Kamis, 21 Mei 2020

Mengapa Ada Pasien Corona Alami Gangguan Indra Perasa dan Pencium?

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) mencatat sembilan gejala baru virus Corona COVID-19. Salah satunya gangguan pada indra pencium dan perasa.
Mengutip USA Today, CDC mengatakan gejala-gajala baru virus Corona termasuk gangguan indra perasa dan pencium baru akan muncul 14 hari setelah terpapar Corona.

Bagaimana sebenarnya virus Corona dapat memicu gejala baru tersebut?

Gangguan indra perasa dan pencium juga disebut anosmia. Para ahli mengatakan kerusakan saraf di rongga hidung adalah penyebab dari kondisi anosmia.

"Dengan cara yang sama kita memiliki ujung saraf yang merangsang seseorang untuk batuk, kita memiliki ujung saraf di hidung kita yang bertanggung jawab atas indra penciuman kita," kata Viscidi.

"Itu bisa menjadi tanda bahwa ujung saraf meradang," lanjutnya.

Menurut penelitian Jurnal Chemicel Senses, reseptor utama terletak di dua lorong sempit yang disebut celah penciuman. Jika celah penciuman ini meradang, reseptor bau tidak dapat mendeteksi aroma.

Para ahli mengatakan gejala aneh ini biasanya muncul pada pasien di bawah usia 40 tahun. Gejala ini menandakan virus Corona berada di saluran pernapasan bagian atas. Hal ini biasanya merupakan penanda untuk gejala virus Corona COVID-19 ringan dan kemungkinan tidak berkembang ke kondisi yang parah atau kritis.

Dokter Sarankan Sikat Gigi 2 Kali Sehari untuk Cegah Kena Virus Corona

 Virus Corona COVID-19 menular melalui droplet atau percikan yang keluar saat bersin dan batuk. Ini menandakan virus Corona bisa berkumpul di dalam lendir saluran pernapasan.
Karena itu, Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), Dr drg RM Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, mengatakan sebaiknya masyarakat lebih rutin menjaga kebersihan rongga mulut.

"Kita perlu menjaga kebersihan rongga mulut. Masyarakat kami imbau untuk sikat gigi sehari dua kali, lalu kumur-kumur agar kebersihan rongga mulut tetap terjaga," kata Hananto, Rabu (20/5/2020).

Menurut Hananto, berbagai macam sumber penyakit, seperti kuman, bakteri, dan virus bisa sangat mudah masuk ke dalam tubuh melalui rongga mulut.

"Karena bagaimanapun rongga mulut adalah pintu gerbang masuknya kuman-kuman ini yang menyebabkan virus ini berkembang biak di tubuh kita," tuturnya.

Mobilitas Warga Meningkat, IDI Minta Masyarakat Tetap di Rumah

Menyikapi meningkatnya mobilitas masyarakat jelang lebaran, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Klaten tetap meminta masyarakat stay at home atau tetap berada di rumah. Stay at home penting untuk memutus rantai penyebaran virus Corona COVID-19.
"Kalau IDI masih seperti sebelumnya tetap tegas, putus mata rantai penyebaran dengan stay at home. Selain itu pakai masker dan cuci tangan dan masalah kebijakan publik menjadi kewenangan pemerintah," ungkap Ketua IDI Kabupaten Klaten, dr M. Husen Prabowo pada detikcom, Rabu (20/5/2020) siang.

Menurut Husen, menyikapi kondisi banyaknya keramaian warga seperti saat ini, dirinya pesimistis imbauan pemerintah akan ditaati. Jika itu terjadi, potensi penularan COVID bisa terus terjadi.

"Orang banyak yang mempunyai keinginan yang berbeda-beda. Kalau ada sebuah imbauan tetapi peluang keramaian masih ada, saya kok sangat yakin tidak mungkin memenuhi protokol yang ditetapkan," sambung Husen.

Dengan begitu, sambung Husen, usaha penanganan nanti harus kembali dari awal.

"Usaha yang sudah dilakukan selama beberapa bulan terakhir akan potensi diulangi dari awal. Ketidaknyamanan yang kita rasakan semua dari Maret kemarin akan sangat panjang," jelas Husen.

Husen berharap pemerintah tegas dalam penanganan Corona. Tujuannya agar pendemi segera berlalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar