Kamis, 14 Mei 2020

Bertambah Lagi, Dua Dokter Indonesia Meninggal karena Virus Corona

 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dua dokter yang kembali menjadi korban pandemi virus corona COVID-19. Keduanya meninggal karena virus corona.
Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan duka cita atas meninggalnya dua dokter. Keduanya adalah dr Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI cabang Jakarta Barat dan dr Exsenveny Lalopua MKes, pengurus IDI cabang Jawa Barat.

Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih membenarkan dua dokter yang meninggal positif virus corona.

"Iya, kemarin meninggalnya. Yang kami umumkan sekarang itu yang meninggal karena COVID-19," ujar Daeng saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/3/2020).

Daeng belum bisa memastikan apakah kedua dokter yang meninggal ini memiliki penyakit penyerta karena IDI tidak mempunyai data soal ini.

"Kami belum tahu detail, kami hanya begitu dengar beliau meninggal karena COVID-19 kami sampaikan duka itu. Kami masih telusuri, penyebabnya apa dan ditularkan dari mana," ujar Daeng.

"Karena pemerintah masih belum mau buka data, jadi data yang detail kami belum punya, kami hanya dapat laporan saja dari bawah," tutupnya.

Mengeluh Radang Amandel, Gadis 10 Tahun Ini Ternyata Positif Corona

Seorang gadis berusia 10 tahun asal Plymouth, Inggris, dinyatakan positif virus corona COVID-19. Meski begitu gadis tersebut awalnya tidak menunjukkan gejala yang mengarah pada virus corona COVID-19.
Awalnya ia hanya didiagnosis mengidap radang amandel. Hal ini karena ia mengalami demam hingga suhu tubuhnya mencapai 41 derajat celcius dan membuatnya kejang-kejang.

Menanggapi kejadian ini, pihak sekolah gadis tersebut menyebar imbauan melalui email kepada semua orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka. Mengingat saat ini banyak orang tertular virus corona ini tanpa gejala.

"Tolong awasi anak-anak kalian dengan cermat untuk melihat adanya gejala. Tetap berada di rumah agar aman," ujar kepala sekolah dari gadis tersebut, dikutip dari Daily Mail pada Jumat (23/3/2020).

Sementara itu, banyak pihak yang mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menambahkan hilangnya kemampuan penciuman dan perasa sebagai gejala baru virus corona COVID-19, setelah ditemukannya kasus yang memiliki gejala tersebut. Meski begitu pihak WHO masih mengaku masih mendalami hal ini dan belum bisa mengatakan sebagai gejala baru virus corona COVID-19.

Bayi-bayi Ini 'Positif' Corona, Ada Kemungkinan Tertular dalam Kandungan

Beberapa bayi di China kemungkinan tertular virus corona ketika masih berada di dalam kandungan, sesaat sebelum dilahirkan. Namun kemungkinan ini belum membuktikan bahwa SARS-CoV-2 menular dari ibu hamil ke bayinya.
Dalam sebuah laporan, dokter dari Renmin Hospital of Wuhan University menggambarkan kasus seorang wanita melahirkan beberapa pekan setelah dinyatakan positif COVID-19. Bayi perempuan ini lahir secara sesar, ibunya mengenakan masker N95 dan tidak memegang bayinya.

Laporan yang dimuat di jurnal JAMA ini menyebut, bayi ini langsung dikarantina meski tidak menunjukkan gejala. Namun dua jam berikutnya, tes menunjukkan peningkatan dua jenis antibodi yang menandakan adanya paparan virus corona, IgM dan IgG.

Anehnya lagi, pemeriksaan virus berulang kali menunjukkan hasil negatif. Para dokter masih mencari tahu bagaimana antibodi bisa terbentuk pada bayi baru lahir tersebut.

Dalam laporan yang lain, dokter memeriksa antibodi 6 bayi baru lahir. Sebanyak 5 bayi mengalami peningkatan IgG dan 2 mengalami peningkatan IgM. Tidak satupun di antaranya menunjukkan hasil positif dalam pemeriksaan virus.

Selain kemungkinan tertular virus corona, penjelasan lain yang juga dipertimbangkan adalah plasenta ibu mengalami kerusakan atau kondisi abnormal sehingga antibodi masuk ke tubuh bayi.

"Meski kedua studi pantas dievaluasi dengan cermat, bukti yang lebih definitif diperlukan sebelum temuan provokatif ini bisa dipakai untuk menginformasikan wanita hamil bahwa janin mereka berisiko mengalami infeksi SARS-CoV-2 dalam kandungan," tulis editorial jurnal tersebut, dikutip dari Livescience.

Tak Punya Riwayat Penyakit, Pria Ini Meninggal karena Corona

Seorang pria di Texas berusia 44 tahun, Adolph Mendez dinyatakan telah meninggal dunia setelah beberapa hari didiagnosis positif virus corona COVID-19. Kisah ini dibagikan oleh sang istri bernama Angela Mendez dan salah satu anaknya, Brenda Johnson.
Dikutip dari New York Post, Angela menjelaskan suaminya adalah seorang guru Taman Kanak-kanak di gereja Oakwood, dan mempunyai riwayat kesehatan yang baik sebelum pada akhirnya terinfeksi virus corona.

"Kamu sering mendengar kalau yang meninggal itu umumnya orang yang tua dan memiliki penyakit lain. Tetapi dia itu sehat dan virus corona menumbangkannya," kata Angela.

"Ini bisa terjadi pada siapa saja, bukan hanya sekedar cerita yang terjadi pada orang-orang di seluruh dunia. Nyatanya itu terjadi di sini, virus itu dapat membunuh siapa pun seperti yang dialami oleh suamiku," lanjutnya.

Sementara itu, Brenda menggambarkan mendiang ayahnya sebagai sosok yang sangat sempurna dan juga sehat.

"Dia baik, dia sabar, dia peduli pada orang lain dan sangat mencintai keluarganya. Dia juga aktif dalam komunitas gereja," ucap Brenda.

Brenda juga menjelaskan bahwa ayahnya terkenal dengan sebutan 'Mr Sticker' di lingkungan tempat ia mengajar.

"Setiap hari Minggu dia akan saling bertukar stiker dengan murid-muridnya. Dia sangat dicintai oleh semua orang," tuturnya.

Bertambah Lagi, Dua Dokter Indonesia Meninggal karena Virus Corona

 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali mengumumkan dua dokter yang kembali menjadi korban pandemi virus corona COVID-19. Keduanya meninggal karena virus corona.
Melalui akun media sosial, PB IDI mengucapkan duka cita atas meninggalnya dua dokter. Keduanya adalah dr Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibowo dari IDI cabang Jakarta Barat dan dr Exsenveny Lalopua MKes, pengurus IDI cabang Jawa Barat.

Saat dikonfirmasi, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih membenarkan dua dokter yang meninggal positif virus corona.

"Iya, kemarin meninggalnya. Yang kami umumkan sekarang itu yang meninggal karena COVID-19," ujar Daeng saat dikonfirmasi detikcom, Jumat (27/3/2020).

Daeng belum bisa memastikan apakah kedua dokter yang meninggal ini memiliki penyakit penyerta karena IDI tidak mempunyai data soal ini.

"Kami belum tahu detail, kami hanya begitu dengar beliau meninggal karena COVID-19 kami sampaikan duka itu. Kami masih telusuri, penyebabnya apa dan ditularkan dari mana," ujar Daeng.

"Karena pemerintah masih belum mau buka data, jadi data yang detail kami belum punya, kami hanya dapat laporan saja dari bawah," tutupnya.

Mengeluh Radang Amandel, Gadis 10 Tahun Ini Ternyata Positif Corona

Seorang gadis berusia 10 tahun asal Plymouth, Inggris, dinyatakan positif virus corona COVID-19. Meski begitu gadis tersebut awalnya tidak menunjukkan gejala yang mengarah pada virus corona COVID-19.
Awalnya ia hanya didiagnosis mengidap radang amandel. Hal ini karena ia mengalami demam hingga suhu tubuhnya mencapai 41 derajat celcius dan membuatnya kejang-kejang.

Menanggapi kejadian ini, pihak sekolah gadis tersebut menyebar imbauan melalui email kepada semua orang tua untuk mengawasi anak-anak mereka. Mengingat saat ini banyak orang tertular virus corona ini tanpa gejala.

"Tolong awasi anak-anak kalian dengan cermat untuk melihat adanya gejala. Tetap berada di rumah agar aman," ujar kepala sekolah dari gadis tersebut, dikutip dari Daily Mail pada Jumat (23/3/2020).

Sementara itu, banyak pihak yang mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menambahkan hilangnya kemampuan penciuman dan perasa sebagai gejala baru virus corona COVID-19, setelah ditemukannya kasus yang memiliki gejala tersebut. Meski begitu pihak WHO masih mengaku masih mendalami hal ini dan belum bisa mengatakan sebagai gejala baru virus corona COVID-19.