Minggu, 03 Mei 2020

Kuil Cantik Lain Jepang Berpemandangan Kota Kobe

Mungkin sebagian wisatawan yang berkunjung ke Kitano-cho tidak menyadari bahwa di kawasan pemukiman Barat ini terdapat sebuah kuil di mana dewa pendidikan, Sugawara-no-Michizane diabadikan. Tahun 1880, saat penguasa Taira-no-Kiyomori memindahkan ibu kota Jepang dari Kyoto ke Kobe, Kuil Kyoto Kitano-Tenmangu-jinja juga dipindahkan ke Kobe sebagai penjaga dari ibu kota baru.
Kuil tersebut untuk menjaga kediaman kaisar dan melindungi ibu kota dari roh-roh jahat. Untuk mencapai kuil ini, pengunjung harus menaiki puluhan anak tangga yang cukup curam.

Sesampainya di atas, kita bisa melihat pemandangan kota Kobe. Dan tidak dikenakan biaya untuk masuk ke kuil ini. Terdapat beberapa bagian penting di kuil ini, yaitu Honden (aula utama), Sukibei (dinding dengan kerawang), Haiden (ruang ibadah), Torii (gerbang menuju kuil Shinto), Toro (taman lentera) dan Ishidan (tangga batu).

Kuil ini berada di kawasan Kitano-cho, dekat dengan Kitano-cho Plaza dan Kazami Dori no Yakata.

Batal Terbang untuk Pebisnis Hari Ini, Lion Air Minta Maaf

Lion Air Group batal terbang melayani pebisnis hari ini. Perusahaan meminta maaf terkait penundaan tersebut.
Hal diungkapkan oleh Corporate Communications Strategic of Lion Air Group, Danang Mandala Prihantoro dalam rilis resminya, Minggu (3/5/2020). Perusahaan mengimbau ke penumpang untuk melakukan refund.

"Lion Air Group menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang timbul. Kepada calon tamu atau penumpang yang sudah membeli tiket pesawat udara atau memiliki reservasi perjalanan, agar melakukan proses pengembalian (refund)," kata Danang.

"Refund dapat melalui kantor penjualan tiket (ticketing town office) Lion Air Group di seluruh kota di Indonesia, layanan kontak pelanggan (call center) 021-6379 8000 dan saluran (channel) pembelian lainnya di mana calon penumpang membeli tiket," imbuh dia.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa maskapai Lion Air, Wings Air, Batik Air menginformasikan perkembangan terbaru sehubungan rencana layanan operasional dengan perizinan khusus (exemption flight). Layanan rute domestik ini dijadwalkan dimulai pada Minggu (03/05) mengalami penyesuaian.

Penyesuaian yang dimaksud yakni penundaan operasional exemption flight Lion Air Group. Lama waktu yang dimaksud belum diketahui atau hingga pemberitahuan selanjutnya (until further notice/UFN).

"Penundaan terjadi karena dibutuhkan persiapan-persiapan yang lebih komprehensif, agar maksud dan tujuan pelaksanaan penerbangan tersebut tetap berjalan sesuai ketentuan berlaku serta memenuhi unsur-unsur keamanan dan keselamatan penerbangan, termasuk tidak menyebabkan penyebaran corona virus disease (COVID-19)," urai Danang.

Lion Air Group secara menyeluruh selalu berkoordinasi bersama regulator serta berbagai pihak terkait, dengan harapan apabila penerbangan akan dilaksanakan dapat beroperasi dengan lancar. Sehingga, layanan itu bisa memenuhi kebutuhan transportasi udara sesuai peraturan pemerintah.

Tujuan utama operasional penerbangan perizinan khusus (exemption flight) Lion Air mencakup:

1. Pimpinan lembaga tinggi Negara Republik Indonesia dan tamu kenegaraan

2. Operasional kedutaan besar, konsulat jenderal, dan konsulat asing serta perwakilan organisasi internasional di Indonesia

3. Operasional penerbangan khusus repatriasi (repatriasi) yang melakukan pemulangan warga negara Indonesia (WNI) maupun warga negara asing (WNA)

4. Operasional penegakan hukum, ketertiban, dan pelayanan darurat

5. Operasional angkutan kargo, dan

6. Operasional lainnya berdasarkan izin Direktur Jenderal Perhubungan Udara.

Fort Canning Park Destinasi Singapura Bernuansa Jawa-Bali (2)

Istana kerajaan Singapura kuno memang telah hilang dan tidak berbekas namun ditemukan beberapa artefak yang diyakini berkaitan dengan kerajaan ini. Di dekat tempat ini juga terdapat kantor untuk pendaftaran pernikahan. Jadi tak hanya menemukan pasangan calon pengantin yang akan berfoto pre-wedding namun juga tak jarang akan bertemu dengan pengantin dan keluarganya yang akan mendaftarkan pernikahannya.

Sejarah berlanjut pada masa perang dunia pertama dan kedua. Di taman ini terdapat bangunan-bangunan pada masa kolonial Inggris. Sebut saja terdapat rumah Sir Stamford Raffles yang pernah memerintah Singapura dan menjadikan Singapura negara modern.

Terdapat juga tempat pemakaman Kristen bagi para pejabat kolonial Inggris. Pemakaman ini sudah ditutup dan hanya kurang dari sepuluh makam yang tersisa. Yang terlihat jelas hanyalah jejeran nisan yang tertempel di dinding. Juga terdapat hotel Fort Canning yang dulunya digunakan sebagai pusat komando tentara Inggris sebelum pindah ke Battle Box.

Rumah dinas Sir Stamford Raffles dilengkapi dengan menara suar untuk melihat langsung situasi laut yang mengelilingi Singapura. Seperti diketahui, Raffles juga adalah ahli tumbuhan dan di taman ini juga terdapat tanaman yang ditemukan dan dibudidayakan oleh Raffles.

Menyenangkan sekali berjalan di taman ini karena sebagian besar tanaman yang ada juga tumbuh di Indonesia. Sebut saja pohon pala, serai, asam, sirih, salam bahkan pohon mahkota dewa.

Tak hanya di Indonesia, di Singapura pun ada makam yang dikeramatkan. Di dalam taman ini ada makam yang diyakini sebagai makam Sri Sultan Iskandar Syah yang merupakan Sultan terakhir yang memerintah Kerajaan Singapura yang berasal dari Malaysia.

Dan yang terkenal di Fort Canning Park adalah Battle Box yang merupakan pusat komando tentara Inggris pada saat perang dunia kedua yang berlokasi di bawah tanah (bunker). Di mana melalui di tempat inilah Singapura melalui tentara kolonial Inggris menyerah kepada Jepang.

Bunker ini juga dilengkapi dengan pintu keluar rahasia yang pada saat ini hanya ditemukan satu pintu keluar rahasia yang disebut Sally Port. Untuk dapat masuk ke dalam Battle Box, pengunjung diharuskan mengikuti tur berbayar yang jumlah pesertanya dibatasi dan ada jadwal untuk tur setiap harinya.

Dilarang berfoto atau memoto apapun di dalam Battle Box. Di dalam Battle Box terdapat ruangan-ruangan yang difungsikan sebagai ruang rapat, ruang komunikasi dan ruang komando yang dilengkapi dengan penerangan, sirkulasi udara dan kamar mandi.

Untuk membuat Battle Box seperti suasana pada perang dunia kedua, di masing-masing ruangan dibuat diorama dengan patung-patung tentara Inggris dengan berbagai adegan. Tak ada ruginya menurut saya untuk mengikuti tur ini. Diakhir tur, pemandu wisata akan memberikan satu pertanyaan dan satu orang pemenang akan mendapatkan replika surat penyerahan Singapura kepada Jepang (the instrument of surrender).

Rasanya seharian ini saya hanya berkeliling di Fort Canning Park dan waktu sudah beranjak menjelang petang saat saya selesai berkeliling. Fort Canning Park pun sudah sangat ramai dibanjiri para pengunjung baik yang hanya sekedar berfoto ataupun piknik.