Kamis, 21 Mei 2020

Benarkah Paru-paru Bisa Kolaps Gara-gara Joging Pakai Masker?

 Di tengah pandemi virus Corona seperti ini, orang-orang yang berkegiatan di luar rumah wajib menggunakan masker, tak terkecuali saat olahraga. Hal ini pun diterapkan oleh pria di China bernama Zhang Ping. Nahas, paru-parunya dikabarkan kolaps setelah berlari sejauh 4 kilometer dengan menggunakan masker.
Pria ini dilarikan ke Wuhan Central Hospital karena nyeri dada dan sesak napas. Setelah diperiksa, dia disebut mengalami paru-paru kolaps atau pneumotoraks, terjadi saat udara bocor ke luar paru-paru. Dokter menyebut keadaan ini disebabkan oleh tekanan tinggi pada organ.

Tapi benarkah hal itu terjadi karena berolahraga menggunakan masker?

Menurut dr Adria Rusli, SpP(K), dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, kondisi pneumotoraks yang dialami pria tersebut kecil kemungkinannya terjadi karena berolahraga sambil menggunakan masker. Hal itu terjadi lebih mungkin karena orang tersebut sudah memiliki penyakitnya.

"Sebetulnya sih bukan dari masker, dia udah ada bakatnya. Kemudian karena dia ada gerakan yang hebat atau karena dia tekanan napasnya terlalu kuat bisa jadi seperti itu. Jadi bukan karena masker ya," kata dr Adria saat dihubungi detikcom, Senin (20/5/2020).

Berolahraga di luar ruangan di tengah pandemi virus Corona menuai pro dan kontra.Berolahraga di luar ruangan di tengah pandemi virus Corona menuai pro dan kontra. Foto: Getty Images/RgStudio
dr Adria menjelaskan, pneumothoraks seperti yang dialami pria di China tersebut adalah adanya udara di rongga pleura, yaitu rongga tipis yang dibatasi dua selaput pleura di antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu spontan atau primer dan sekunder.

Primer atau spontan biasanya terjadi tanpa adanya kelainan di parunya, bisa karena perokok, genetik, atau pada laki-laki kurus. Sementara yang sekunder, biasanya disebabkan karena adanya kelainan pada paru-paru seseorang. Misalnya punya riwayat atau mengidap Tuberkulosis (TBC) dan Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK). Kondisi ini yang paling berbahaya jika terjadi.

Namun, dr Adria mengatakan untuk kondisi yang spontan atau primer jarang sekali terjadi, dibandingkan dengan yang memang sudah memiliki penyebab sebelumnya.

Pernah merasakan berolahraga pakai masker? Bagikan pengalaman Anda di komentar.

Gara-gara Latihan Dance, 100-an Orang di Korsel Tertular Virus Corona

Lebih dari 100 kasus virus Corona COVID-19 di Korea Selatan dikaitkan dengan sebuah kelas dance baru-baru ini. Risiko penularan di pusat kebugaran kini diantisipasi.
Dilaporkan, belasan peserta kelas dance di Korea tertular virus Corona. Kelas tersebut merupakan pelatihan bagi instruktur yang diadakan di Cheonan pada 15 Februari.

Pelatihan intensif selama 4 jam tersebut diikuti 27 instruktur, 8 di antaranya dinyatakan positif COVID-19 meski tidak bergejala. Sehabis pelatihan, para instruktur ini melatih di kelas masing-masing.

Pada 9 Maret, teridentifikasi 112 kasus COVID-19 yang terhubung dengan kelas pelatihan dance tersebut. Kasus-kasus tersebut tersebar di 12 pusat kebugaran di Cheonan.

Separuh dari kasus tersebut terjadi karena penularan langsung dari instruktur ke peserta saat latihan. Satu sesi latihan berlangsung sekitar satu jam, dan digelar 2 kali sepekan.

Separuh lainnya terjadi karena penularan dari para peserta ke keluarga maupun rekan kerjanya. Keterkaitan lebih dari seratus kasus COVID-19 tersebut dilaporkan dalam jurnal ilmiah Emerging Infectious Disease.

"Kelembapan, atmosfer hangat di fasilitas olahraga berpadu dengan aliran udara turbulen yang dihasilkan dari olahraga fisik secara intens bisa menghasilkan penularan lebih rapat dari droplet terisolasi," tulis pada peneliti, dikutip dari Livescience.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar