Kamis, 21 Mei 2020

Screen Time Berlebih Picu Gangguan Tidur, Ini Cara Mengatasinya

 Screen time menunjukkan seberapa lama kamu berada di depan layar handphone maupun monitor komputer saat beraktivitas sehari-hari. Kamu perlu waspada jika screen time berlebihan, ada risiko alami gangguan tidur.
dr Lahargo Kembaren, SpKJ, psikiater dari RS SILOAM Bogor menjelaskan di tengah kondisi pandemi Corona sangat mungkin seseorang mengalami 'screen time' berlebihan. Bagaimana tidak, pekerjaan yang tadinya dilakukan tatap muka kini harus serba virtual.

"Penggunaan handphone untuk mengerjakan aktivitas sehari hari, media sosial, melihat berita menjadi bertambah saat ini. Pertemuan online zoom yang banyak, binge-watching netiflix, lebih banyak melihat layar monitor komputer menyebabkan 'screen time' yang berlebihan," ungkap dr Lahargo.

"Hal ini menyebabkan otak selalu aktif, 'blue light' dari layar menekan produksi melatonin atau hormon tidur dan tidur pun terganggu," lanjutnya.

Agar terhindar dari gangguan sulit tidur akibat screen time berlebihan, dr Lahargo menyarankan beberapa hal yang bisa dilakukan seperti berikut.

- Atur kembali rutinitas yang normal di tengah pandemi Corona. dr Lahargo menyarankan untuk menerapkan waktu tidur dan bangun yang sama setiap hari. Gunakan alarm untuk menjadi pengingat jadwal.

- Mandi dan berganti pakaian setiap hari meski tidak pergi ke mana mana.

- Jadikan tempat tidur hanya untuk tidur, jangan lakukan hal lain seperti membaca, menonton, mengerjakan tugas di tempat tidur. Menurut dr Lahargo, 'working from home' tidak sama dengan 'working from bed'.

- Apabila 20 menit di tempat tidur tetap belum bisa tidur, segera keluar dari tempat tidur dan lakukan kegiatan lain sampai kembali mengantuk.

- Atur kenyamanan di tempat tidur seperti, suhu ruangan, posisi, suara dan lain lain.

Sempat Langka, Stok APD RI Kini 'Melimpah' Sampai Sulit Dijual

Saat pertama kali pandemi virus Corona menyerang Indonesia, berbagai rumah sakit mengalami kekurangan alat pelindung diri (APD). Tetapi, apakah saat ini APD masih mengalami kelangkaan?
Menurut Ketua Umum Gakeslab Indonesia Drs H Sugihadi HW, MM, saat ini sudah banyak perusahaan tekstil yang memproduksi APD. Bahkan jumlah produksinya sudah melebihi dari cukup.

"Untuk penyediaan APD awalnya memang sangat-sangat kurang, tapi saat ini APD itu sudah banyak teman-teman yang memproduksi. Perusahaan-perusahaan tekstil sudah banyak memproduksi APD, bahkan sampai teriak kok nggak ada yang beli?" kata Sugihadi, Rabu (20/5/2020).

Menurutnya, banyak di antara perusahaan tekstil tersebut justru meminta tolong untuk dibantu agar bisa melakukan ekspor. Sebab, persediaan APD yang belum terjual terbilang masih cukup banyak.

"Malah teman-teman kami itu teriak minta tolong kalau bisa dorong pemerintah untuk bisa dibuka ekspornya. Karena di dalam negeri sudah nggak kebeli, nggak tahu karena memang nggak cocok atau memang katanya mahal. Kami belum tahu," jelas Sugihadi.

"Tapi prinsipnya untuk APD untuk yang baju (hazmat) dna masker itu sudah cukup banyak. Kalau saat ini sudah terpenuhi, malah lebih," tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar