Rabu, 01 Juli 2020

Selama Pandemi Corona, Kehamilan di Wonogiri Naik Tajam

Jumlah ibu hamil (bumil) di Wonogiri saat ini mengalami peningkatan. Hal ini menyusul ada dugaan kuat pasangan suami istri takut mendatangi tempat pelayanan program Keluarga Berencana (KB).
"Data yang kami himpun saat ini jumlah bumil kita mencapai 5.103 orang. Meningkat terutama ketika pandemi berlangsung," ungkap Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri Edy Santosa kepada wartawan, Selasa (30/6/2020).

Jumlah itu menurut Wabup merupakan akumulasi dari awal tahun 2020 hingga April. Sebelum pandemi jumlah bumil ada di angka 2000-an. Setelah pandemi menjadi 5.000 lebih atau mengalami peningkatan 3.000-an bumil.

Ketika pandemi berlangsung, beber Wabup, banyak pasangan suami istri (pasutri) menghabiskan waktu di rumah saja. Namun yang jelas, pihaknya mewanti-wanti agar para bumil terus menjaga kondisi kesehatan. Termasuk, disiplin melaksanakan protokol pencegahan penularan COVID-19. Misalnya rajin cuci tangan, menjaga jarak aman, dan selalu mengenakan masker saat keluar rumah.

"Tetap dan terus menjaga asupan gizi tentunya yang seimbang dan mesti rajin kontrol," terang Wabup.

Mantan Wakil Ketua DPRD Wonogiri ini menegaskan pandemi jangan dijadikan alasan untuk lalai terhadap komitmen membangun keluarga berencana menuju keluarga tangguh dan sejahtera. Keluarga berencana, menurut dia, dapat membantu pemerintah dalam memerangi kemiskinan.

Pasangan yang sadar akan pentingnya program KB berarti telah berinvestasi jangka panjang. Hasilnya akan dirasakan beberapa waktu mendatang.

Terpisah, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk KB dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Wonogiri, Setyorini menerangkan, hingga kini sebagian bumil tersebut telah melahirkan. Saat ini data ibu yang masih hamil ada 4.455 orang.

Selama pandemi, menurut dia, sebagian akseptor takut mendatangi pelayanan KB. Mereka takut imunnya menjadi turun dan khawatir tertular ketika mengikuti KB.

"Maka kami melalui kegiatan sejuta akseptor KB dalam rangka Hari Keluarga Nasional ke-27 kemarin masyarakat diberi edukasi dan pengertian agar tetap menjalankan KB. Bahwa perlu ditegaskan, saat pandemi sekalipun pelayanan KB tetap berjalan," ujar dia.

Target di Wonogiri pada kegiatan KB serentak tersebut sebanyak 1.628 akseptor. Dengan rincian IUD dan Implan sebanyak 171 akseptor, suntik sebanyak 279 akseptor, pill dan kondom sebanyak 1.178 akseptor. Saat ini di Wonogiri ada 105.873 pasangan yang masih subur atau produktif. Pasangan tersebut menjadi sasaran progam KB.

"Intinya kegiatan ini bertujuan untuk mencegah ledakan penduduk pada 2021. Setiap keluarga harus mengikuti KB atau merencanakan keluarga dengan baik," tutur dia.

Kapan Sih Waktu yang Tepat untuk Sarapan?

 Sarapan adalah hal penting yang tidak boleh dilewatkan setiap pagi. Selain memberikan energi, sarapan juga bisa meningkatkan metabolisme tubuh, membantu jaga berat badan, menyeimbangkan kadar gula, hingga meningkatkan kesehatan jantung dan fungsi kognitif.
Saat kamu melewatkannya, berbagai masalah kesehatan bisa muncul, misalnya stres, kelelahan, dan meningkatkan risiko obesitas. Bahkan bisa mendorong seseorang untuk makan yang lebih banyak di kemudian hari.

"Banyak orang makan lebih banyak sebelum tidur hanya karena tidak cukup sarapan di pagi harinya," kata ahli gizi Kim Larson, yang dikutip dari Forbes, Selasa (30/6/2020).

Namun, kebanyakan orang sering salah memilih waktu untuk sarapan. Kapan sih waktu yang tepat untuk sarapan?

Menurut Larson, waktu yang terbaik untuk sarapan adalah dua jam setelah bangun tidur. Dengan ini, metabolisme tubuh akan tetap terjaga.

"Semakin cepat kamu sarapan setelah bangun tidur, akan semakin baik juga untuk metabolisme tubuhmu," ujarnya.

Jika kamu biasa berkegiatan di pagi hari, seperti olahraga, bisa mengkonsumsi asupan yang ringan. Misalnya seperti pisang atau roti panggang dengan alpukat, 20-30 menit sebelum melakukan aktivitas pagi.
https://indomovie28.net/star/shogen/

Serba-serbi G4, Virus Baru yang Disebut Berpotensi Jadi Pandemi Berikutnya

Para peneliti China menemukan jenis virus baru yang disebut memiliki potensi untuk jadi pandemi. Virus ini diberi kode G4 EA H1N1 atau disebut G4 dan merupakan varian dari virus flu babi H1N1.
Dikutip dari Sciencemag, ilmuwan dari China Agricultural University (CAU) menemukan G4 setelah menganalisis hampir 30 ribu swab hidung yang diambil dari babi di rumah jagal tahun 2011-2018. Tes antibodi menemukan sekitar 10,4 persen pekerja di industri babi dan 4,4 persen populasi umum tampaknya telah terinfeksi.

"Virus G4 menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotip predominan yang beredar pada babi yang terdeteksi di sedikitnya 10 provinsi," tulis para ilmuwan dalam laporannya.

Untuk saat ini belum ada bukti G4 dapat menular antarmanusia. Namun, ilmuwan khawatir kemungkinan virus baru ini bisa menyebabkan pandemi berikutnya bila replikasi terus terjadi.

"Saat ini kita teralihkan oleh virus Corona dan memang demikian. Tapi kita tidak boleh abai dengan virus baru yang potensial berbahaya," kata Prof Kin-Chow Chang dari Nottingham University, dikutip dari BBC.

Berdasarkan sejumlah eksperimen yang dilakukan pada ferret (Mustela putorius furo) atau mamalia yang umumnya dipakai dalam riset flu, hasilnya menunjukkan bahwa virus G4 sangat menular. Selain itu, bisa bereplikasi pada sel-sel manusia dan menyebabkan gejala serius pada ferret dibanding virus lainnya.

Selama Pandemi Corona, Kehamilan di Wonogiri Naik Tajam

Jumlah ibu hamil (bumil) di Wonogiri saat ini mengalami peningkatan. Hal ini menyusul ada dugaan kuat pasangan suami istri takut mendatangi tempat pelayanan program Keluarga Berencana (KB).
"Data yang kami himpun saat ini jumlah bumil kita mencapai 5.103 orang. Meningkat terutama ketika pandemi berlangsung," ungkap Wakil Bupati (Wabup) Wonogiri Edy Santosa kepada wartawan, Selasa (30/6/2020).

Jumlah itu menurut Wabup merupakan akumulasi dari awal tahun 2020 hingga April. Sebelum pandemi jumlah bumil ada di angka 2000-an. Setelah pandemi menjadi 5.000 lebih atau mengalami peningkatan 3.000-an bumil.

Ketika pandemi berlangsung, beber Wabup, banyak pasangan suami istri (pasutri) menghabiskan waktu di rumah saja. Namun yang jelas, pihaknya mewanti-wanti agar para bumil terus menjaga kondisi kesehatan. Termasuk, disiplin melaksanakan protokol pencegahan penularan COVID-19. Misalnya rajin cuci tangan, menjaga jarak aman, dan selalu mengenakan masker saat keluar rumah.

"Tetap dan terus menjaga asupan gizi tentunya yang seimbang dan mesti rajin kontrol," terang Wabup.

Mantan Wakil Ketua DPRD Wonogiri ini menegaskan pandemi jangan dijadikan alasan untuk lalai terhadap komitmen membangun keluarga berencana menuju keluarga tangguh dan sejahtera. Keluarga berencana, menurut dia, dapat membantu pemerintah dalam memerangi kemiskinan.

Pasangan yang sadar akan pentingnya program KB berarti telah berinvestasi jangka panjang. Hasilnya akan dirasakan beberapa waktu mendatang.
https://indomovie28.net/cast/bai-ke/