Jumat, 29 Mei 2020

Tak Lagi Terpusat, Ini Daftar 12 Laboratorium yang Bisa Tes Virus Corona

 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjuk 12 laboratorium pemeriksa kasus virus corona COVID-19. Pemeriksaan tes corona di laboratorium ini gratis.
Penunjukan 12 laboratorium ini tertuang dalam surat Keputusan Menkes Nomor HK.01.07MENKES/182/2020. Dalam keputusan ini dijelaskan ada dua kategori laboratorium, yakni laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19 dan laboratorium pemeriksa COVID-19.

Ada perbedaan wewenang di antara kedua laboratorium ini. Laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19 merupakan Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenkes. Laboratorium ini berhak mengonfirmasi hasil pemeriksaan positif corona dari laboratorium pemeriksa COVID-19 dan melaporkannya ke Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Dirjen Pelayanan kesehatan.

Sedangkan laboratorium pemeriksa COVID-19 hanya bisa menginformasikan hasil negatif corona ke Rumah Sakit. Untuk hasil positif hanya boleh dikeluarkan oleh laboratorium rujukan nasional pemeriksaan COVID-19.

Berikut ini daftar 12 laboratorium pemeriksa COVID-19:

1. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta untuk wilayah kerja Maluku, Maluku Utara, Sumbar, Sumut, dan Aceh
2. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang untuk wilayah kerja Bengkulu, Babel, Sumsel, Jambi, dan Lampung
3. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar untuk wilayah kerja Gorontalo, Sulut, Sulbar, Sulteng, Sulsel, dan Sultra
4. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya untuk wilayah kerja Kalsel, Kalteng, Kaltara, dan Kaltim
5. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Papua untuk wilayah kerja Papua dan Papua Barat
6. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Jakarta untuk wilayah kerja Riau, Kepri, Jabar, Kalbar, dan Banten
7. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Surabaya untuk wilayah kerja Bali, Jatim, NTT, dan NTB
8. Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit DI Yogyakarta untuk wilayah kerja DI Yogyakarta dan Jateng
9. Labkesda DKI Jakarta untuk wilayah kerja DKI Jakarta
10. Lembaga Biologi Molekuler Eijkman untuk wilayah kerja DKI Jakarta
11. Fakultas Kedokteran UI untuk wilayah kerja RSUP Cipto Mangunkusuomo dan RS UI
12. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga untuk wilayah kerja RSUD Dr Soetomo dan RS Univ Airlangga.

Pemeriksaan corona di 12 laboratorium ini gratis. Semua biaya dibebankan pada Daftar Isian Penyelenggaraan Anggaran (DIPA) laboratorium masing-masing.

Yakin Mau Bikin Hand Sanitizer Sendiri? 5 Hal Ini Bikin Kamu Pikir Ulang

Hand sanitizer semakin sulit ditemukan. Beberapa orang memilih untuk membuat hand sanitizer sendiri. Namun para ahli mengingatkan untuk berhati-hati saat membuat hand sanitizer versi DIY (Do It Yourself).
Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan sebelum kamu ingin membuat hand sanitizer versi DIY dirangkum detikcom dari berbagai sumber pada Selasa (17/3/2020):

1. Produk DIY belum tentu aman
Kalau kamu menggunakan bahan yang tidak kamu ketahui sebelumnya, lebih baik menghindari membuat hand sanitizer versi do it yourself. Salah satu kasus terjadi pada seorang bocah lelaki di New Jearsey mengalami luka bakar akibat menggunakan hand sanitizer semprot, yang dibuat dengan campuran pembersih berbusa dengan bahan lain yang tidak diketahui.

Berlaku juga dengan tisu disinfektan yang ditujukan untuk membersihkan permukaan, tak dianjurkan untuk digunakan pada tangan. "Ini memunculkan kesalahan umum lainnya yang saya lihat, orang yang menggunakan tisu disinfektan yang ditujukan untuk permukaan, di tangan mereka. Ini tidak dianjurkan, karena tisu ini mungkin mengandung pemutih atau bahan lain yang tidak dimaksudkan untuk digunakan pada kulit," jelas Stephen Morse, PhD, MS, seorang ahli penyakit menular dari Universitas Columbia di New York, mengatakan kepada Healthline.

2. Bahan 'etanol' dan 'hidrogen peroksida' terlalu rumit bagi orang awam
Pedoman pembuatan hand sanitizer juga dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun para ahli menjelaskan pedoman pembuatan hand sanitizer dengan menggunakan etanol atau hidrogen peroksida terlalu rumit bagi orang awam.

"Pedoman WHO sangat bagus tetapi tidak benar-benar dimaksudkan untuk digunakan di rumah dan mungkin terlalu rumit bagi banyak orang," kata Stephen Morse, PhD, MS, seorang ahli penyakit menular dari Universitas Columbia di New York.

"Anda juga dapat membeli etanol cair biasa (70 persen) atau isopropil alkohol (71 persen atau 91 persen) di apotek dalam botol biasa atau semprotan. Mereka mungkin kurang nyaman dan tidak selembut hand sanitizer di pasaran, tetapi tetap akan bekerja dengan baik. Jika memungkinkan, menggunakan sabun dan air putih sama baiknya, bahkan mungkin lebih baik," lanjutnya.
https://nonton08.com/cast/morten-gundel/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar