Belakangan ini, bilik disinfektan makin banyak dijumpai di tempat-tempat umum. Penyemprotan disinfektan langsung pada tubuh banyak ditemukan di lokasi umum, bahkan sebelum seseorang memasuki gedung. Padahal, menyemprot cairan disinfektan yang mengandung kadar alkohol cukup tinggi akan berdampak pada kesehatan.
Praktisi Kesehatan dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dr Ari Fahrial Syam, menyebut ada beberapa kesalahan persepsi soal penyemprotan cairan disinfektan. Ia menegaskan bahwa menyemprotkan langsung disinfektan ke tubuh bisa menimbulkan berbagai risiko dan tidak bisa digunakan untuk mencegah paparan virus corona.
Disebutkan oleh dr Ari, disinfektan bisa sangat berbahaya jika langsung disemprotkan pada tubuh. WHO Indonesia juga menyebut hal itu tak semestinya dilakukan karena menyemprotkan bahan-bahan kimia disinfektan langsung ke tubuh manusia bisa membahayakan jika terkena pakaian dan selaput lendir seperti mata dan mulut.
Selain itu, dr Ari memaparkan beberapa fakta semprot disinfektan ke tubuh, di antaranya:
1. Tidak efektif cegah virus corona
Anggapan bahwa menyemprot disinfektan langsung ke tubuh untuk mencegah virus corona adalah salah. Penggunaan bilik sterilisasi dengan lampu ultraviolet juga tidak boleh digunakan karena bisa menyebabkan iritasi pada kulit.
"Menyemprotkan alkohol atau klorin tidak akan menghilangkan virus yang sudah masuk ke dalam tubuh. Penyemprotan alkohol juga berbahaya untuk mukosa mulut, hidung, dan mata jadi sebaiknya bahan ini digunakan untuk membersikhan permukaan peralatan rumah tangga atau kantor," kata dr Ari.
Senada dengan hal tersebut, dokter paru dari Omni Hospitals Pulomas dr Frans Abednego Barus, SpP, keberadaan bilik disinfektan tidak memberikan manfaat apa-apa. Menurutnya, bilik ini tidak efektif untuk membunuh virus yang ada di tubuh, apalagi di paru-paru.
"Tidak. Nggak ada (fungsinya)," tegasnya saat dihubungi detikcom, Senin (30/3/2020).
2. Cairan disinfektan berbahaya ketika terhirup
Secara umum, salah satu cara mencegah infeksi virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun di air mengalir. Disebutkan dr Ari, sudah terbukti bahwa cuci tangan dengan sabun bisa mencegah terjadinya infeksi saluran pernapasan akut dan infeksi saluran cerna.
"Jadi sekali lagi, dengan melihat bagaimana virus ini menular, maka sebenarnya mengunakan disinfektan secara langsung tidak dibutuhkan bahkan jika terhirup oleh kita atau terkena mata akan menimbulkan masalah kesehatan akut maupun jangka panjang," sebut dr Ari.
3. Cairan disinfektan digunakan hanya untuk membersihkan lingkungan
Rekomendasi yang diberikan WHO adalah penyemprotan disinfektan dilakukan untuk membersihkan lingkungan, bukan untuk disemprotkan langsung pada tubuh.
"Selain itu penyemprotan disinfektan terlalu sering juga bisa menyebabkan pencemaran lingkungan dan harus dihindari," tambah dr Ari.
WHO Tegaskan Virus Corona Tak Menular Lewat Airborne
Virus corona COVID-19 dikabarkan berpotensi menular lewat airborne atau di udara. Namun hal ini dibantah tegas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam akun Instagram resmi @who, tertulis di keterangan postingan terbaru mereka bahwa faktanya virus corona COVID-19 tidak menular melalui airborne. WHO kembali menegaskan virus corona COVID-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara.
"Kamu bisa saja tertular saat terkena droplet (dari yang terinfeksi COVID-19) dan bisa juga tertular saat menyentuh permukaan yang terkena 'droplet' lalu secara tak sadar menyentuh mata, hidung, dan mulut sebelum mencuci tangan," kata WHO, dikutip dari Instagramnya pada Senin (30/3/2020).
WHO juga menambahkan, agar menjaga diri tetap aman adalah dengan cara menjaga jarak minimal 1 meter dari seseorang yang terinfeksi virus corona COVID-19. Selain itu pastikan untuk rutin mendisinfeksi permukaan-permukaan benda yang sering kamu sentuh.
"Rajin cuci tangan dan hindari menyentuh area mata, hidung, dan telinga," lanjut postingan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar