Selasa, 26 Mei 2020

WHO Pertimbangkan Risiko Penularan Virus Corona Secara Airborne

Virus disebut airborne ketika bisa dengan mudah menyebar di udara dan menginfeksi orang-orang. Terkait hal tersebut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tengah mempertimbangkan risiko virus corona COVID-19 bisa jadi airborne di situasi tertentu.
Virus corona hingga saat ini secara resmi disebut menular lewat droplet (percikan liur) penderita. Namun demikian menurut kepala unit penyakit zoonosis WHO, Dr Maria Van Kerkhove, ada kemungkinan virus juga bisa jadi airborne.

"Ketika Anda melakukan prosedur yang bisa menghasilkan aerosol seperti di fasilitas kesehatan, ada kemungkinan terjadi apa yang kami sebut proses berubahnya partikel menjadi aerosol. Artinya virus jadi lebih lama bertahan di udara," kata Dr Maria seperti dikutip dari CNBC, Selasa (17/3/2020).

"Jadi sangat penting bagi para tenaga kesehatan mengambil langkah pencegahan ekstra saat menangani pasien dan melakukan prosedur-prosedur ini," lanjutnya.

Menurut beberapa ahli, berapa lama virus corona bisa bertahan di udara tergantung dari kondisi suhu dan kelembapan.

Lonjakan Kasus Corona RI Sudah Banyak Diprediksi, Bagaimana Perhitungannya?

 Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, memperkirakan bakal ada peningkatan kasus virus corona COVID-19 secara signifikan. Hal ini rupanya sudah banyak diprediksi.
Di media sosial, sebuah proyeksi tentang hal itu sempat viral belakangan ini. Dikatakan, saat ini jumlah orang yang sesungguhnya sudah terinfeksi diklaim mencapai 3.000 kasus.

"Surprisingly, angka yang gw dapet adalah walaupun officially pemerintah bilang baru 134 orang yang terdeteksi kena virus ini, jumlah total infeksi nya menurut estimasi model itu sudah lebih dari 3000 orang!" tulis seorang netizen di akun Twitter @arri*han*.

Dalam utas tersebut, ia juga menuliskan bahwa dalam 10 hari jika tidak dilakukan usaha pendeteksian maka estimasi yang terinfeksi bisa mencapai 10 ribu jiwa.


Arridhana Ciptadi
@arridhana
Gw semalem coba modeling untuk estimasi berapa jumlah orang yang sudah terinfeksi (ga cuma terdeteksi) COVID-19 di Indonesia. Ini hasilnya: http://www.covid19-id.org/ 

5.998
22.58 - 16 Mar 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
3.442 orang memperbincangkan tentang ini

Nurul Nadia, konsultan kesehatan masyarakat dari Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI), mengatakan memang ada banyak cara untuk memperkirakan berapa kasus COVID-19 yang menyebar di Indonesia. Hanya saja, hingga kini data masih sangat sedikit sehingga permodelan tersebut juga punya kekurangan.

"Kuncinya harus ada datanya dulu yang cukup. Nah saat ini data kita masih sangat kurang jadi modelingnya pun sangat kasar dan memiliki kelemahannya masing-masing," katanya kepada detikcom, Selasa (17/3/2020).

Saat ini, yang pasti, Nurul menyebut penularan virus corona sudah berada di level community transmission. Artinya pemerintah harus menegakkan tes atau diagnosa yang cepat untuk menemukan kasus-kasus virus corona dengan gejala minimal.

"Memperkirakan seberapa luas community transmission dan berapa kasus yang tersebar memang harus dilakukan skrining masif. Mengambil data dengan survey dan sampling berapa banyak masyarakat yang ternyata punya gejala COVID-19 dan berapa di antara mereka yang memiliki gejala ringan dan (positif) COVID-19," jelasnya.

"Bisa dilakukan dan menjadi perkiraan proyeksi jumlah COVID-19 di masyarakat saat ini," pungkasnya.
http://kamumovie28.com/sexy-soccer/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar