Siapa yang tak suka telur? Harganya yang murah meriah dan bergizi tinggi membuat telur menjadi pilihan yang cocok untuk dijadikan menu sarapan setiap pagi.
Tak hanya itu, berbagai nutrisi seperti mineral dan vitamin yang terkandung dalam telur pun sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Berikut ini adalah 4 alasan mengapa kamu harus mengonsumsi telur setiap pagi, seperti dikutip dari Times of India.
1. Sumber protein
Seperti yang kita tahu telur merupakan sumber protein yang baik untuk tubuh. Satu butir telur bisa mengandung protein sebanyak 6 gram, yang merupakan 11-14 persen dari asupan harian yang telah disarankan oleh ahli gizi.
2. Meningkatkan energi
Kandungan protein tinggi pada telur bisa menjadi sumber energi yang cocok bagi tubuh.
Berbeda dengan karbohidrat, protein justru perlu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bisa dicerna. Sehingga persediaan energi pun akan bertahan lebih lama di dalam tubuh.
3. Kenyang lebih lama
Sebuah penelitian mengatakan mengonsumsi telur di pagi hari bisa membuatmu merasa kenyang lebih lama. Tentu ini baik bagi kamu yang sedang menjalani diet, karena pola makanmu akan menjadi lebih teratur dan tidak sembarangan.
4. Mempercepat metabolisme
Faktanya kandungan asam amino esensial pada telur juga berperan penting dalam mempercepat metabolisme. Selain itu, protein dalam telur juga bisa membantu meningkatkan metabolisme tubuh.
Waspadai Diare, Hampir 50 Persen Pasien Corona Keluhkan Sakit Perut
Infeksi virus corona COVID-19 selama ini banyak dikaitkan dengan gejala khas demam, batuk, dan sesak napas. Penelitian terbaru mengungkap, diare juga banyak dikeluhkan pasien corona.
Penelitian terhadap 204 pasien di Wuhan, ground zero wabah COVID-19 yang memicu pandemi saat ini, menemukan bahwa 99 pasien atau 48,5 persen masuk rumah sakit dengan masalah pencernaan. Sebelumnya mereka tidak punya riwayat sakit perut.
Keluhan yang banyak dilaporkan adalah sebagai berikut:
Hilangnya nafsu makan 83 persen
Diare 29 persen
Muntah 0,8 persen
Nyeri lambung 0,4 persen.
Sebagian besar di antaranya disertai masalah pernapasan seperti batuk kering dan susah bernapas. Namun 7 pasien dilaporkan hanya mengeluh sakit perut.
Riset ini juga mengungkap, pasien COVID-19 dengan masalah pencernaan cenderung lebih lama mencari pertolongan ke rumah sakit. Dikutip dari CBSnews, butuh rata-rata 9 hari untuk datang ke rumah sakit, dibandingkan hanya 7,3 hari pada pasien yang mengeluhkan masalah pernapasan.
Sederet Catatan untuk Klorokuin, 'Obat Corona' Kontroversial Pilihan Jokowi
Presiden Joko Widodo menjatuhkan pilihannya pada Avigan dan Klorokuin sebagai obat untuk membantu kesembuhan virus corona COVID-19. Klorokuin selama ini dikenal sebagai obat malaria dan di beberapa negara terbukti efektif untuk COVID-19 meski sempat dilabeli sebagai 'disinformasi' oleh Kominfo.
"Ya pertama antivirus sampai sekarang belum ditemukan, tapi ada beberapa obat yang dicoba di 1, 2, 3 negara yang memberi kesembuhan," klaim Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Jumat (20/3/2020).
Sebelumnya, sejumlah pakar memberikan catatan terkait efektivitas klorokuin atau chloroquine phosphate. Sebagian besar menekankan belum adanya bukti ilmiah yang cukup untuk obat yang juga dipakai untuk mengobati lupus dan rheumatoid arthritis.
"Belum ada bukti yang cukup kuat untuk menjadi obat pilihan," kata Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Prof Zubairi Djoerban, dalam sebuah diskusi baru-baru ini.
Pendapat senada juga disampaikan Ketua Departemen Farmakognosi dan Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, Dr Aty Widyawaruyanti, MSi, Apt. Menurut informasi yang ia dapat, aktivtas terhadap COVID-19 masih berupa penelitian awal.
"Belum terbukti bahwa klorokuin bisa dijadikan obat antivirus covid-19," kata Aty, yang juga menyebut bahwa klorokuin saat ini sudah tidak dipakai lagi untuk mengobati malaria karena sudah terjadi resistensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar