Jumat, 24 Juli 2020

Punya Sepeda Tak Lantas Kebal Corona, Setop Nongkrong dan Berkerumun!

 Sebagaimana olahraga pada umumnya, bersepeda bagus untuk menjaga daya tahan tubuh. Tetapi jangan lantas merasa kebal lalu seenaknya berkerumun dan tidak pakai masker, karena bisa saja ada OTG (orang tanpa gejala) yang bisa menularkan virus Corona COVID-19.
Seiring makin populernya olahraga bersepeda belakangan ini, berbagai acara gowes bareng makin banyak digelar oleh komunitas-komunitas bersepeda. Hal yang baik sebenarnya karena merupakan bagian dari gaya hidup aktif dan sehat.

Namun yang sering terlupakan adalah bahwa risiko penularan virus Corona sangat tinggi ketika para pesepeda berkumpul tanpa jaga jarak, apalagi tidak menggunakan masker. Seakan sudah jadi ritual, sehabis gowes bareng biasanya para pesepeda berkumpul makan-makan cari sarapan.

Demi eksistensi, agenda foto bersama juga nyaris tidak pernah terlewatkan. Nah pada saat berkerumun foto-foto inilah, terkadang risiko penularan sedikit terabaikan. Persepsi bahwa olahraga membuat mereka kebal, jadi bumerang yang bisa menghadirkan petaka.

Dokter yang juga pegiat olahraga bersepeda, dr Risayogi Sitorus, mengingatkan bahwa kebiasaan kumpul-kumpul membuat para pesepeda rentan saling menularkan. Sangat mungkin di antara kerumunan itu ada OTG yang bisa menularkan virus Corona ke orang lain.

Bahkan sebisa mungkin, protokol kesehatan tetap dipatuhi saat bersepeda. "Tetap pakai masker dengan cara turunin intensitas kecepatan bersepeda biar napasnya bisa diatur juga," pesan dr Risayogi.

Munculnya klaster gowes sangat mungkin terjadi jika kebiasaan kumpul-kumpul tidak dihindari. Jika ada pegowes dalam satu komunitas yang positif terinfeksi, maka penelusuran kontak atau contact tracing akan dilakukan terhadap anggota komunitas yang lain.

"Bersepeda itu kan untuk sehat bukan buat cari penyakit," tegas dokter yang juga menggeluti olahraga triathlon tersebut.

5 Kebiasaan Sehari-hari yang Berubah Sejak Pandemi Corona

 Sejak virus Corona COVID-19 mewabah di seluruh dunia, begitu banyak hal yang berubah dalam kehidupan sehari-hari.
Sesuatu hal yang umum dilakukan pada enam bulan lalu, seperti berjabat tangan, berbagi minuman dengan teman, dan pergi tanpa menggunakan masker adalah hal yang normal. Namun, kini semua itu perlu dipikir ulang kembali.

Dikutip dari Insider, berikut 5 kebiasaan sehari-hari yang berubah sejak pandemi Corona berlangsung.

1. Berjabat tangan
Dulu berjabat tangan adalah hal yang umum dilakukan ketika bertemu dengan seseorang. Tetapi, saat ini mungkin banyak orang lebih memilih untuk tidak melakukan hal itu.

Pakar imunologi dari Amerika Serikat (AS), Dr Anthony Fauci mengatakan bahwa kebiasaan berjabat tangan bisa meningkatkan risiko penularan virus Corona.

"Kita tidak perlu berjabat tangan. Kita harus menghentikan kebiasaan itu," ucapnya.

2. Mencuci tangan
Sebelum pandemi Corona, rutin mencuci tangan setiap kali beraktivitas bukanlah kebiasaan yang umum kita lakukan. Namun, kini mencuci tangan adalah hal yang wajib dilakukan untuk mencegah penularan virus Corona.

"Rutinlah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik," imbau Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).

3. Bertransaksi pakai uang tunai
Sejak diduga virus Corona bisa menular lewat uang tunai, mungkin setiap kali sehabis memegang uang rasanya ingin cepat-cepat mencuci tangan. Padahal, dahulu mungkin ini bukanlah sesuatu yang mengkhawatirkan.

"Jika pekerjaanmu mengharuskan memegang uang (atau permukaan lain yang berpotensi terkontaminasi), maka penting untuk rutin mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah," jelas Asisten Profesor di George Washington School of Medicine and Health Sciences, Dr Michael Knight.
https://indomovie28.net/bleach-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar