Rabu, 20 Mei 2020

6 Dokter Indonesia Jadi Korban Pandemi Corona, Ini Daftarnya

 Sejumlah dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona di Indonesia dikabarkan meninggal dunia. PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang menjadi korban pandemi COVID-19.
Berikut daftar keenam dokter yang meninggal dunia dikutip dari akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020):

dr Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan
dr Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor
dr Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur
dr Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi
dr Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan
dr Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat

Dirangkum detikcom, berikut ini beberapa kisah di balik pengorbanan para dokter Indonesia yang meninggal dalam pandemi COVID-19.

1. Dokter RS Bogor Medical Center (BMC)
Salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko, meninggal dunia. Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang menangani pasien virus Corona.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

"dr Djoko sudah... sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore," kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

2. Dokter dari Dinkes Kabupaten Bandung Barat
Seorang dokter dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang juga bagian dari Satgas Penanggulangan Covid-19 KBB meninggal, pada Kamis (19/3/2020) pagi di rumahnya, di Komplek Nusa Hijau, Kota Cimahi.

Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan dokter tersebut bernama dr Toni Daniel Silitonga, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes KBB.

"Iya betul almarhum atas nama dr. Toni, ASN KBB yang juga bagian Satgas Penanggulangan Covid-19, tapi tidak langsung bersentuhan dengan pasien. Tugasnya hanya melakukan pemantauan dan edukasi pada masyarakat," ujar Hengky kepada detikcom, Jumat (20/3/2020).

3. Dokter berusia 34 tahun
Selebriti Raditya Dika mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19. Dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

"Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas," tulis Raditya.

Konsultasi Kesehatan Dapat Gratis Saldo Dompet Digital, Begini Caranya

Keadaan cuaca yang tidak menentu diserta wabah virus Corona (Covid-19) yang menyebar di Indonesia, mungkin membuat kita merasa khawatir pada saat ini. Kesehatan pun perlu turut kita jaga dan awasi agar tidak mudah tertular berbagai penyakit yang ada.
Tetapi jangan khawatir dan galau di saat seperti ini! Grab melalui layanan GrabHealth bekerja sama dengan Good Doctor mempunyai fitur untuk menanyakan kesehatan secara Gratis kepada dokter. Bahkan saat ini, sedang ada promo Bonus Saldo OVO sebesar Rp 25 ribu untuk 100 orang pertama setiap harinya yang mau bertanya atau mengkonsultasikan kesehatan mereka kepada dokter lewat layanan GrabHealth.

Lalu bagaimana syarat dan cara untuk melakukan konsultasi dan mendapatkan promo tersebut? Pertama kamu harus pastikan bahwa ini merupakan konsultasi perdanamu di layanan GrabHealth dan baru pertama kali masuk ke layanan GrabHealth. Setelah memastikan kamu adalah pengguna pertama, cobalah untuk membuka aplikasi Grab dan masuk ke menu layanan GrabHealth.

Setelah itu mulailah konsultasi kepada dokter yang ada, dengan mengajukan minimal 1 buah pertanyaan berupa keluhan atau informasi mengenai kesehatan dirimu. Nah, setelah selesai konsultasi dan sebelum menutup aplikasi, pastikan ada sebuah Summary yang dibuat oleh dokter mengenai kesehatanmu.

Nantinya Bonus Saldo OVO akan masuk ke dalam nomor HP yang terdaftar di aplikasi Grab maksimal 3 hari setelah konsultasi. Perlu kamu ingat juga bahwa promo ini hanya berlaku dari tanggal 19 Maret hingga 31 Maret 2020. Jadi cobalah manfaatkan kesempatan ini untuk tahu lebih banyak mengenai kondisi kesehatanmu secara gratis, selama masa social distancing yang diimbau oleh pemerintah saat ini.

Obat Corona Buatannya Tak Manjur, Saham Fujifilm Rontok

 Saham Fujifilm Holdings Corp anjlok lebih dari 4% pada awal perdagangan Rabu ini. Hal tersebut menyusul laporan bahwa obat antiflu Avigan buatan mereka tidak menunjukkan kemanjuran yang nyata dalam pengobatan virus Corona. Itu berdasarkan uji klinis sejauh ini.
Dikutip detikcom dari Reuters, Rabu (20/5/2020), hasil uji klinis itu menimbulkan keraguan tentang persetujuan obat pada akhir bulan ini.

