Jalanan saat ini ramai dipenuhi oleh para pecinta sepeda. Selain itu, beberapa dari mereka juga ada yang menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, baik itu pergi ke kantor atau lainnya.
Meski bersepeda menjadi primadona saat ini, ternyata tak sedikit juga kasus yang ditemukan oleh pecinta pesepeda, seperti jantung kolaps.
Soal menjaga kesehatan jantung dan amannya gowes, hari ini detikcom akan mengajak salah satu dokter jantung live bareng di Instagram.
Nah, untuk detikers yang pengen tahu lebih banyak soal kesehatan jantung dan gowes, dr Vito A Damay, SpJP, akan ngobrol langsung dengan kalian melalui live Instagram! Wah pasti banyak yang penasaran kan?
Untuk itu, yuk pantengin live kita hari ini di Instagram @detikcom, Jumat (23/7/2020) pukul 14.30 WIB. Kalau ada pertanyaan soal tema yang akan kita bahas, yuk tinggalin pertanyaan kalian di kolom komentar.
WHO: Jawa Berkontribusi 57 Persen dari Total Kasus Corona di Indonesia
Kasus penularan virus Corona di Indonesia makin meningkat setiap hari. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia, grafik data kasus terkonfirmasi positif corona di Indonesia cenderung naik dalam rentang waktu 2 Maret hingga 20 Juli.
"Per 22 Juli, sebagian besar kasus yang dikonfirmasi adalah di Jawa Timur dan Jakarta, diikuti Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan Selatan dan Sumatera Utara. Jawa berkontribusi 57 persen dari total kasus," dikutip dari salinan laporan WHO yang dilansir di situs resminya, Jumat (25/7/2020).
Selain itu, jumlah kasus COVID-19 yang dikonfirmasi dan dirawat di rumah sakit Jakarta sejak awal Juni menurun secara bertahap hingga 7 Juli. Hanya saja, sejak 8 Juli hingga 22 Juli, grafik pasien yang di rawat di rumah sakit di Jakarta cenderung naik.
Melihat jumlah kasus tersebut, Jakarta diharapkan meningkatkan kapasitas dan ruang isolasi serta memantau hunian di rumah sakit darurat Wisma Atlet.
Dalam laporan tersebut, WHO juga menyinggung mengenai angka kematian pasien COVID-19 yang cukup tinggi pada 22 Juli. Tercatat ada 139 kematian, angka tertinggi yang dilaporkan dalam satu hari sejak awal pandemi.
"Kementerian kesehatan baru-baru ini memperluas defisini kematian COVID-19 dan memasukkan kematian kasus suspek COVID-19 tetapi kasus tersebut belum dipublikasikan," jelas WHO.
Haruskah Tutup Mata Saat Thermo Gun 'Ditembakkan' di Dahi?
Thermo gun bekerja dengan menangkap radiasi infra merah, sehingga relatif aman dan tidak merusak otak seperti hoax yang beredar. Namun beberapa jenis thermo gun dilengkapi laser sebagai pointer. Amankah saat diarahkan ke dahi?
Beberapa jenis thermo gun, khususnya untuk industri, memiliki pointer laser yang berfungsi untuk memastikan pengukuran dilakukan pada titik yang sesuai. Walau thermo gun medis lebih dianjurkan untuk mengukur suhu manusia, thermo gun industri masih digunakan di tempat-tempat keramaian.
Pointer laser memang sebaiknya tidak mengenai mata, karena bisa memicu kerusakan meski intensitasnya relatif rendah. Karena itu, pastikan thermo gun yang dilengkapi laser tidak diarahkan ke mata.
"Saya rasa, jika ingin memejamkan mata pun bisa menjadi pilihan yang baik karena merupakan upaya untuk memproteksi mata kita dari sinar laser," kata dr FA Timmy Budi Yudhantara, SpM dari RS Saint Carolus Jakarta, saat dihubungi detikcom.
Laser pada thermo gun industri bukan bagian dari pengukuran suhu. Biasanya, pointer tersebut digunakan untuk memastikan titik yang diukur suhunya sudah sesuai, terutama jika letaknya cukup jauh dari jangkauan.
"Akan tetapi kalau diarahkan ke dahi, ya tidak perlu merem," kata dr Zeiras Eka Djamal Spm(k) selaku dokter mata di JEC Eye Hospital & Clinics.
https://indomovie28.net/murder-manual/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar