Rabu, 06 Mei 2020

Kunjungi Pabrik APD Corona, Trump Tak Mau Pakai Masker

Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan kunjungan ke pabrik pembuatan alat pelindung diri (APD) namun menolak mengenakan masker. Selama kunjungan di pabrik Honeywell yang membuat respirator N95 untuk petugas medis virus corona itu, Trump memakai kacamata keselamatan namun tidak menutupi wajahnya.

Para pekerja dan staf pabrik memakai masker wajah dan sarung tangan sesuai rekomendasi pemerintah AS demi mencegah penularan Covid-19 di tempat kerja. 

Kebijakan memakai masker bahkan ditulis secara jelas dalam aturan perusahaan. Salah satu papan besar bertuliskan "Tolong Pakai Masker Anda Setiap Saat."

Trump memang sejak lama menganggap penggunaan masker tidak lah penting.


Sejak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS merekomendasikan penggunaan masker, Trump berulang kali menyebut langkah itu tidak praktis dan tidak berguna.

Trump mengaku tidak bisa melihat dirinya bertemu para pejabat dunia sambil mengenakan masker, meskipun perjalanan diplomatik sudah dibatasi.

Dilansir dari South China Morning Post, sikap Trump menolak penggunaan masker sejalan dengan partainya, Republik.

Sebuah jajak pendapat dari ABC News/Ipsos yang dirilis pekan lalu menunjukkan 69 persen orang-orang di Partai Demokrat telah mengenakan masker ketika bepergian dalam seminggu terakhir.

Sementara itu, hanya 47 persen orang dari Partai Republik yang memakai masker.

Capres Partai Demokrat Joe Biden mengkritik Trump karena tidak mengenakan masker. Dia mengatakan bahwa Trump harus mendengarkan sains dan berjanji untuk mengenakannya sendiri di depan umum.

Sebelumnya Wakil Presiden Mike Pence juga dikritik karena tidak memakai masker saat mengunjungi Klinik Mayo. Namun pada kunjungan berikutnya ke pabrik General Motors, akhirnya ia mengenakan masker. "Saya tidak berpikir itu perlu, tapi seharusnya saya mengenakan masker di Klinik Mayo," kata Pence.

Seorang dokter di Columbia University Medical Centre di New York City, mengatakan menggunakan masker bedah bisa mengurangi kemungkinan tertular virus corona dan jauh lebih efektif mencegah pemakainya menginfeksi orang lain.

Kata dia, masker akan jauh lebih efektif ketika semua orang memakainya. 

Salip Italia, Kematian Corona Inggris Tertinggi ke-2 di Dunia

Angka kematian pasien virus corona (Covid-19) di Inggris telah mencapai 32.313 orang berdasarkan data pemerintah yang dirilis pada Selasa (5/5).

Jumlah itu melampaui angka kematian corona di Italia sebanyak 29.315 orang dalam periode yang sama. 

Dengan begitu, setelah Amerika Serikat, dan pertama di Eropa.

Data angka kematian baru itu dirilis oleh Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS) dan badan kesehatan regional. Statistik baru itu belum dimasukkan dalam angka harian pemerintah pusat yang saat ini masih mencatat 29.427 kematian.

Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mendesak agar tidak membanding-bandingkan data pemerintah dengan statistik internasional yang ada selama ini.

"Ada berbagai cara menghitung angka kematian. Kami sekarang menerbitkan data yang mencakup semua kematian di semua pengaturan dan tidak semua negara melakukan hal ini," ucap Raab dalam jumpa pers di Downing Street seperti dilansir AFP.

Jokowi Perintahkan Menteri Cari Jalan Selamatkan Ekonomi RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan kepada menterinya untuk segera mencari jalan dan meracik stimulus yang jitu supaya ekonomi dalam negeri bisa selamat dari tekanan virus corona.

Perintah yang ia sampaikan dalam Pembukaan Sidang Kabinet Paripurna tentang Pagu Indikatif RAPBN Tahun Anggaran 2021 indikatif tersebut diberikannya terkait rilis data pertumbuhan ekonomi kemarin.

Sebagai informasi, BPS dalam rilis yang mereka sampaikan kemarin menyebut pertumbuhan ekonomi kuartal I 2020 Indonesia hanya mampu mencapai 2,97 persen. Jokowi mengatakan penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut disebabkan oleh virus corona.


Virus telah memukul ekonomi dalam negeri dari baik sisi permintaan maupun pasokan. Dari sisi pasokan misalnya, masalah tersebut sudah membuat indeks sektor manufaktur di dalam negeri pada April 2020 anjlok ke level 27,5.

Posisi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan Korea Selatan yang masih bisa 41,6, Malaysia yang masih bisa 31,3 dan Filipina yang masih bisa 31,6. Jokowi mengatakan indeks tersebut merupakan alarm yang harus diwaspadai. 

"Ini hati-hati. Saya minta menteri bidang ekonomi perhatikan angka itu secara detail. Mana saja sektor dan subsektor yang alami kontraksi terdalam, dicarikan stimulusnya dan harus kita buat dan tepat sasaran. Rancang juga skenario pemulihan," katanya Rabu (6/5).

Dari sisi permintaan, Jokowi mengatakan masalah sama juga terjadi. Itu tercermin dari laju inflasi April yang hanya 0,08 persen.

Jokowi mengatakan angka tersebut merupakan yang terendah dibandingkan Ramadan sebelum-sebelumnya. Tak hanya dari sisi inflasi, Jokowi mengatakan masalah sama juga bisa dilihat dari tingkat konsumsi rumah tangga.

"Dari sisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga sebesar 2,84 persen dan pengeluaran pemerintah 3,74 persen menjadi lokomotif pertumbuhan. Namun tolong dilihat konsumsi untuk Lembaga Non-profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang mengalami kontraksi -4,91 persen. Ini benar2 dilihat secara detail LNPRT ini," katanya.

Jokowi mengatakan agar masalah demand atau permintaan tersebut bisa diatasi, ia memerintahkan kepada jajarannya aga bantuan sosial yang digelontorkan terkait wabah virus corona baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dana desa, program padat karya tunai segera digelontorkan dalam minggu-minggu ini.

"Ini harus dipastikan sudah jalan di lapangan. Bansosnya sudah diterima masyarakat, program padat karya juga sudah jalan di lapangan," katanya.

Sebagai informasi, ekonomi Indonesia terpuruk ke level 2,97 persen pada sepanjang kuartal I 2020 kemarin. Pertumbuhan itu turun dibandingkan dibanding kuartal I 2019 sebesar 5,07 persen.

Angka tersebut juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2019 yakni 4,97 persen. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan pertumbuhan ekonomi mengalami kontraksi sebesar 2,41 persen jika dibandingkan kuartal IV 2019.

"Kalau kami lihat pergerakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2020 seperti dialami negara lain mengalami perlambatan cukup dalam," ujarnya melalui video conference, Selasa (5/5).

Ia menuturkan perlambatan pertumbuhan ekonomi juga dialami mayoritas negara mitra dagang Indonesia. Kondisi tersebut disebabkan pandemi virus corona (covid-19) sehingga sejumlah negara melakukan lockdown dan mempengaruhi aktivitas perekonomian.