Sabtu, 04 Juli 2020

Sinar UV Efektif Jadi Disinfektan, Tapi Ahli Beri Peringatan

Sejak terjadi pandemi COVID-19, berbagai produk pencahayaan sinar ultraviolet (UV) bersinar dan menjadi sorotan. Sinar UV memang efektif menjadi disinfektan digital, tapi ahli memberikan peringatan. Kenapa?
Penggunaan sinar UV untuk disinfeksi tidak bisa sembarangan. Perlu kehati-hatian menggunakan sinar UV agar jangan sampai mengenai kulit karena bisa menyebabkan kanker kulit.

Jika terpaksa mengenai bagian tubuh pun, sinar UV tersebut harus dipastikan memang yang sudah dikembangkan sedemikian rupa aman digunakan untuk manusia.

Organisasi kesehatan dunia WHO memperingatkan bahwa sinar UV tidak boleh digunakan untuk membersihkan tangan atau area kulit mana pun karena radiasi UV bisa mengakibatkan iritasi kulit.

Karenanya, disinfeksi menggunakan sinar UV memang harus dilakukan di ruangan tertutup dan dioperasikan dari luar ruangan.

Ahli kesehatan Paul Tambyah yang merupakan President of Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection menyebutkan, sinar UV tidak bisa digunakan untuk disinfeksi area publik, namun bisa sangat efektif jika dilakukan dengan benar.

"Disinfeksi sinar UV mulai digunakan luas di rumah sakit di berbagai negara untuk membersihkan kamar-kamar yang sudah ditinggalkan oleh pasien. Cara ini digunakan untuk membunuh patogen yang resisten terhadap antimikroba, TBC dan agen infeksi lain," ujarnya.

Belum Ada Regulasi yang Mengatur

Di sisi lain, para peneliti juga mendesak perlunya kehati-hatian atas klaim yang dibuat oleh beberapa produk sinar UV yang sekarang ramai memasuki pasar di industri yang sebagian besar tidak diatur ini.

Salah satu contohnya adalah Healthe, perusahaan asal Florida, AS yang baru-baru ini merilis perangkat seharga USD 20 ribu bernama Cleanse Portal.

Perangkat ini berwujud seperti gerbang metal detector di bandara yang memancarkan sinar UV yang diklaim bisa mematikan patogen yang menempel pada orang yang lewat di gerbang tersebut.

Sejumlah pemilik bisnis, pabrik, dan berbagai lembaga tertarik membelinya dan menginstal perangkat ini di fasilitas mereka. Namun kemudian, para ahli mempertanyakan kemanjuran alat ini sehingga Healthe menghentikan sementara penjualan gerbang disinfektan menggunakan sinar UV tersebut.

Pendiri Healthe Fred Maxik mengatakan perusahaannya memutuskan untuk berhenti berjualan untuk sementara waktu sambil mengajukan dokumen Emergency Use Authorization untuk mendapatkan persetujuan dari badan obat-obatan AS (Food and Drug Administration/FDA).

Namun dia sendiri tidak yakin apakah FDA, Environmental Protection Agency, atau Occupational Safety and Health Administration yang harus menjadi regulator perangkat yang dikembangkannya.

"Kami ingin memastikan bahwa kami tidak melanggar persyaratan pelabelan yang terkait dengan siapa pun yang memutuskan untuk mengaturnya," katanya.

Di sisi lain, meski perangkat sinar UV seperti Cleanse Portal dinilai efektif membunuh kumah, para ahli berbeda pendapat mengenai keamanannya.

Cleanse Portal menggunakan sinar UVC dengan panjang gelombang jauh lebih rendah yang dipelopori David Brenner, Director Center for Radiological Research di Columbia University.

Penelitian Brenner mengungkapkan bahwa sinar UVC jauh tidak menyebabkan kerusakan pada mata manusia, kulit, atau jaringan lain. Tetapi tidak semua orang siap untuk memberikan lampu hijau untuk penggunaan sinar UVC.

"Kita membutuhkan lebih banyak penelitian, kecuali jika seseorang dapat menunjukkan kepada kita beberapa studi klinis yang sangat jelas pada manusia. Sama seperti yang kita lakukan dengan obat atau vaksin, kita tidak bisa menganggapnya aman-aman saja," kata Jim Malley, profesor teknik sipil dan lingkungan di University of New Hampshire.

Kontroversi portal disinfeksi ini hanya salah satu contoh peringatan bagi para pemilik bisnis atau lembaga yang sedang mencari teknologi untuk menjaga karyawan atau pelanggan mereka tetap sehat.

Produk disinfektan berbasis sinar UV sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun hype produk ini baru mendapatkan momennya di tengah pandemi virus Corona dalam beberapa bulan terakhir.

Segmen peralatan disinfeksi sinar UV diproyeksikan tumbuh dari USD 2,9 miliar pada 2020 menjadi USD 5,3 miliar pada 2025, menurut laporan firma riset Markets and Markets bulan April.

Pro kontra ini juga menunjuk ke masalah lain, yakni bisnis disinfektan sinar UV sebagian besar belum diatur. "Banyak industri ini ada di jurang peraturan," tutup Malley.
https://kamumovie28.com/star/al-vicente/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar