Wabah virus Corona COVID-19 saat ini sudah menginfeksi jutaan orang di dunia. Berbagai gejala pun dirasakan, mulai dari demam hingga kehilangan kemampuan pada indra penciuman dan perasa.
Namun, sebuah penelitian mengklaim bahwa seseorang yang mengeluarkan air mata lebih banyak dari biasanya berisiko terinfeksi virus tersebut. Para ilmuwan ini mengklaim sejumlah pasien COVID-19 mungkin juga mengalami epifora atau mata berair yang berlebihan.
Dikutip dari Express, ilmuwan di China tersebut menemukan gejala ini pada pasien Corona di bulan Februari 2020 lalu. Mereka menganalisis 12 pasien COVID-19, tujuh di antaranya mengembangan lebih banyak air mata dari biasanya.
Epifora bisa menyebabkan aliran air mata yang berlebihan dan keluar terus-menerus. Jumlah air mata yang dihasilkan karena kondisi ini pun bisa jauh lebih banyak dari keadaan normalnya.
Meski begitu, kondisi epifora ini juga bisa disebabkan karena hal lain atau kondisi mata orang tersebut memang sedikit berair. Selain itu, epifora juga menyebabkan mata merah, pegal, penglihatan kabur, dan rasa sakit yang tajam di mata.
Tanda ini juga bukan berarti sudah pasti terinfeksi virus Corona, bisa saja disebabkan infeksi biasa atau hal lainnya. Tapi, jika epifora ini terjadi bersamaan dengan munculnya gejala virus Corona yang lebih umum, mungkin kondisi ini menandakan ada virus tersebut di tubuh.
Jika mengalami mata berair berlebihan disertai gejala COVID-19 lainnya, segera hubungi dokter atau kunjungi layanan medis terdekat untuk didiagnosis lebih lanjut.
Thailand Kembangkan Vaksin Corona, Diklaim Murah dan Siap Tahun Depan
Peneliti terkemuka Thailand membuat vaksin Corona yang bisa diakses seluruh negara di Asia Tenggara. Selain itu vaksin Corona ini disebut murah dan mencegah kekurangan pasokan secara global.
Mengutip South China Morning Post, minggu lalu Pemerintah Thailand mengungkap rencana vaksin yang siap digunakan tahun depan. Hal ini berdasarkan temuan para peneliti di Universitas Chulalongkorn Bangkok yang berhasil melakukan uji coba pada tikus.
"Kami tidak bertujuan menghasilkan uang. Ini bukan masalah uang tetapi masalah aksesibilitas," kata Kiat Ruxrungtham, director university's coronavirus vaccine development.
Uji coba Thailand terhadap vaksin eksperimental menggunakan monyet dimulai pada hari Sabtu. Vaksin tersebut adalah salah satu dari setidaknya 100 vaksin potensial yang tengah dikembangkan di seluruh dunia.
Grup Kiat telah bermitra dengan para ilmuwan dan perusahaan biotek di Amerika Utara ingin memproduksi vaksin secara massal di Thailand, dengan harga lebih terjangkau. Vaksin ini bisa diedarkan ke negara terdekat seperti Indonesia, Malaysia, Laos, Vietnam, dan Myanmar.
Dengan lebih dari 3.000 kasus dan 57 kematian, Thailand telah berhasil mengendalikan penyebaran virus Corona dan mulai mengurangi beberapa pembatasan. Dalam sebulan terakhir ini Thailand melaporkan kasus setiap hari kurang dari sepuluh kasus, dibandingkan dengan ratusan kasus yang dikonfirmasi setiap hari di Singapura, Indonesia, maupun Filipina.
"Jika tetangga kita masih memiliki angka infeksi tinggi maka kita tidak akan bertahan dalam jangka panjang," tambah Kiat.
https://nonton08.com/cast/joanne-crawford/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar