Minggu, 17 Mei 2020

Nenek 95 Tahun Jadi Wanita Tertua yang Sembuh dari Corona di Italia

Seorang nenek berusia 95 tahun menjadi wanita tertua pertama di Italia yang pulih dari virus corona COVID-19. Nenek itu bernama Alma Clara Corsini, berasal dari provinsi utara Modena.
Dikutip dari New York Post, setelah didiagnosis terkena virus corona, Corsini dirawat di salah satu rumah sakit di Pavullo sejak 5 Maret 2020. Dokter yang merawatnya mengatakan ia telah pulih sekitar minggu lalu, dan tanpa menggunakan 'terapi antivirus'.

"Ya, ya, saya baik-baik saja. Mereka adalah orang-orang baik yang menjaga saya dengan baik," ucap Corsini.

Selain menjadi wanita tertua yang sembuh di Italia, ia juga merupakan orang pertama yang berhasil pulih dari virus corona di asal tempat tinggalnya, Modena. Diketahui saat ini Corsini telah dipulangkan kembali ke panti jompo.

Hingga kini jumlah kasus virus corona di Italia sudah mencapai 63.927 orang, 7,432 orang berhasil disembuhkan, dan sebanyak 6.077 lagi dinyatakan meninggal dunia.

Terpopuler Sepekan: Peringatan WHO Soal Corona Tak Akan Pernah Hilang

Baru-baru ini pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadi perhatian publik. Pasalnya, WHO mengatakan kalau virus Corona kemungkinan besar tak akan pernah hilang.
Peringatannya ini muncul usai banyak orang yang memprediksi kapan sebenarnya akhir dari pandemi Corona COVID-19. Ia pun menyoroti beberapa negara yang mulai melonggarkan lockdown dan social distancing.

"Penting untuk mengingat ini: virus ini bisa menjadi virus endemik lain di komunitas kita dan mungkin tidak akan pernah hilang," kata pakar kedaruratan kesehatan WHO, Mike Ryan, dalam pertemuan daring dan dikutip dari SCMP, Kamis (14/5/2020).

"Saya pikir penting bagi kita untuk realistis dan tidak berpikir siapa pun dapat memprediksi kapan penyakit ini akan hilang. Tidak ada janji dalam hal ini, tidak ada tanggal. Penyakit ini bisa menjadi masalah yang lama, atau mungkin juga tidak," sambungnya.

Meski begitu, ia meyakini dunia tetap memiliki kendali untuk mengatasi wabah virus Corona COVID-19. Ia pun optimis terhadap vaksin potensial yang tengah dikembangkan, dan beberapa telah memasuki uji klinis.

Total ada lebih dari 100 vaksin yang tengah dikembangkan saat ini. Namun para ahli mengakui kesulitan menemukan vaksin yang efektif untuk virus Corona.

Ditambah lagi, menurut Ryan ada beberapa vaksin untuk penyakit lain, salah satunya seperti campak hingga kini penyakitnya belum hilang seluruhnya. Meski demikian, Ryan optimis kontrol yang signifikan disebutnya dapat menurunkan risiko yang sangat tinggi di tingkat nasional, regional, dan global.

Pria Ini Baru Percaya Virus Corona Bukan Hoax Setelah Terinfeksi

Seorang pria di Amerika Serikat awalnya meyakini virus Corona COVID-19 cuma konspirasi. Ia berubah pikiran baru-baru ini setelah dirinya dan sang istri masuk rumah sakit karena terinfeksi.
Pria bernama Brian Hitchens ini awalnya tidak percaya bahwa pandemi COVID-19 adalah nyata. Ia selalu meyakini, Tuhan lebih agung dari virus sehingga tidak ada yang perlu ditakuti.

Kini kondisinya berubah setelah ia dan sang istri masuk rumah sakit karena tertular. Jika dulunya tidak percaya, kini Brian justru mengingatkan orang-orang untuk menyikapi virus ini dengan sangat serius.

"Awalnya saya pikir mungkin pemerintah sedang mencoba sesuatu dan semacam mereka melemparnya keluar untuk seperti mengalihkan perhatian," paparnya kepada WBTV, dikutip dari Mirror.

Di media sosial, Brian sempat mengungkapkan ketidakpercayaannya terhadap bahaya virus Corona. Menurutkua, hal itu tidak lebih dari sekadar histeria. Namun apa yang dialaminya selama di rumah sakit mengubah pandangan tersebut.

"Istri saya pakai ventilator. Selama 3 pekan rasanya berat. Sedih," katanya.

Meski kondisinya membaik, Brian dan sang istri masih berada di rumah sakit. Keduanya belum tahu kapan akan bisa pulang dan berkumpul kembali.

Sabtu, 16 Mei 2020

Sebaran 1 Kasus Sembuh dan 3 Meninggal Virus Corona Indonesia 25 Maret

Tercatat ada penambahan 1 kasus sembuh dari virus corona COVID-19 menjadi 31 kasus. Jumlah kasus meninggal dunia bertambah 3 menjadi 58 kasus.
"Sementara angka kematian, setelah verifikasi ulang, ada data yang dobel, sudah kita berbaiki," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (25/3/2020).

Tambahan 1 kasus sembuh dan 3 kasus meninggal dunia karena virus corona COVID-19 tersebar sesuai data berikut:

Sembuh
Jawa Timur 1 kasus
Meninggal
DI Yogyakarta 1 kasus
Jawa Tengah 1 kasus
Sumatera Selatan 1 kasus

Ada 105 Kasus Baru Positif Corona di Indonesia, Ini Sebarannya

 Hingga Rabu (25/3/2020), tercatat 105 kasus positif virus corona COVID-19. Dari angka tersebut, tercatat 31 sembuh dan 58 meninggal dunia.
"Ada koreksi dari 686 (data kemarin) menjadi 685 karena ternyata ada 1 pasien tercatat di 2 rumah sakit," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (25/3/2020).

Sebaran 105 kasus baru virus corona COVID-19 hingga 25 Maret pukul 12.00 adalah sebagai berikut:

Bali 3 kasus
Banten 2 kasus
DI Yogyakarta 11 kasus
DKI Jakarta 39 kasus
Jawa Barat 13 kasus
Jawa Tengah 19 kasus
Kalimantan Selatan 1 kasus
Nusa Tenggara Barat 1 kasus
Sulawesi Selatan 9 kasus
Verifikasi ulang 7 kasus

Update Corona Indonesia 25 Maret: 790 Positif, 31 Sembuh, 58 Meninggal

Pemerintah mengumumkan perkembangan kasus positif virus corona COVID-19 di Indonesia. Hingga Rabu (25/3/2020) tercatat total 790 kasus positif, 31 sembuh, dan 58 meninggal dunia.
"Ada koreksi dari 686 (data kemarin) menjadi 685 karena ternyata ada 1 pasien tercatat di 2 rumah sakit," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, Rabu (25/3/2020).

Data hingga pukul 12.00, terjadi penambahan kasus positif sebanyak 105 menjadi 790 kasus. Jumlah kasus yang sembuh ada penambahan 1 kasus menjadi 31 kasus.

Jumlah kasus yang meninggal dunia mengalami peningkatan 3 kasus menjadi 58 kasus. Yuri menyebut, ada penyesuaian data kematian karena ada data yang dobel.

Dengan data terbaru saat ini, tingkat kematian berada di angka 7,34 persen.

Greta Thunberg Curiga Tertular Virus Corona Setelah Tur Eropa

 Greta Thunberg, juru kampanye perubahan iklim, dan ayahnya aktor Swedia, Svante Thunberg, curiga telah terinfeksi virus corona COVID-19. Dalam sebuah wawancara dengan New Scientist, Greta mengatakan mereka berdua mengalami beberapa gejala COVID-19 setelah tur Eropa dengan kereta api belum lama ini.
Greta menegaskan ia dan ayahnya pergi mengunjungi wilayah di Eropa sebelum lockdown diberlakukan. Meski curiga tertular, belum ada dari mereka yang dites karena Swedia hanya menguji orang dengan gejala yang parah dan berada dalam kelompok risiko.

"Saya pulang dari Eropa Tengah kemudian mengisolasi diri dari awal karena saya pikir saya sudah naik kereta jadi saya tidak ingin menempatkan orang lain dalam risiko. Tetapi saya mulai merasakan gejala setelah beberapa hari. Pada saat yang sama, ayah saya merasakan gejala yang lebih intens" katanya kepada New Scientist.

Gadis berusia 17 tahun itu juga ingin menyampaikan kepada orang lain bahwa betapa mudahnya penyakit corona menular tanpa disadari. Peneliti telah banyak menemukan kasus COVID-19 secara global tidak menunjukkan gejala.

"Yang penting, pada dasarnya aku tidak merasa sakit. Memang saya merasa lelah luar biasa, saya batuk sedikit. Tentu saja sangat berbahaya. Jika ayah saya tidak menunjukkan gejala, mungkin saja saya tidak sadar," ucapnya.

Meski dia dan ayahnya tidak dites, Thunberg mengatakan akan sangat mengejutkan bila gejala yang ia miliki bukan COVID-19.

"itu akan sangat aneh jika itu akan menjadi sesuatu yang lain, karena itu hanya sangat cocok. Terutama reaksi ayah saya, itu persis sesuai dengan gejalanya," pungkasnya.