID-19) dan bisa juga tertular saat menyentuh permukaan yang terkena 'droplet' lalu secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).

WHO juga menambahkan, agar menjaga diri tetap aman adalah dengan cara menjaga jarak minimal 1 meter dari seseorang yang terinfeksi virus corona COVID-19. Selain itu pastikan untuk rutin mendisinfeksi permukaan-permukaan benda yang sering kamu sentuh.

"Rajin cuci tangan dan hindari menyentuh area mata, hidung, dan telinga," lanjut postingan tersebut.

Dokter Paru Sebut Bilik Disinfektan Tak Membunuh Corona, Malah Bikin Batuk

 Bilik atau chamber disinfektan saat ini semakin mudah ditemukan di tempat umum seperti area perkantoran hingga pintu-pintu masuk perumahan. Ini bertujuan untuk membunuh virus yang mungkin menempel pada tubuh.
Namun, menurut dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, keberadaan bilik disinfektan itu tidak memberikan manfaat apa-apa. Menurutnya, bilik ini tidak efektif untuk membunuh virus yang ada di tubuh, apalagi di paru-paru.

"Tidak. Nggak ada (fungsinya)," tegasnya saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).

Menurut dr Frans, terlalu sering menggunakan bilik ini bisa menimbulkan iritasi, batuk dan sesak. Ini karena bahan kimia yang terkandung di dalam cairan disinfektan tersebut.

"Bisa saja. Bahan kimia bisa mengiritasi kulit jadi kemerahan, gatal dan mungkin terkelupas," ujar dr Frans.

"Ke paru-paru juga mengakibatkan batuk dan sesak," imbuhnya.

dr Frans mengatakan, iritasi ini bisa muncul setelah beberapa hari pemakaian bilik disinfektan itu. Bahkan, dalam pemakaian jangka panjang, iritasi kronis juga bisa muncul hanya dalam waktu beberapa menit saja.

Cara paling efektif untuk menangkal virus corona COVID-19 sejauh ini adalah dengan saling menjaga jarak atau physical distancing dan sering-sering cuci tangan pakai sabun.

Perawat Pasien Corona Dapat 'Surat Ancaman' dari Tetangganya

Virus corona COVID-19 saat ini membuat khawatir masyarakat di seluruh dunia. Tak hanya ketakutan terhadap virus dan pasien positifnya, para petugas medis yang berjuang merawat mereka pun juga ditakuti.
Banyak orang mengira petugas medis itu juga bisa saja membawa virus corona dan menularkannya. Hal ini yang dirasakan seorang perawat bernama Sophie Rainoldi, yang tinggal di Toulouse, Occitanie Selatan, Perancis.

Ia sampai dikirimkan surat oleh tetangganya yang meminta Sophie untuk tidak memarkirkan mobilnya di samping mobil tetangga lainnya. Para tetangganya menganggap, perawat seperti Sophie bisa saja membawa virus corona bersamanya.

"Anda seorang perawat, sehingga lebih mungkin terinfeksi virus. Jadi tolong jangan parkir mobil Anda di dekat mobil lainnya. Dan tolong bawa anjing peliharaan Anda jauh-jauh dari sini," tulis surat tersebut.

Dikutip dari Daily Star, Sophie juga diminta untuk pindah dari rumahnya saat ini. Bahkan, surat sejenis itu semakin banyak diterimanya di kotak surat hingga di depan kaca mobilnya.

"Aku bukan teroris, aku itu pekerja kesehatan! Saya sudah menerapkan aturan kebersihan yang sesuai," tegas Sophie.

"Saya juga meninggalkan atribut pelindung virus saya di tempat kerja. Sebelum pulang pun, saya mencuci tangan bahkan mandi untuk membersihkan tubuh saya," lanjutnya.

Selain Sophie, perawat di Prancis lainnya juga menerima perlakuan yang sama. Mereka sampai membuat grup WhatsApp untuk membagikan surat-surat baru yang dikirim kepada mereka, dan saling mendukung satu sama lain.

3 Fakta Semprotan Disinfektan yang Tak Boleh Langsung Kena Tubuh

Belakangan ini, bilik disinfektan makin banyak dijumpai di tempat-tempat umum. Penyemprotan disinfektan langsung pada tubuh banyak ditemukan di lokasi umum, bahkan sebelum seseorang memasuki gedung. Padahal, menyemprot cairan disinfektan yang mengandung kadar alkohol cukup tinggi akan berdampak pada kesehatan.
Praktisi Kesehatan dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam, menyebut ada beberapa kesalahan persepsi soal penyemprotan cairan disinfektan. Ia menegaskan bahwa menyemprotkan langsung disinfektan ke tubuh bisa menimbulkan berbagai risiko dan tidak bisa digunakan untuk mencegah paparan virus corona.

Disebutkan oleh dr Ari, disinfektan bisa sangat berbahaya jika langsung disemprotkan pada tubuh. WHO Indonesia juga menyebut hal itu tak semestinya dilakukan karena menyemprotkan bahan-bahan kimia disinfektan langsung ke tubuh manusia bisa membahayakan jika terkena pakaian dan selaput lendir seperti mata dan mulut.

Selain itu, dr Ari memaparkan beberapa fakta semprot disinfektan ke tubuh, di antaranya:

1. Tidak efektif cegah virus corona
Anggapan bahwa menyemprot disinfektan langsung ke tubuh untuk mencegah virus corona adalah salah. Penggunaan bilik sterilisasi dengan lampu ultraviolet juga tidak boleh digunakan karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit.

"Menyemprotkan alkohol atau klorin tidak akan menghilangkan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh. Penyemprotan alkohol juga berbahaya untuk mukosa mulut, hidung, dan mata jadi sebaiknya bahan ini digunakan untuk membersikhan permukaan peralatan rumah tangga atau kantor," kata dr Ari.

Senada dengan hal tersebut, dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, keberadaan bilik disinfektan tidak memberikan manfaat apa-apa. Menurutnya, bilik ini tidak efektif untuk membunuh virus yang ada di tubuh, apalagi di paru-paru.

"Tidak. Nggak ada (fungsinya)," tegasnya saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).

2. Cairan disinfektan berbahaya ketika terhirup
Secara umum, salah satu cara mencegah infeksi virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Disebutkan dr Ari, sudah terbukti bahwa cuci tangan dengan sabun bisa mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan akut dan infeksi saluran cerna.

"Jadi sekali lagi, dengan melihat bagaimana virus ini menular, maka sebenarnya mengunakan disinfektan secara langsung tidak dibutuhkan bahkan jika terhirup oleh kita atau terkena mata akan menimbulkan masalah kesehatan akut maupun jangka panjang," sebut dr Ari.

3. Cairan disinfektan digunakan hanya untuk membersihkan lingkungan
Rekomendasi yang diberikan WHO adalah penyemprotan disinfektan dilakukan untuk membersihkan lingkungan, bukan untuk disemprotkan langsung pada tubuh.

"Selain itu penyemprotan disinfektan terlalu sering juga bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan harus dihindari," tambah dr Ari.

WHO Tegaskan Virus Corona Tak Menular Lewat Airborne

Virus corona COVID-19 dikabarkan berpotensi menular lewat airborne atau di udara. Namun hal ini dibantah tegas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam akun Instagram resmi @who, tertulis di keterangan postingan terbaru mereka bahwa faktanya virus corona COVID-19 tidak menular melalui airborne. WHO kembali menegaskan virus corona COVID-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.

"Kamu bisa saja tertular saat terkena droplet (dari yang terinfeksi COVID-19) dan bisa juga tertular saat menyentuh permukaan yang terkena 'droplet' lalu secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).

WHO juga menambahkan, agar menjaga diri tetap aman adalah dengan cara menjaga jarak minimal 1 meter dari seseorang yang terinfeksi virus corona COVID-19. Selain itu pastikan untuk rutin mendisinfeksi permukaan-permukaan benda yang sering kamu sentuh.

"Rajin cuci tangan dan hindari menyentuh area mata, hidung, dan telinga," lanjut postingan tersebut.