Minggu, 24 Mei 2020

Anies Sebut Jakarta 'Epicenter' Virus Corona, Ini Artinya

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyebut Jakarta sebagai salah satu epicenter virus corona COVID-19. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (19/3/2020).
"Dalam paparan yang tadi kami sampaikan, kita gambarkan bahwa situasi di Jakarta penyebarannya bergerak sangat cepat dan sekarang Jakarta merupakan salah satu epicenter dengan pertambahan kasus yang sangat signifikan," jelas Anies.

Sebenarnya apa artinya ketika suatu wilayah disebut sebagai epicenter?

Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, dalam menentukan suatu wilayah menjadi epicenter itu harus dipikirkan apakah persebaran penyakitnya mencakup hanya satu kecamatan, desa, atau bahkan kota.

"Epicenter itu kan pusat terjadinya outbreak paling tinggi," kata Prof Ascobat kepada detikcom, Kamis (19/3/2020).

"Nggak ada spesifiknya (kriteria), karena epicenter adalah titik yang menyebar ke mana-mana. Misalnya saya di Jakarta terus saya nularin ke Bogor. Jadi dari satu tempat menyebar kemana-mana itu epicenter," pungkasnya.

AS Klaim Sukses Uji Senjata Laser untuk Jatuhkan Pesawat

Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat pada Jumat (22/5) lalu mengklaim kapal perang mereka telah berhasil menguji senjata laser berenergi tinggi.

Dalam pernyataannya, senjata laser itu disebut mampu menghancurkan pesawat yang tengah mengudara.

Dari gambar dan video yang diperlihatkan AL AS menunjukkan, uji senjata itu dilakukan di kapal perang USS Portland. Senjata itu disebut bisa menonaktifkan pesawat nirawak (UAV/drone), seperti dilansir CNN, Sabtu (23/5).


Dari gambar yang dibagikan terlihat cahaya senjata laser terlihat menyala dari dek kapal. Sebuah video pendek menunjukkan cahaya laser mengarah kepada sebuah benda seperti drone.

AL AS tidak menyebut lokasi uji senjata laser tersebut. Mereka hanya menyatakan tes itu dilakukan di samudra Pasifik pada 16 Mei lalu.

Kekuatan senjata itu pun tidak disebutkan. Namun, sebuah laporan pada 2018 dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (CSIS) mengatakan kekuatan laser bisa mencapai 150 kilowatt.

"Dengan melakukan uji lanjutan di laut terhadap UAV dan kerajinan kecil, kami akan memperoleh informasi berharga tentang kemampuan Demonstrator Sistem Senjata Laser Solid terhadap potensi ancaman. Dengan kemampuan canggih baru ini, kami mendefinisikan kembali perang di laut untuk Angkatan Laut," kata Komandan USS Portland, Kapten Karrey Sanders, dalam pernyataan itu.

AL AS mengatakan laser yang disebutnya sebagai senjata energi terarah (DEW) itu bisa menjadi pertahanan efektif terhadap drone atau kapal kecil bersenjata.

"Pengembangan DEW Angkatan Laut seperti LWSD memberikan manfaat terhadap perang terbuka dan memberikan ruang lebih bagi komandan untuk mengambil keputusan dan pilihan dalam merespon," kata pernyataan itu.

Pada 2017, CNN menyaksikan latihan menembak langsung senjata laser 30 kilowatt di atas kapal pengangkut amfibi, USS Ponce, di Teluk Persia.

Pada saat itu, seorang perwira sistem senjata laser, Letnan Cale Hughes, menjelaskan cara kerjanya.

"(Senjata) itu melemparkan sejumlah besar foton ke objek yang masuk. Kami tidak khawatir tentang angin, kami tidak khawatir tentang jarak, kami tidak khawatir tentang hal lain. Kami dapat melibatkan target dengan kecepatan cahaya," ujar Hughes. 
https://indomovie28.com/cast/demetrius-bridges/

Sabtu, 23 Mei 2020

Korban Meninggal Jadi 32, Ini Cara Penanganan Jenazah Pasien Corona

Sejak masuk ke Indonesia, jumlah kasus virus corona COVID-19 kian bertambah. Pada Jumat (20/3/2020) kemarin, pemerintah mengumumkan sudah ada 369 kasus, 15 sembuh, 32 pasien di antaranya meninggal dunia.
Dalam menangani jenazah pasien yang terinfeksi virus corona, ada prosedur yang harus dilakukan dengan ketat. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan virus dari jenazah tersebut.

Ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah-langkahnya yang dikutip dari Pedoman Kesiapsiagaan nCoV di Indonesia.

Petugas kesehatan harus menjalankan kewaspadaan standar ketika menangani pasien yang meninggal akibat penyakit menular.
APD lengkap harus digunakan petugas yang menangani jenazah jika pasien tersebut meninggal dalam masa penularan.
Jenazah harus terbungkus seluruhnya dalam kantong jenazah yang tidak mudah tembus sebelum dipindahkan ke kamar jenazah.
Jangan ada kebocoran cairan tubuh yang mencemari bagian luar kantong jenazah.
Pindahkan sesegera mungkin ke kamar jenazah setelah meninggal dunia.
Jika keluarga pasien ingin melihat jenazah, diijinkan untuk melakukannya sebelum jenazah dimasukkan ke dalam kantong jenazah dengan menggunakan APD.
Petugas harus memberi penjelasan kepada pihak keluarga tentang penanganan khusus bagi jenazah yang meninggal dengan penyakit menular. Sensitivitas agama, adat istiadat dan budaya harus diperhatikan ketika seorang pasien dengan penyakit menular meninggal dunia.
Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
Jika akan diotopsi harus dilakukan oleh petugas khusus, jika diijinkan oleh keluarga dan Direktur Rumah Sakit.
Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
Jenazah hendaknya diantar oleh mobil jenazah khusus.
Jenazah sebaiknya tidak lebih dari 4 (empat) jam disemayamkan di pemulasaraan jenazah.

32 Meninggal dari Total 369 Kasus, Tingkat Kematian Corona RI 8,67 Persen

Jumlah kasus dan kematian pasien virus corona COVID-19 di Indonesia terus bertambah. Hingga hari Jumat (20/3) sudah ada 369 kasus positif yang 32 di antaranya meninggal dunia dan 17 sembuh.
"Ada 60 kasus baru sehingga jumlah total 369," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto, Jumat (20/3/2020).

Dengan data tersebut, artinya hari ini tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus corona di Indonesia ada di angka 8,67%. Sementara itu menurut data yang dihimpun Research Center Johns Hopkins University, CFR wabah corona di dunia saat ini rata-rata 4,1%.

Beberapa ahli menjelaskan angka CFR yang tinggi bisa menunjukkan beberapa hal. Salah satu kemungkinannya ada kasus infeksi corona yang tak terdeteksi.

"Bila kita melihat sistem yang bisa menghitung tidak hanya pasien sakit parah, tapi juga orang-orang yang terinfeksi dan rawat jalan, maka angka CFR-nya jadi lebih akurat dan akan berkurang jauh," komentar ahli epidemiologi Isaac Bogoch dari University of Toronto.

Italia yang sering disebut jadi episentrum wabah corona di Eropa memiliki CFR 8,29%. Di lain sisi Iran yang disebut episentrum corona di Timur Tengah memiliki CFR 6,96%.