Selasa, 26 Mei 2020

Corona Mewabah, Diperkirakan RI Sudah Mengalami Community Transmission

Kasus infeksi virus corona baru atau COVID-19 semakin bertambah setiap harinya. Bahkan pemerintah telah memperkirakan bakal terjadi peningkatan kasus secara signifikan dalam beberapa hari ke depan.
Tak sedikit pula yang yang beranggapan bahwa kasus yang tak terdeteksi lebih banyak di masyarakat, karena pola penularan di Indonesia saat ini sudah dalam tahap community transmission.

"Community transmission sudah pasti, karena sudah ada kasus yang tertularnya tidak diketahui sumber penularannya. Jadi memang orang yang ada keluhan demam, batuk, dan pilek, walau tidak ada riwayat kontak bisa saja dia terinfeksi covid," kata Nurul Nadia, konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI).

Community transmission, diartikan oleh Nurul jika model penyebaran virus bisa dari mana saja, walaupun tidak ada riwayat ke luar negeri atau kontak dengan pasien positif. Terlebih banyak pasien COVID-19 yang hanya menunjukkan gejala minimal.

"Di Jakarta memang sekarang (pola penyebaran) sudah community transmission," katanya kemudian.

Social distancing kini menjadi cara yang disarankan untuk menekan penularan virus corona di masyarakat. Saling jaga jarak dan menghindari keramaian menjadi salah satu cara untuk melakukan social distancing.

Untuk memperkirakan seberapa luas jangkauan community transmission dan jumlah kasus yang tersebar, pemerintah diharapkan melakukan skrining masif. Artinya pemeriksaan tidak hanya dilakukan oleh Balitbangkes tetapi juga melibatkan laboratorium lain untuk melakukan survei.

"Yang kita tahu bahwa covid sudah menyebar luas di masyarakat. Sudah community transmission bukan lagi local transmission dan untuk mendapatkan data survailans pemerintah harus melakukan massive screening dengan mengaktifkan lab di luar Balitbangkes," pungkasnya.

Seruan Para Dokter RI untuk Jokowi: Lakukan Screening Masif Corona!

 Kasus virus corona COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Data terakhir pada Selasa (17/3/2020) menyebut ada 172 kasus yang terkonfirmasi dengan 9 di antaranya sembuh dan 5 meninggal dunia.
Para ahli curiga angka kasus virus corona sebenarnya bisa saja lebih dari yang diumumkan namun tak ketahuan karena sedikitnya jumlah tes yang dilakukan. Saat ini tes corona diketahui hanya bisa dilakukan terhadap pasien dengan kriteria tertentu atas rekomendasi dokter.

"Kita tahu di beberapa hari terakhir terjadi semacam kepanikan. Masyarakat semuanya ingin datang memeriksakan diri," kata jubir pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto lewat siaran langsung akun YouTube BNPB Indonesia, Jakarta Timur, Selasa (17/3/2020).

"Saat ini alhamdulillah semua bisa lebih tertata karena mereka mengerti bahwa pemeriksaan swab, pemeriksaan COVID-19 ini harus ada indikasinya dan atas permintaan dokter. Tidak kemudian masing-masing merasa perlu untuk minta sendiri-sendiri," imbuhnya.

Fenomena ini tampaknya membuat para tenaga kesehatan bersatu dan mengeluarkan suara. Dalam sebuah pertemuan, berbagai asosiasi profesi medis merumuskan tujuh rekomendasi penanganan virus corona untuk pemerintah.

Salah satu poin yang dibahas adalah perlunya melakukan screening secara masif, tidak hanya pada yang masuk kriteria pasien dalam pengawasan (PDP). Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, menjelaskan seharusnya screening juga dilakukan pada seluruh populasi.

"Perlu screening epidemiologi dan UI mengusulkan untuk melakukan itu angka positif corona pada populasi, ODP, dan PDP," kata dr Ari, yang turut merumuskan rekomendasi.

Berikut detail 7 rekomendasi dari para tenaga kesehatan Indonesia untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi):

Memperkuat koordinasi dan komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.
Memastikan akses informasi dan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
Memastikan tersedianya dukungan teknis pelaksanaan penanganan COVID-19.
Memastikan tersedianya layanan kesehatan yang optimal dan aman.
Memastikan pengendalian kasus COVID-19 melalui screening masif, pembatasan sosial, dan karantina diri.
Pembatasan sosial berupa lockdown dengan modifikasi atau aturan yang diperjelas dan tegas di daerah prioritas seperti di DKI Jakarta saat ini.
Memastikan upaya mitigasi dampak dan penggunaan teknologi dalam penanganan COVID-19.
http://kamumovie28.com/i-am-virgo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar