Selasa, 05 Mei 2020

3 Hari Berturut-turut, Kasus Baru Corona di Jakarta Menurun

Perkembangan terbaru menunjukkan kasus baru positif COVID-19 di Jakarta mengalami penurunan dalam tiga hari terakhir. Namun warga Jakarta jangan lengah dengan kondisi ini dan tetap jaga jarak serta rajin cuci tangan pakai sabun.
Teramati dari situs corona.jakarta.go.id, Senin (4/5/2020), kasus baru pada hari ini tercatat ada 55 kasus. Terakhir kali Jakarta mencatatkan kasus baru yang lebih rendah dari hari ini adalah pada 31 Maret lalu dengan 14 kasus baru.

Berikut adalah catatan jumlah kasus baru, atau penambahan kasus positif COVID-19 per harinya, dalam sepekan terakhir di Jakarta:

28 April: 118 kasus baru
29 April: 83 kasus baru
30 April: 105 kasus baru
1 Mei: 145 kasus baru
2 Mei: 72 kasus baru
3 Mei: 62 kasus baru
4 Mei: 55 kasus baru

Hingga hari ini, sudah total sudah ada 4.472 kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta, terdiri dari 2.080 orang dirawat di rumah sakit, 650 orang sembuh, 412 orang meninggal, dan 1.330 orang melakukan isolasi mandiri.

Soal penurunan kasus Corona di Jakarta, Gubernur Anies Baswedan pernah mengatakan ini bukan berarti Jakarta sudah terbebas dari COVID-19. Masyarakat Jakarta masih harus bertempur melawan virus Corona.

"Ini tidak boleh diartikan sebagai PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar)-nya kendor, harus kita lebih disiplin, harus kita lebih ketat, karena masih ditemukan kasus-kasus positif di masyarakat," kata Anies dalam jumpa pers evaluasi PSBB yang disiarkan langsung di YouTube Pemprov DKI, Jumat (1/5) kemarin.

Lemas Saat Bangun Sahur? Mungkin Ini Penyebabnya

Saat bangun tidur, biasanya seseorang butuh waktu beberapa saat untuk sadar alias 'mengumpulkan nyawa'. Tetapi, hal ini akan terasa lebih berat saat bangun sahur seperti akhir-akhir ini.
Umumnya itu terjadi karena berkurangnya durasi dan kualitas tidur. Tapi, jika terlalu lama terjadi bisa jadi ada faktor-faktor lain yang menyebabkannya.

Dikutip dari Shape, beberapa alasan ini mungkin bisa jadi penyebabnya.

1. Sleep apnea
Salah satu penyebab lemas saat bangun tidur adalah sleep apnea. Gangguan ini menyebabkan seseorang tidur 7-8 jam, tapi kualitasnya tidak baik.

Kondisi ini disebabkan karena menyempitnya saluran napas saat tidur, sehingga kualitas tidur terganggu. Jika terjadi dalam jangka panjang, bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti obesitas dan penyakit jantung.

2. Kelelahan
Kelelahan juga bisa membuat badan lemas saat bangun tidur. Biasanya karena aktivitas yang berat atau olahraga berat menjelang tidur. Adrenalin yang meningkat menyebabkan fase tidur berantakan.

3. Pengaruh kafein
Kebiasaan minum kopi atau teh yang mengandung zat kafein bisa menyebabkan pola tidur terganggu. Hal ini membuat tubuh lemas saat bangun tidur.

Menurut penelitian di jurnal Clinical Sleep Medicine, mengkonsumsi kafein 6 jam sebelum tidur bisa membuat tidur terganggu. Untuk mencegahnya, bisa beri jaga waktu antara minum kopi dan tidur agar tubuh punya waktu untuk memetabolisme kafein.

4. Keracunan gadget
Sebelum tidur, kebanyakan orang akan main gadget untuk sekedar mengecek akun media sosial hingga membalas chat. Tapi, tahukah kamu kalau itu bisa menekan produksi melatonin atau hormon yang dibutuhkan untuk mengantuk.

Jika kamu tidur setelah bermain gadget, bisa mempengaruhi siklus bangun tidur, salah satunya bangun dalam kondisi lemas.

5. Bruxism
Bruxism adalah salah satu kondisi di mana gigi seseorang beradu saat tidur. Dampaknya bisa memicu nyeri pada rahang serta sakit kepala. Akhirnya pola tidur akan terganggu dan lebih malas untuk bangun dari tidur.

Senin, 04 Mei 2020

Prank Beri Makanan Sampah untuk 'Tertibkan' Waria, Kok Tega Ya?

 Ferdian Paleka, YouTuber dari Bandung jadi perbincangan dan mulai dicari netizen karena prank tidak terpujinya. Dalam video yang dibagikannya di saluran YouTube miliknya, ia membagikan dus makanan berisi sampah kepada sejumlah waria dan sekelompok bocah. Hal ini pun menuai kecaman dari banyak orang.
Psikolog dari Personal Growth, Diah Ayu melihat dalam kasus ini Ferdian tidak tampak merasa bersalah. Menurut Diah, persepsi dalam diri Ferdian dan dua temannya yang ada di dalam video tersebut menganggap hal ini benar, yakni untuk menertibkan para waria dan bocah yang masih berkeliaran saat bulan Ramadhan dan masa PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ini.

"Tapi, menurut norma itu kan jelas salah, walaupun kita menegakkan itu untuk kebenaran pun itu caranya salah. Itu tindakan yang tidak terpuji dan harusnya sudah paham," tegas Diah pada detikcom, Senin (4/5/2020).

Diah memandang kasus ini terjadi karena masalah persepsi di dalam diri Ferdian. Ia menegaskan seharusnya YouTuber ini diberi pemahaman yang benar tentang perilaku mana yang benar dan tidak.

Diah merasa, rasa empati yang memang sudah tertanam di dalam diri setiap manusia kurang terlihat dalam kasus ini. Itulah pentingnya harus melatih bagaimana menumbuhkan rasa itu agar menjadi pribadi yang lebih baik.

"Jadi, di sini mungkin dari persepsi dia dan teman-temannya saja yang mungkin salah dalam memandang hal ini (prank)," ujarnya.

864 Meninggal dari 11.587 Kasus, Tingkat Kematian Corona RI 7,45 Persen

Pemerintah pada hari Senin (4/5/2020) mengumumkan total kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia menjadi 11.587 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 864 di antaranya meninggal dunia sementara 1.954 orang lain dinyatakan sembuh.
"Kasus konfirmasi positif COVID-19 yang meninggal bertambah 19 orang sehingga menjadi 864 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Senin (4/5/2020).

Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus Corona di Indonesia saat ini ada di angka 7,45 persen. Terjadi penurunan dari hari Minggu kemarin yang angkanya 7,55 persen.

Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah Corona di dunia saat ini ada di angka 7,05 persen persen.

Amerika Serikat (AS) masih ada di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah kasus Corona terbanyak yaitu 1.158.041 kasus. Berikutnya diikuti Spanyol sebanyak 217.466 kasus dan Italia 210.717 kasus.

Sebagai perbandingan AS memiliki CFR Corona 5,84 persen, Spanyol 11,61 persen, dan Italia 13,70 persen.

Percuma Punya Masker Mahal Tapi Pakainya Melorot ke Dagu

 Mengenakan masker kain direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pemerintah sebagai upaya mencegah penularan virus Corona. Sejak diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), semua warga yang ke luar rumah, misalnya saat ke supermarket, diharuskan mengenakan masker.
Sayangnya banyak masyarakat yang hanya mengenakan masker untuk formalitas saja. Artinya mereka tidak memakai masker sesuai aturan yang dianjurkan yakni menutupi hidung dan mulut.

"Masker jenis apapun, kalau melorot dan hidungnya nggak ditutup berarti kan 100 persen percuma karena ada peluang masuk lewat hidung. Kalau misal mulut yang terbuka dalam artian sampai dagu, virus bisa masuk lewat dua-duanya (hidung dan mulut)," tutur peneliti nanoteknologi dari Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr Eng Muhamad Nasir saat dihubungi detikcom ditulis Senin (4/5/2020).

Apabila masker tidak dikenakan dengan benar, maka proteksi untuk menahan partikulat baik virus atau bakteri tak ada walaupun memakai masker bedah atau N95 sekalipun. Jika masker melorot hingga ke dagu, risiko penularan lewat mulut dan hidung sangat terbuka lebar.

"Kan ada juga sekarang yang pakai masker tapi udara masih bisa mengalir jadi itu perlu kita perbaiki. Mungkin karena adanya keterbatasan pemahaman masyarakat kita jadi banyak yang pakai masker begitu saja makanya itu yang perlu kita edukasi mengenai cara memakai masker yang benar jadi hidung dan mulut harus tertutup," jelasnya.

Masker kain pun secara umum harus membuat penggunanya sulit bernapas karena sifatnya harus menahan aliran udara dan menahan partikulat.