Jumat, 22 Mei 2020

Sederet Catatan untuk Klorokuin, 'Obat Corona' Kontroversial Pilihan Jokowi

 Presiden Joko Widodo menjatuhkan pilihannya pada Avigan dan Klorokuin sebagai obat untuk membantu kesembuhan virus corona COVID-19. Klorokuin selama ini dikenal sebagai obat malaria dan di beberapa negara terbukti efektif untuk COVID-19 meski sempat dilabeli sebagai 'disinformasi' oleh Kominfo.
"Ya pertama antivirus sampai sekarang belum ditemukan, tapi ada beberapa obat yang dicoba di 1, 2, 3 negara yang memberi kesembuhan," klaim Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/3/2020).

Sebelumnya, sejumlah pakar memberikan catatan terkait efektivitas klorokuin atau chloroquine phosphate. Sebagian besar menekankan belum adanya bukti ilmiah yang cukup untuk obat yang juga dipakai untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis.

"Belum ada bukti yang cukup kuat untuk menjadi obat pilihan," kata Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban, dalam sebuah diskusi baru-baru ini.

Pendapat senada juga disampaikan Ketua Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, Dr Aty Widyawaruyanti, MSi, Apt. Menurut informasi yang ia dapat, aktivtas terhadap COVID-19 masih berupa penelitian awal.

"Belum terbukti bahwa klorokuin bisa dijadikan obat antivirus covid-19," kata Aty, yang juga menyebut bahwa klorokuin saat ini sudah tidak dipakai lagi untuk mengobati malaria karena sudah terjadi resistensi.

Situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bahkan sempat memasukkan klaim obat malaria bisa mengobati COVID-19 dalam daftar hoax untuk kategori disinformasi. Pernyataan seorang pejabat organisasi kesehatan dunia WHO menjadi dasar untuk membantah klaim tersebut.

"Janet Diaz, Kepala Perawatan Klinis dalam Program Emergensi WHO saat konferensi persnya pada tanggal 20 Februari 2020 mengatakan bahwa belum ada bukti tentang klorokuin dapat mengobati Covid-19 dan ia menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada vaksin atau obat antivirus yang spesifik untuk mencegah atau mengobati Covid-19," tulis Kominfo, saat itu.

Belakangan, Kominfo meralat informasi tersebut dan telah mencabut stempel 'Disinformasi'. Klarifikasi ini didasarkan pada informasi terbaru pada 16 Maret 2020 yang menyatakan bahwa klorokuin direkomendasikan untuk menjadi bagian dalam proses penyembuhan COVID-19 dan telah melewati uji klinis terhadap 100 pasien di 10 rumah sakit di China.

The US Food and Drug Administration (FDA) saat ini juga tengah menginvestigasi penggunaan klorokuin untuk mengobati COVID-19. Presiden AS Donald Trump bahkan mengklaim klorokuin dan turunannya hidroksiklorokuin (hydroxychloroquine) telah disetujui FDA sebagai obat COVID-19.

Banyak yang Tak Standar, FKUI Tak Sarankan Bikin Hand Sanitizer Sendiri

Di tengah langka dan mahalnya hand sanitizer, banyak orang yang memilih untuk meraciknya sendiri. Biasanya, kebanyakan dari mereka mendapatkan informasi terkait bahan-bahannya dari media sosial, terutama YouTube.
Hand sanitizer DIY (Do It Yourself) rata-rata dibuat dengan komposisi alkohol 70 persen. Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan tidak bisa sembarangan dalam membuat hand sanitizer.

"Saya sampaikan, bahwa ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Ada komposisinya, ada hitungannya, nanti malah berisiko," jelasnya saat melakukan konferensi pers daring FKUI Peduli Covid-19 pada Jumat (20/3/2020).

Prof Ari mengingatkan kepada masyarakat, untuk tidak sembarangan mencoba membuat hand sanitizer, jika tidak memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut. Dampaknya bisa berbahaya dan berisiko.

"Jadi, saya tidak menganjurkan masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah kimia ini mencoba buat (hand sanitizer) sendiri," tegasnya.

Prof Ari juga menghimbau dan mengajak institusi pendidikan yang memiliki laboratorium kimia dan farmasi untuk ikut andil, dalam membuat hand sanitizer ini. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar bisa mengerti bagaimana membuat hand sanitizer sendiri dengan takaran dan bahan yang aman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar