Sabtu, 23 Mei 2020

Masjid Kuno di China, Umurnya 1.300 Tahun

Bicara masjid kuno, tak melulu ada di negara Timur Tengah. Masjid yang dibangun di China ini misalnya, sudah berumur 1.300 tahun!
Adalah Masjid Raya Xian di Provinsi Shaanxi sebagai masjid kuno. Masjid itu sekaligus disebut juga sebagai masjid terbesar di China.

Dikumpulkan detikcom dari berbagai sumber, Sabtu (23/5/2020), konon masjid yang berada di kawasan Muslim Quarter itu dibangun tahun 742 sebelum Masehi atau pada Zaman Dinasti Tang (618-907).

Kala itu, agama Islam memang baru saja diperkenalkan ke daratan China lewat para pedagang Arab dan pejalan dari Persia dan Afghanistan. Nyatanya, tak sedikit yang menetap dan menikahi wanita bangsa Han.

Proses akulturasi itu pun melahirkan orang China keturunan Islam atau yang dikenal dengan suku Hui kini di Xian. Seperti diketahui, agama Islam memang berkembang cukup pesat di Xian.

Masjid Raya Xian itu merupakan bangunan peninggalan Islam UNESCO dan objek wisata itu memiliki luas 13 ribu meter persegi, dengan bangunan utama seluas 6 ribu meter persegi. Yang menarik, masjid ini memiliki tampilan seperti kelenteng dengan beberapa pagoda sebagai menara masjid.

Bangunan utama terdapat di bagian tengah area masjid, yang terbagi menjadi dua bagian dan mampu menampung ratusan jamaah yang mau beribadah di sana. Di sekitar dinding masjid banyak juga kaligrafi yang begitu menawan. Sementara itu, di bagian luar bangunan utama ada gerbang serta taman dengan bunga dan pepohonan rimbun.

Selain itu, ada pula beberapa bangunan yang digunakan untuk menyimpan benda peninggalan Dinasti Ming. Mulai dari kursi hingga barang pecah belah seperti piring dan guci. Usai melaksanakan salat, wisatawan pun bisa melihat-lihat sekeliling area masjid yang unik sekaligus menawan itu.

Masjid Raya Xian ini memang terbuka untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Bagi turis non Muslim juga boleh berkunjung, tapi tak boleh sampai ke bangunan utama atau tempat salat.

Kisah Pohon Paling Kesepian di Dunia

Terpisah jarak 220 kilometer dengan pohon terdekatnya, inilah kisah Sitka Spruce, pohon paling kesepian di dunia.

Terketak nun jauh di Campbell Islands, sekitar 800 kilometer dari Selandia Baru, tumbuh sebuah pohon Sitka Spruce yang usianya sekarang sudah mencapai 100 tahun. Pohon tersebut dinobatkan Guiness World Records sebagai Pohon Paling Terpencil di Dunia alias World'd Most Remote Tree.

Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Selasa (19/5/2020), pohon dengan nama ilmiah Picea sitchensis ini masih termasuk dalam keluarga pinus-pinusan. Namun alih-alih berbentuk seperti sebuah cone/conus/segitiga, pohon ini malah berbentuk seperti rerimbun kembang kol.

Pohon Sitka ini dinobatkan sebagai yang paling kesepian sedunia, karena pohon yang sama jenis dengan pohon ini terpisah jarak 220 kilometer jauhnya. Jadilah pohon ini tumbuh sendirian dan tampak kontras dibandingkan dengan sekelilingnya.

Picea sitchensis sendiri bukanlah tanaman asli Campbell Island atau pun Selandia Baru. Tanaman ini justru asli dari daratan Amerika Utara, dimana di sana mereka bisa tumbuh sampai dengan ketinggian 90 meter.

Lantas bagaimana ceritanya pohon ini bisa sampai terdampar di Campbell Islands?

Menjawab pertanyaan itu, waktu berputar kembali ke tahun 1901. Saat itu, Gubernur Selandia Baru yang bernama Lord Ranfurly sedang dalam sebuah misi ekspedisi mencari spesimen burung untuk koleksi British Museum.

Sampailah Lord Ranfurly di Campbell Islands. Di kepulauan itu, Ranfurly tak hanya mengumpulkan spesimen burung, tetapi juga menanam pohon Sitka Spruce ini. Rencananya dia akan mengubah Campbell Islands menjadi sebuah hutan produksi.

Namun ternyata rencana tersebut tidak sampai jadi kenyataan. Jadilah pohon Sitka Spruce tersebut tumbuh sendirian sampai mencapai ketinggian 9 meter sekarang, selama lebih dari 100 tahun lamanya.

Tapi di tahun 2017, sekelompok peneliti meyakini, dengan melihat tingkat kecepatan tumbuh dari pohon spesies ini, mereka sangsi pohon ini ditanam pada tahun 1901. Para peneliti ini malah yakin pohon tersebut ditanam setelah era tahun 1910. Tapi klaim ini belum bisa dipastikan kebenarannya dan harus diuji lagi secara ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar