Pemerintah Belanda memberikan anjuran kontroversial terkait aktivitas seksual di tengah pandemi virus Corona COVID-19. Pasalnya, anjuran tersebut ditujukan bukan untuk para pasangan melainkan bagi kaum lajang.
Anjuran yang dikeluarkan oleh Lembaga Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan (RIVM) ini menyebut para lajang sebaiknya mencari sex buddy atau partner bercinta. Ini bertujuan agar terhindar dari perilaku seks berisiko karena berganti-ganti pasangan.
RIVM sangat detail dalam memberikan anjuran tersebut. Dikatakan, pasangan sex buddy harus saling mengatur diri. Jika salah satu di antaranya mengalami gejala COVID-19, maka harus menghindari keintiman.
Dikutip dari BBC, Belanda menerapkan social distancing sejak 23 Maret. Kebijakan pemerintah setempat masih memperbolehkan warga berkumpul dalam jumlah kecil asal tetap saling menjaga jarak.
Hingga saat ini Belanda mencatatkan 44.888 kasus positif virus Corona. Dari jumlah tersebut, tercatat total 5.788 pasien meninggal dunia.
Jangankan Sungkem, Dekap-dekapan Juga Aman dengan 'Tirai Peluk' Ini
Di era pandemi virus Corona COVID-19 saat ini, tradisi sungkem saat lebaran terancam sulit dilakukan. Masing-masing orang harus menjaga physical distancing agar tidak saling menularkan.
Sebuah video yang viral di Facebook menunjukkan bahwa masalah itu bisa diantisipasi dengan 'tirai peluk' atau cudddle curtain. Jangankan sungkem, saling berdekapan erat pun tak masalah dilakukan dengan inovasi tersebut.
Dikutip dari BBC, penampakannya tidak jauh beda dengan tirai transparan di kamar mandi. Yang membedakan, ada ruang khusus untuk dua pasang lengan. Dua orang dari sisi berlawanan bisa saling memasukkan lengan lalu berpelukan.
Risiko penularan virus bisa dihindari karena terhalang tirai tersebut. Dalam video tersebut, seorang pria bernama Antony Cauvin dengan nyaman bisa memeluk neneknya tanpa takut menularkan virus Corona.
Inovasi semacam ini sebenarnya bukan yang pertama. Sebelumnya, seorang gadis 10 tahun juga menggunakan tirai peluk untuk mendekap nenek tersayang.
Terinfeksi Corona, Berat Badan Perawat Ini Turun hingga 22 Kg
Seorang perawat asal California, Mike Schultz, berusia 43 tahun kehilangan berat badannya hingga 22,6 kilogram. Hanya dalam waktu enam minggu setelah dirawat di rumah sakit akibat terinfeksi virus Corona COVID-19.
Dikutip dari laman BuzzFeed News, perawat dari San Francisco itu semula memiliki berat badan 86 kilogram dan rutin melakukan olahraga. Namun tiba-tiba saja ia merasa sakit dan kondisinya mengharuskan ia pergi ke rumah sakit Boston pada Senin (16/3/2020). Saat dirawat, kondisi Schultz kala itu harus langsung diintubasi. Ia diinkubasi selama lebih dari sebulan.
Ia mengaku penurunan berat badan itu telah membuatnya sangat lemah. Schultz bahkan tidak kuat mengangkat ponselnya sendiri.
"Saya sangat lemah. Ini adalah salah satu bagian yang paling membuat frustasi. Saya tidak bisa memegang ponsel, berat sekali. Saya tidak bisa mengetik, karena tangan saya sangat bergetar," katanya.
Schultz sekarang hanya memiliki berat sekitar 63,5 kilogram. Ia pun membagikan foto penampilannya yang sangat drastis di akun Instagram.
Mike menyadari, ia juga menganggap enteng dampak virus Corona pada tubuh manusia. Karena usianya yang terbilang muda, Mike pun cukup percaya diri, virus Corona tak akan menyerang tubuhnya.
"Saya ingin menunjukkan itu bisa terjadi pada siapa pun. Tidak masalah apakah Anda muda atau tua, memiliki gejala yang sudah ada sebelumnya atau tidak. Hal seperti ini bisa terjadi pada Anda," katanya.
Ia telah dirawat lebih dari 8 minggu, dan selama itu juga Schultz harus jauh dari keluarga dan teman. Kini dirinya berusaha untuk semakin kuat setiap harinya dengan meningkatkan kinerja paru-parunya.
Ia berjanji saat telah pulih nanti, ia akan kembali pada gaya hidup lebih sehat. Bahkan mungkin rutin melakukan kardio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar