Senin, 06 Juli 2020

Cegah Baby Boom Saat Pandemi, Alat Kontrasepsi di Klaten Dikirim Via Ojol

 Fenomena kelahiran bayi massal atau baby boom di masa pandemi COVID 19 mulai diwaspadai Pemkab Klaten. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB tetap memasok alat dan obat kontrasepsi ke layanan KB melalui jasa ojek online.
"Dengan menggunakan ojek online, kita berharap dengan cara seperti itu fasilitas kesehatan tetap menerima pasokan alkon yang sesuai. Sehingga pelayanan KB dapat maksimal dan baby boom dapat dicegah," ungkap Kepala Dinsos P3A dan KB Pemkab Klaten, Much Nasir pada detikcom, Minggu (5/7/2020).

Nasir menjelaskan di situasi pandemi saat ini, fenomena baby boom yang tak terkendali bisa terjadi karena stay at home dan interaksi di rumah intensif. Dinas memastikan distribusi alat dan obat terjamin dengan protokol COVID.

"Distribusi alat dan obat kontrasepsi di masa pandemi dengan ojek online (Diskon Mami Ojol) ini untuk meminimalisir kontak langsung sekaligus physical distancing. Kardus berisi alokon yang didistribusikan juga disemprot cairan desinfektan," sambung Nasir.

Dikatakan Nasir, ada sedikitnya 110 fasilitas kesehatan atau faskes yang melayani KB dan tersebar di daerah-daerah. Faskes tersebut meliputi puskesmas, klinik pratama negeri maupun swasta, serta melibatkan dokter keluarga maupun bidan praktek mandiri.

"Faskes baik puskesmas, klinik dan bidan itu tersebar di 26 Kecamatan. Sejauh ini jumlah kehamilan berdasarkan data bulan Mei tercatat 7.076," imbuh Nasir.

Dari angka itu, sambung Nasir, rata-rata kehamilan antara 1.000- 1.200 per bulan. Apabila dalam setahun tidak melebihi 16.000 kehamilan masih dinilai wajar.

"Jadi jika setahun tidak lebih dari 16.000 kehamilan, itu masih dalam angka wajar. Namun kemungkinan tetap kita antisipasi," tambah Nasir.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan KB, Dinas Sosial P3A dan KB Kabupaten Klaten, Retno Setyaningsih menyebutkan bahwa di masa pandemi ini dimungkinkan akan terjadi lonjakan kelahiran bayi atau baby boom. Dengan adanya kebijakan stay at home serta work from home membuat interaksi antar keluarga lebih meningkat.

"Tren baby boom ini akan terlihat jelas beberapa waktu ke depan, terlebih jika pelayanan KB tidak digiatkan. Termasuk dengan memastikan ketersediaan alat kontrasepsi di faskes-faskes," terang Retno.

4 Fakta Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan yang Ternyata Jamu

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk memproduksi kalung antivirus Corona secara massal. Kalung antivirus ini akan dibuat dari bahan eucalyptus yang diklaim bisa membunuh virus Corona.
Klaim eucalyptus yang disebut bisa menjadi antivirus Corona sudah muncul sejak beberapa bulan lalu. Bahkan Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, pernah mengatakan tanaman ini eucalyptus ini bisa membunuh Mpro atau enzim dalam virus Corona.

Berikut 4 fakta terkait kalung antivirus Corona dari Kementan yang telah dirangkum detikcom.

1. Terbuat dari tanaman eucalyptus
Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk memproduksi massal produk kalung antivirus Corona. Kalung ini dibuat dari bahan eucalyptus, jenis tanaman yang menghasilkan minyak atsiri dari masih berkerabat dengan kayu putih.

Tanaman ini disebut bisa membunuh virus Corona yang sudah dibuktikan dari uji laboratorium Kementan. Bahkan selain kalung, Kementan berencana membuat produk inovasi antivirus Corona lainnya, dalam bentuk inhaler, roll on, salep, hingga difuser.

2. Belum ada penelitian spesifik pada virus Corona COVID-19
Menanggapi tentang kalung antivirus Corona yang terbuat dari bahan eucalyptus, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr dr Inggrid Tania, MSi, mengatakan bahan ini memang memiliki zat yang bersifat antibakteri, antivirus, dan anti jamur. Namun, terkait manfaatnya terhadap COVID-19 belum ada penelitian spesifiknya.

"Penelitian Kementan ini baru diujikan sampai tahap in vitro pada virus influenza, beta corona, gamma corona. Belum diuji spesifik terhadap virusnya COVID-19 yakni virus SARS-CoV-2," jelasnya pada detikcom.
https://kamumovie28.com/cast/hugo-silva/

Minggu, 05 Juli 2020

Terpopuler Sepekan: Luapan Emosi Risma ke IDI Hingga Menangis dan Bersujud

Beberapa hari lalu Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini 'mengejutkan' masyarakat Indonesia. Lantaran Risma menangis sampai sujud 2 kali saat audiensi dengan IDI Jatim dan IDI Surabaya di Balai Kota Jalan Wali Kota Mustajab.

Dalam audiensi tersebut, Risma meluapkan emosinya dengan bersujud dan menangis setelah mendengar keluhan dari para dokter di rumah sakit rujukan virus Corona COVID-19.

Menanggapi hal ini, psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum dari Pro Help Clinic mengatakan bentuk luapan emosi yang dialami Risma bisa terjadi pada setiap orang.

"Ketika orang bereaksi berbeda dari biasanya tentu ada proses yang berbeda juga yang terjadi dalam diri orang tersebut. Bisa diprediksikan pada kejadian ini ada sesuatu yang sangat besar yang dirasakan secara psikis sehingga muncul dalam bentuk perilaku," jelas Rahma, Senin (29/6/2020).

Meski begitu, psikolog Veronica Adesla dari Personal Growth mengingatkan bahwa luapan emosi yang meledak-ledak seperti yang ditunjukkan Risma bisa berdampak negatif bagi kejiwaan.

"Habis marah bisa capek, dan biasanya itu nggak enak banget. Situasi seperti itu jika dialami setiap hari pasti akan mengganggu. Nggak bisa merasa tenang seperti dan 'kok kayak hidup ini nggak benar' dan jadinya menyalahkan pihak luar dan diri sendiri," kata Vero dalam wawancara terpisah, Senin (29/6/2020).

Karena itu, agar kita terhindar dari dampak negatif luapan emosi, berikut 4 tips mengontrol emosi yang bisa kamu lakukan.

1. Manajemen pernapasan
Saat emosi mulai tak tertahan, disarankan untuk menarik napas perlahan selama 3 detik, tahan 3 detik, dan hembuskan secara perlahan. Ulangi.

2. Ubah posisi
Menurut Rahma, motion bisa mempengaruhi emotion. Karena itu, ia menyarankan untuk mengubah posisi agar dapat meredam luapan emosi. Contohnya, jika sedang berdiri, cobalah untuk duduk. Demikian juga sebaliknya.

3. Time out
Menjauh sementara dari situasi yang memicu emosi adalah langkah yang tepat untuk menenangkan pikiran.

4. Selesaikan masalah
Terus-menerus menghindari masalah bukanlah perilaku yang sehat. Jadi, sebaiknya pada saat yang tepat, selesaikan masalah agar emosi tetap terjaga.

8 Provinsi Ini Laporkan Pasien Corona Sembuh Lebih Banyak dari Positif

Kasus sembuh Corona di beberapa provinsi ini disebut lebih banyak daripada kasus positif Corona. Pemerintah pada Sabtu (4/7/2020) mengumumkan penambahan kasus baru Corona sebanyak 1.447 orang, 651 dinyatakan sembuh, dan 53 meninggal dunia.

"Sembuh hari ini dilaporkan adalah 651 sehingga akumulasinya untuk kasus sembuh sebanyak 28.219 orang," ujar Yuri dalam siaran pers BNPB melalui kanal YouTube, Sabtu (4/7/2020).

Berikut ini detail perkembangan kasus Corona di Indonesia pada Sabtu (4/7/2020):

1. Jumlah kasus positif bertambah 1.447 menjadi 62.142.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 651 menjadi 28.219.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 53 menjadi 3.089.

Total ada 8 provinsi yang melaporkan penambahan kasus sembuh Corona lebih banyak dibandingkan kasus positif. Berikut sebaran provinsi yang melaporkan penambahan kasus sembuh lebih banyak dibandingkan kasus positif per 4 Juli:

DI Yogyakarta

- Sembuh: 4
- Kasus baru: 1

DKI Jakarta

- Sembuh: 268
- Kasus baru: 223

Kalimantan Barat

- Sembuh: 4
- Kasus baru: 0

Kalimantan Utara

- Sembuh: 3
- Kasus baru: 0

Sulawesi Utara

- Sembuh: 17
- Kasus baru: 14

Lampung

- Sembuh: 1
- Kasus baru: 0

Riau

- Sembuh: 5
- Kasus baru: 1

Maluku Utara

- Sembuh: 4
- Kasus baru: 1
https://kamumovie28.com/cast/choi-jae-woong/