Sabtu, 04 Juli 2020

Sore Ini Bumi LDR sama Matahari Loh!

 Ada hal menarik yang akan terjadi pada hari ini, Sabtu (4/7/2020), di mana Bumi akan berada di titik terjauh dengan Matahari. Adapun fenomena long distance relationship (LDR) Bumi dan Matahari ini disebut aphelion.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) mengungkapkan terjadinya aphelion itu, karena orbit Bumi kepada Matahari tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/6.

"Sehingga, setiap tahunnya Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari (yang disebut perihelion) yang terjadi setiap Januari, dan berada pada jarak terjauh dari Matahari (yang disebut sebagai aphelion) terjadi setiap bulan Juli," kata Lapan dalam postingan di akun Instagram miliknya.

Lapan menyebutkan aphelion tahun terjadi tepat pada tanggal 4 Juli 2020 pukul 18.34 WIB. Ketika itu jarak antara Bumi dan Matahari ini mencapai 152.095.295 kilometer.

Lalu, bagaimana dampaknya kepada Bumi saat LDR dengan Matahari?

Terkait hal itu, Lapan menjelaskan secara umum tidak ada dampak signifikan yang terjadi pada Bumi. Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau.

"Mengingat posisi Matahari saat ini berada di belahan Utara. Dampaknya adalah efek penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan khatulistiwa, yang saat ini sedang terjadi," paparnya.

Selain itu, diameter tampak Matahari akan terlihat sedikit lebih kecil dibandingkan rata-ratanya yakni sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68%.

Pandemi COVID-19 Paksa Hajatan Developer Se-Indonesia Digelar Online

 Dicoding kembali dipercaya menjadi mitra Baparekraf Developer Day (BDD) 2020--sebelumnya bernama BEKRAF Developer Day. Sejak dimulai pada 2016, platform pengembangan ekosistem developer lokal ini berpartisipasi aktif menyukseskan program yang telah dihadiri lebih dari 20 ribu developer di 19 kota se-Indonesia ini.
Di 2020, BDD hadir dengan semangat mengaktifkan kembali ekonomi pasca-pandemi. BDD 2020 bertujuan meningkatkan kapasitas dan kompetensi developer selaku pelaku ekonomi kreatif di subsektor pengembangan aplikasi, permainan digital, web dan teknologi, secara khusus bagi para pelaku kreatif di bidang pengembangan aplikasi dan game.

Mengingat situasi pembatasan sosial di sebagian besar wilayah Indonesia masih berlangsung, BDD tahun ini hadir dalam format online. Meski euforianya mungkin tidak seperti ketika menggelar acara offline, sisi positif dari BDD yang dilaksanakan online tahun ini adalah bisa menjangkau lebih banyak peserta di seluruh Indonesia.

CEO Dicoding Narenda Wicaksono menyebutkan, BDD 2020 yang diadakan secara online ini merupakan upaya yang berbeda dan monumental dibandingkan BDD di tahun-tahun sebelumnya.

"Empat tahun ke belakang setiap perhelatan Developer Day secara offline selalu menjadi magnet bagi ribuan peserta. BDD selalu jadi salah satu acara highlight yang dinanti semua developer," ujarnya lewat keterangan resmi yang diterima detikINET, Jumat (3/7/2020).

"Kini, di tengah keterbatasan dalam penyelenggaran kegiatan berskala besar, BDD online hadir membawa semangat dan angin segar untuk pengembangan talenta terdampak COVID-19. Lewat talenta digital yang terus berinovasi, kita harus optimis Indonesia bisa pulih,," sambungnya.

Senada dengan semangat di atas, Muhammad Neil El Himam selaku Direktur Aplikasi dan Tata Kelola Ekonomi Digital Kemenparekraf menyampaikan bahwa BDD 2020 adalah ajang bagi talenta digital untuk berkumpul, berjejaring, berbagi ilmu dan pengalaman, serta bertukar ide dan gagasan.

"Melalui BDD 2020, Dicoding bersama Baparekraf ingin menjangkau lebih banyak developer (dan startup) yang secara nyata dibutuhkan sebagai tulang punggung industri digital Indonesia," ujarnya.
https://kamumovie28.com/star/shigezou-sasaoka/

Sinar UV Efektif Jadi Disinfektan, Tapi Ahli Beri Peringatan

Sejak terjadi pandemi COVID-19, berbagai produk pencahayaan sinar ultraviolet (UV) bersinar dan menjadi sorotan. Sinar UV memang efektif menjadi disinfektan digital, tapi ahli memberikan peringatan. Kenapa?
Penggunaan sinar UV untuk disinfeksi tidak bisa sembarangan. Perlu kehati-hatian menggunakan sinar UV agar jangan sampai mengenai kulit karena bisa menyebabkan kanker kulit.

Jika terpaksa mengenai bagian tubuh pun, sinar UV tersebut harus dipastikan memang yang sudah dikembangkan sedemikian rupa aman digunakan untuk manusia.

Organisasi kesehatan dunia WHO memperingatkan bahwa sinar UV tidak boleh digunakan untuk membersihkan tangan atau area kulit mana pun karena radiasi UV bisa mengakibatkan iritasi kulit.

Karenanya, disinfeksi menggunakan sinar UV memang harus dilakukan di ruangan tertutup dan dioperasikan dari luar ruangan.

Ahli kesehatan Paul Tambyah yang merupakan President of Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection menyebutkan, sinar UV tidak bisa digunakan untuk disinfeksi area publik, namun bisa sangat efektif jika dilakukan dengan benar.

"Disinfeksi sinar UV mulai digunakan luas di rumah sakit di berbagai negara untuk membersihkan kamar-kamar yang sudah ditinggalkan oleh pasien. Cara ini digunakan untuk membunuh patogen yang resisten terhadap antimikroba, TBC dan agen infeksi lain," ujarnya.

Belum Ada Regulasi yang Mengatur

Di sisi lain, para peneliti juga mendesak perlunya kehati-hatian atas klaim yang dibuat oleh beberapa produk sinar UV yang sekarang ramai memasuki pasar di industri yang sebagian besar tidak diatur ini.

Salah satu contohnya adalah Healthe, perusahaan asal Florida, AS yang baru-baru ini merilis perangkat seharga USD 20 ribu bernama Cleanse Portal.

Perangkat ini berwujud seperti gerbang metal detector di bandara yang memancarkan sinar UV yang diklaim bisa mematikan patogen yang menempel pada orang yang lewat di gerbang tersebut.

Sejumlah pemilik bisnis, pabrik, dan berbagai lembaga tertarik membelinya dan menginstal perangkat ini di fasilitas mereka. Namun kemudian, para ahli mempertanyakan kemanjuran alat ini sehingga Healthe menghentikan sementara penjualan gerbang disinfektan menggunakan sinar UV tersebut.

Pendiri Healthe Fred Maxik mengatakan perusahaannya memutuskan untuk berhenti berjualan untuk sementara waktu sambil mengajukan dokumen Emergency Use Authorization untuk mendapatkan persetujuan dari badan obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA).

Namun dia sendiri tidak yakin apakah FDA, Environmental Protection Agency, atau Occupational Safety and Health Administration yang harus menjadi regulator perangkat yang dikembangkannya.

"Kami ingin memastikan bahwa kami tidak melanggar persyaratan pelabelan yang terkait dengan siapa pun yang memutuskan untuk mengaturnya," katanya.

Di sisi lain, meski perangkat sinar UV seperti Cleanse Portal dinilai efektif membunuh kumah, para ahli berbeda pendapat mengenai keamanannya.

Cleanse Portal menggunakan sinar UVC dengan panjang gelombang jauh lebih rendah yang dipelopori David Brenner, Director Center for Radiological Research di Columbia University.

Penelitian Brenner mengungkapkan bahwa sinar UVC jauh tidak menyebabkan kerusakan pada mata manusia, kulit, atau jaringan lain. Tetapi tidak semua orang siap untuk memberikan lampu hijau untuk penggunaan sinar UVC.

"Kita membutuhkan lebih banyak penelitian, kecuali jika seseorang dapat menunjukkan kepada kita beberapa studi klinis yang sangat jelas pada manusia. Sama seperti yang kita lakukan dengan obat atau vaksin, kita tidak bisa menganggapnya aman-aman saja," kata Jim Malley, profesor teknik sipil dan lingkungan di University of New Hampshire.

Kontroversi portal disinfeksi ini hanya salah satu contoh peringatan bagi para pemilik bisnis atau lembaga yang sedang mencari teknologi untuk menjaga karyawan atau pelanggan mereka tetap sehat.

Produk disinfektan berbasis sinar UV sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun hype produk ini baru mendapatkan momennya di tengah pandemi virus Corona dalam beberapa bulan terakhir.

Segmen peralatan disinfeksi sinar UV diproyeksikan tumbuh dari USD 2,9 miliar pada 2020 menjadi USD 5,3 miliar pada 2025, menurut laporan firma riset Markets and Markets bulan April.

Pro kontra ini juga menunjuk ke masalah lain, yakni bisnis disinfektan sinar UV sebagian besar belum diatur. "Banyak industri ini ada di jurang peraturan," tutup Malley.
https://kamumovie28.com/star/al-vicente/