Pada catatan detikcom, obat tersebut dikembangkan melalui anak usahanya, Fujifilm Toyama Chemical. Perusahaan pengembang obat tersebut yang dikenal juga dengan Avigan, telah mengembangkan obat yang diberi nama favipiravir itu sejak 2014.

Sebelumnya pejabat kesehatan China mengatakan sebuah obat yang digunakan di Jepang "efektif" untuk menangani pasien yang mengidap virus corona COVID-19. Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat Kementerian Sains Dan Teknologi China, Zhang Xinmin.

Dia menilai obat bernama favipiravir, yang dikembangkan anak perusahaan Fujifilm, telah mencetak hasil memuaskan dalam uji klinis di Wuhan dan Shenzhen yang melibatkan 340 pasien.

"Favipiravir memiliki tingkat keamanan yang tinggi, yang efektif dalam penanganan pasien corona," ujar Zhang kepada awak media, seperti dikutip dari Guardian, Rabu 18 Maret 2020.

Saham perusahaan dari perusahaan Avigan pun sempat meroket usai pernyataan Zhang yang beredar di media. Sejak COVID-19 mewabah, sejumlah dokter di Jepang telah menggunakan favipiravir untuk mengobati para pasiennya.

6 Dokter Indonesia Jadi Korban Pandemi Corona, Ini Daftarnya

 Sejumlah dokter yang menjadi garda terdepan dalam penanganan virus corona di Indonesia dikabarkan meninggal dunia. PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 6 dokter yang menjadi korban pandemi COVID-19.
Berikut daftar keenam dokter yang meninggal dunia dikutip dari akun Twitter @PBIDI, Minggu (22/3/2020):

dr Hadio Ali SpS, IDI Cabang Jakarta Selatan
dr Djoko Judodjoko, SpB, IDI Cabang Kota Bogor
dr Laurentius P, SpKJ, IDI Cabang Jakarta Timur
dr Adi Mirsaputra SpTHT, IDI Cabang Kota Bekasi
dr Ucok Martin SpP, IDI Cabang Medan
dr Toni Daniel Silitonga, IDI Cabang Bandung Barat

Dirangkum detikcom, berikut ini beberapa kisah di balik pengorbanan para dokter Indonesia yang meninggal dalam pandemi COVID-19.

1. Dokter RS Bogor Medical Center (BMC)
Salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Bogor Medical Center (BMC), Jawa Barat, Djoko Judodjoko, meninggal dunia. Djoko meninggal diduga akibat terinfeksi virus Corona (COVID-19) karena memang menangani pasien virus Corona.

Adik ipar Djoko, Pandu Riono, membenarkan kabar meninggalnya Djoko. Pandu mengatakan Djoko merupakan pasien suspect Corona. Djoko meninggal pada Sabtu (21/3) pukul 11.15 WIB di RSPAD Gatot Soebroto.

"dr Djoko sudah... sudah dimakamkan kemarin sore di (TPU) Karet Bivak. Meninggalnya siang, dikuburkan sore," kata Pandu saat dihubungi, Minggu (22/3/2020).

2. Dokter dari Dinkes Kabupaten Bandung Barat
Seorang dokter dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bandung Barat (KBB), yang juga bagian dari Satgas Penanggulangan Covid-19 KBB meninggal, pada Kamis (19/3/2020) pagi di rumahnya, di Komplek Nusa Hijau, Kota Cimahi.

Saat dikonfirmasi, Wakil Bupati Bandung Barat Hengky Kurniawan mengatakan dokter tersebut bernama dr Toni Daniel Silitonga, Kepala Seksi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes KBB.

"Iya betul almarhum atas nama dr. Toni, ASN KBB yang juga bagian Satgas Penanggulangan Covid-19, tapi tidak langsung bersentuhan dengan pasien. Tugasnya hanya melakukan pemantauan dan edukasi pada masyarakat," ujar Hengky kepada detikcom, Jumat (20/3/2020).

3. Dokter berusia 34 tahun
Selebriti Raditya Dika mengungkap cerita salah seorang dokter yang meninggal terkait pandemi COVID-19. Dokter tersebut adalah rekan seangkatan semasa SMA dan tengah bertugas saat diduga tertular virus corona dari pasiennya.

"Jam 4 pagi tadi salah satu teman seangkatan saya di SMU 70 dulu telah meninggal dunia karena COVID 19. Umurnya masih 34 tahun, orangnya baik dan pintar. Kebetulan teman saya adalah seorang dokter dan terpapar saat bertugas," tulis Raditya.