Jumat, 22 Mei 2020

Banyak yang Tak Standar, FKUI Tak Sarankan Bikin Hand Sanitizer Sendiri

Di tengah langka dan mahalnya hand sanitizer, banyak orang yang memilih untuk meraciknya sendiri. Biasanya, kebanyakan dari mereka mendapatkan informasi terkait bahan-bahannya dari media sosial, terutama YouTube.
Hand sanitizer DIY (Do It Yourself) rata-rata dibuat dengan komposisi alkohol 70 persen. Menanggapi hal ini, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, mengatakan tidak bisa sembarangan dalam membuat hand sanitizer.

"Saya sampaikan, bahwa ada standarnya dalam membuat hand sanitizer. Ada komposisinya, ada hitungannya, nanti malah berisiko," jelasnya saat melakukan konferensi pers daring FKUI Peduli Covid-19 pada Jumat (20/3/2020).

Prof Ari mengingatkan kepada masyarakat, untuk tidak sembarangan mencoba membuat hand sanitizer, jika tidak memiliki pengetahuan mengenai hal tersebut. Dampaknya bisa berbahaya dan berisiko.

"Jadi, saya tidak menganjurkan masyarakat yang tidak memiliki pengetahuan mengenai masalah kimia ini mencoba buat (hand sanitizer) sendiri," tegasnya.

Prof Ari juga menghimbau dan mengajak institusi pendidikan yang memiliki laboratorium kimia dan farmasi untuk ikut andil, dalam membuat hand sanitizer ini. Hal ini bertujuan untuk membantu masyarakat agar bisa mengerti bagaimana membuat hand sanitizer sendiri dengan takaran dan bahan yang aman.

Lebih dari 80 Ribu Orang Terinfeksi Corona, Limbah Medis di China Menumpuk

Lebih dari 20 kota di Wuhan, China, dipenuhi dengan limbah medis. Menurut pihak berwenang setempat, limbah medis yang dihasilkan sebanyak enam kali lebih lipat dibandingkan dengan biasanya.
Mengutip South China Morning Post, rumah sakit di Wuhan yang ditempati 11 juta orang dan 80 persen di antaranya meninggal ini menghasilkan lebih dari 240 ton limbah medis setiap hari saat virus corona tengah berada di puncak wabah.

Meski begitu, pemerintah pusat telah menyediakan 46 fasilitas pengolahan limbah yang bergerak ke setiap kota. Selain itu, mereka membangun pabrik baru dengan kapasitas mengolah limbah 30 ton dalam waktu 15 hari.

"Kami juga telah meningkatkan fasilitas yang mengolah limbah berbahaya (untuk mengolah limbah medis sekarang)," kata Zhao, kepala kantor darurat kementerian.

Langkah-langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan limbah kota dari 50 ton per hari menjadi lebih dari 263 ton. Sebelumnya, wabah virus corona telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang dan menewaskan lebih dari 3.000 orang di China, dan telah menyebar ke lebih dari 100 negara.

Iran Laporkan 10.000 Tenaga Medis Terinfeksi Virus Corona COVID-19

 Iran jadi salah satu negara yang terdampak parah di awal penyebaran virus Corona COVID-19. Kini menurut data yang dihimpun oleh John Hopkins University, Iran sudah memiliki 129.341 kasus positif virus Corona yang 100.564 di antaranya sembuh dan 7.249 meninggal dunia.
Wakil Menteri Kesehatan Iran, Qassem Janbabai, pada Kamis (21/5/2020) melaporkan ada sekitar 10.000 tenaga medis yang terinfeksi.

"Sekitar 10.000 tenaga medis kami terinfeksi virus mematikan ini dan sebagian meninggal," kata Qassem seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/5/2020).

Sebelumnya otoritas Iran meminta warga agar tidak bepergian selama perayaan Idul Fitri. Menteri Kesehatan Iran Saeed Namaki menyebut ini bisa menimbulkan infeksi virus Corona baru pada area yang tadinya masih bebas kasus.

"Sebagian 90 persen dari populasi di banyak daerah belum terinfeksi penyakit ini. Bila sampai muncul wabah baru, saya dan rekan-rekan saya akan kesulitan mengendalikannya," kata Saeed.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar