Sabtu, 30 Mei 2020

Sudah Sembuh dari Virus Corona, Amankah untuk Langsung Berhubungan Seks?

Sebuah penelitian menunjukkan virus Corona ditemukan di sperma pasien yang positif terinfeksi. Untuk mencegahnya penularan virus, maka disarankan untuk menghindari hubungan seks untuk sementara waktu.
Tapi, apakah pasien yang sudah sembuh dari Corona boleh kembali melakukan hubungan seks dengan aman?

Para ahli mengatakan dan mengingatkan para pasien yang sudah pulih dari infeksi virus Corona, untuk menahan diri dan tidak langsung berhubungan seks dengan pasangannya. Bahkan kegiatan ini harus ditahan selama lebih dari sebulan sejak mereka sembuh.

Dikutip dari dari New York Post, seorang ahli medis senior di Departemen Pengadilan Penyakit Thailand, Veerawat Manosutthi, menyarankan untuk menahan kegiatan tersebut selama 30 hari setelah sembuh.

Manosutthi mengatakan, setelah sudah melewati 30 hari pasca sembuh dari COVID-19, para pria yang sudah sembuh ini harus menggunakan alat kontrasepsi seperti kondom saat berhubungan seks.

Sebelumnya, para peneliti menemukan bahwa sekitar 16 persen pria memiliki jejak COVID-19 di dalam spermanya. Mereka belum yakin apakah bisa tertular lewat berhubungan seks, tetapi akan lebih aman jika mengambil tindakan pencegahan.

Umumnya, virus Corona menyebar dan menular melalui droplet atau percikan dahak dan lendir pernapasan. Namun, sejak ada penelitian tersebut, para ahli belum tahu lebih jelas apakah virus tersebut juga direplikasi di dalam testis pria.

Studi di Journal of the American Medical Association (JAMA) menunjukkan hal ini mungkin terjadi karena adanya penghalang antara aliran darah dan bagian testis, tempat sperma dibuat. Dan mungkin virus tersebut menemukan jalannya dari darah menuju ke dalam sperma.

Eksperimen Ini Simulasikan Persebaran Virus Corona dalam Ruangan

- Peneliti di Finlandia merilis video mengerikan yang menunjukkan bagaimana droplet yang terinfeksi virus Corona bisa menyebar di dalam ruangan. Para peneliti dari Universitas Aalto, yang bekerja sama dengan Institut Meteorologi Teknis VTT dan Universitas Helsinki menyelidiki transmisi atau penularan virus lewat udara.
Bahkan peneliti dari Universitas Helsinki menyebut ini sebagai risiko yang akan terjadi, jika pembatasan atau lockdown di suatu wilayah dilonggarkan. Dalam video tersebut, terlihat bagaimana droplet dengan berbagai ukuran bergerak dalam aliran udara di suatu ruangan selama 4 menit.

Droplet yang berukuran besar akan jatuh ke tanah dalam beberapa menit. Sedangkan droplet yang lebih kecil akan tetap mengudara sebagai partikel aerosol, yang bisa bertahan hingga beberapa menit bahkan jam.

"Ketika seseorang berbicara, batuk, atau bersin, droplet yang keluar dari saluran pernapasan akan membawa patogen virus Corona terbang di udara," kata salah satu peneliti yang dikutip dari Fox News, Kamis (28/5/2020).

"Simulasi ini menunjukkan hampir semua droplet berukuran kurang dari 50 mikrometer akan bertahan lama di udara dalam ruangan, sebelum akhirnya jatuh ke bawah. Mungkin partikel ini mengandung cukup patogen virus yang bisa menyebabkan infeksi," ujar asisten profesor Universitas Aalto, Ville Vuorinen.

Mereka mengakui risiko infeksi mungkin terjadi jika rutin terpapar patogen tersebut selama beberapa minggu. Vuorinen mengatakan hanya dari satu orang yang terinfeksi, bisa cukup membuat awan partikel di udara dan bisa menginfeksi banyak orang di dekatnya.

"Orang yang bergejala bisa mengeluarkan 10 hingga 500 partikel aerosol per meter kubik. Jika orang terpapar 100 partikel, maka orang itu bisa terinfeksi dalam hitungan menit hingga jam kemudian," jelas Vuorinen.
https://nonton08.com/star/stefania-lavie-owen/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar