LG kembali menghadirkan solusi media penampil digital untuk pasar komersial. Vendor asal Korea Selatan ini membuatnya tanpa kabel dan melengkapinya dengan kecerdasan buatan alias AI.
Perangkat seri LSAA ini dibuat tidak memiliki konektor kabel sehingga memberikan kemudahan dan fleksibilitas saat instalasi. Sebagai gantinya mereka menerapkan konektor berbentuk pin yang ditempatkan pada tiap sisi layar LED penyusun.
Tak hanya sebagai penghubung daya, pin konektor tersebut sebagai memantik layar LED untuk menerima sinyal gambar secara nirkabel. Hasilnya, pengguna cukup menaruh tambahan layar LED dalam susunan yang akan langsung membuatnya aktif dan menayangkan gambar sebagai bagian terhubung dengan layar LED lainnya.
Tiap layar LED yang dibuat dalam dimensi 600 x 337,5 x 44,9 mm. Matriks susunan layar LED inilah yang kemudian membentuk layar besar yang terlihat tanpa batas tepian diantaranya.
Dengan konstruksi bentang bingkai yang dapat disesuaikan dan inovasi dalam instalasi, LG menjanjikan kecepatan lebih bagi pengguna untuk menyusun gambar dalam resolusi UHD 4K dengan aspect ratio 16:9.
Bicara soal AI, fitur tersebut disematkan dalam prosesor yang digunakan di LSAA. Prosesor tersebut juga digunakan LG pada televisi kelas premiumnya. Dipadukan jarak antar piksel 1,2mm membuat tampilan gambar keseluruhan diklaim terlihat lebih halus.
LSAA ini terlebih dulu melakukan debutnya di pasar Amerika Serikat dan Eropa pada Juli ini. Selanjutnya LG akan membawanya ke pasar Amerika Latin dan Asia.
"Seri LSAA ini kami siapkan untuk menjadi standar baru solusi LED signage untuk pasar komersial," ujar Paik Ki-mun Paik Ki-mun, Senior Vice President dan Head of Information Display - LG Electronics Business Solution Company.
Sinar UV Efektif Jadi Disinfektan, Tapi Ahli Beri Peringatan
Sejak terjadi pandemi COVID-19, berbagai produk pencahayaan sinar ultraviolet (UV) bersinar dan menjadi sorotan. Sinar UV memang efektif menjadi disinfektan digital, tapi ahli memberikan peringatan. Kenapa?
Penggunaan sinar UV untuk disinfeksi tidak bisa sembarangan. Perlu kehati-hatian menggunakan sinar UV agar jangan sampai mengenai kulit karena bisa menyebabkan kanker kulit.
Jika terpaksa mengenai bagian tubuh pun, sinar UV tersebut harus dipastikan memang yang sudah dikembangkan sedemikian rupa aman digunakan untuk manusia.
Organisasi kesehatan dunia WHO memperingatkan bahwa sinar UV tidak boleh digunakan untuk membersihkan tangan atau area kulit mana pun karena radiasi UV bisa mengakibatkan iritasi kulit.
Karenanya, disinfeksi menggunakan sinar UV memang harus dilakukan di ruangan tertutup dan dioperasikan dari luar ruangan.
Ahli kesehatan Paul Tambyah yang merupakan President of Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection menyebutkan, sinar UV tidak bisa digunakan untuk disinfeksi area publik, namun bisa sangat efektif jika dilakukan dengan benar.
"Disinfeksi sinar UV mulai digunakan luas di rumah sakit di berbagai negara untuk membersihkan kamar-kamar yang sudah ditinggalkan oleh pasien. Cara ini digunakan untuk membunuh patogen yang resisten terhadap antimikroba, TBC dan agen infeksi lain," ujarnya.
Belum Ada Regulasi yang Mengatur
Di sisi lain, para peneliti juga mendesak perlunya kehati-hatian atas klaim yang dibuat oleh beberapa produk sinar UV yang sekarang ramai memasuki pasar di industri yang sebagian besar tidak diatur ini.
Salah satu contohnya adalah Healthe, perusahaan asal Florida, AS yang baru-baru ini merilis perangkat seharga USD 20 ribu bernama Cleanse Portal.
Perangkat ini berwujud seperti gerbang metal detector di bandara yang memancarkan sinar UV yang diklaim bisa mematikan patogen yang menempel pada orang yang lewat di gerbang tersebut.
https://kamumovie28.com/star/chris-doubek/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar