Senin, 06 Juli 2020

Corona Menggila di AS, Bill Gates Salahkan Medsos

 Pandemi Corona masih jadi masalah besar di Amerika Serikat dengan jutaan orang positif COVID-19. Menurut Bill Gates, salah satu penyebabnya adalah kesalahan dari perusahaan media sosial.
Tudingan sang pendiri Microsoft itu terkait banyaknya hoax atau misinformasi di media sosial yang menyebarkan kabar tidak benar soal Corona. Apalagi Bill Gates sendiri gencar jadi sasaran, misalnya teori dia adalah dalang di balik pandemi Corona.

"Bisakah media sosial lebih membantu dalam isu-isu tersebut? Kreativitas apa yang kita punya? Yang menyedihkan, tool digital mungkin menjadi kontributor untuk menyebarkan apa yang saya anggap ide-ide gila," kata Gates dalam wawancara dengan Fast Company.

"Banyak dari (masalah) itu berbentuk konspirasi, di mana seseorang punya plot dan nama saya bahkan muncul sebagai pusat di beberapa konspirasi, jadi hal itu cukup menakutkan," tambah dia.

"Anda ingin diarahkan menuju fakta-fakta dalam sebuah krisis semacam ini," cetus Gates, dikutip detikINET dari Fox News.

Menanggap pernyataan Gates, juru bicara Facebook mengklaim pihaknya sudah melakukan beragam langkah penting untuk menyalurkan informasi berguna dan mencegah hoax. Konten tentang pandemi Corona yang tidak benar diberi label dan dihapus jika berbahaya.

"Sejak Januari, kami bekerja erat dengan organisasi kesehatan seperti CDC, untuk menghubungkan orang pada informasi akurat mengenai COVID-19 dan kami akan lanjut mengerjakan lebih lagi," sebut sang juru bicara.

"Kami mengarahkan lebih dari 2 miliar pengguna ke sumber dari otoritas kesehatan dan meluncurkan peringatan di Facebook dan Instagram untuk mengingatkan setiap orang memakai masker agar membantu mencegah penyebaran COVID-19," imbuhnya mengenai upaya Facebook menekan pandemi Corona.

Dinosaurus Punah Bukan Cuma karena Asteroid

 Bukti-bukti terbaru menguatkan kalau dinosaurus punah karena asteroid. Namun, asteroid barulah awal dari rangkaian musibah yang menimpa dinosaurus.

Itulah kesimpulan dari riset berjudul 'Asteroid impact, not volcanism, caused the end-Cretaceous dinosaur extinction' yang diterbitkan oleh Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS). Bertindak sebagai ketua tim ilmuwan adalah Alfio Alezzandro Chiarenza.

Dilihat detikINET dari publikasi riset di PNAS, Senin (6/7/2020) tim ilmuwan mereka menghadirkan uji kuantitif kepunahan dinosaurus di zaman Creataceous. Mereka menghitung dampak tumbukan asteroid Chicxulub dengan kepunahan dinosaurus 66 juta tahun lalu.

Teori mereka membantah teori lain bahwa letusan skenario gunung berapi Deccan sebagai penyebab dinosaurus punah. Selama ini memang ada perdebatan, apakah dinosaurus punah karena letusan gunung berapi atau tumbukan asteroid.

"Kami mengkombinasikan data fosil dengan model iklim purba dan model kecocokan habitat untuk mengevaluasi kemampuan habitat dinosaurus setelah tumbukan asteroid dan skenario vulkanisme Deccan," kata tim ilmuwan.

Menurut tim ilmuwan, sebuah asteroid dengan diameter 10 km menubruk Bumi di Chicxulub yang sekarang adalah Teluk Meksiko pada 66 juta tahun lalu. Asteroid ini menghasilkan kawah dengan diameter 180-200 km.

Dilansir dari Science Alert, tumbukan asteroid ini setara ledakan 100 juta megaton dan menimbulkan mega tsunami ke semua pantai. Semua hewan langsung mati karena gelombang kejut dan thermal sampai jarak ribuan kilometer jauhnya.

Tapi itu barulah awal dari bencana. Tumbukan asteroid melepas karbon dalam jumlah banyak ke atmosfer dan menyebabkan musim dingin abadi beberapa puluh tahun lamanya. Akibatnya, 75 persen kehidupan di Bumi punah.
https://kamumovie28.com/cast/lexi-belle/

Kota di Jepang Larang Pakai Ponsel Sambil Jalan

Melihat ponsel sambil jalan bisa saja membahayakan diri sendiri dan sekitar. Untuk mendorong warganya lebih awas dan berhati-hati, sebuah kota di melarang penggunaan ponsel sambil berjalan kaki.
Dikutip detikINET dari NDTV, Senin (6/7/2020) kota Yamato di Jepang melarang pejalan kaki menggunakan ponsel saat berkeliling di jalanan, taman atau lapangan umum.

Pengunjung yang baru saja tiba di stasiun kota Yamato akan langsung disambut dengan spanduk dan pengumuman dari pengeras suara yang mengumumkan aturan baru ini.

"Menggunakan smartphone sambil jalan sudah dilarang. Mohon operasikan smartphone setelah kalian berhenti berjalan," kata pengumuman di pengeras suara itu.

Berdasarkan peraturan yang telah ditetapkan, warga yang melarang aturan ini tidak akan dijatuhi denda. Tapi kota Yamato ingin menetapkan aturan ini untuk mengingatkan warganya akan bahaya main ponsel sambil jalan.

Pejalan kaki yang ingin menggunakan ponsel saat di jalan umum diminta untuk berhenti di area di mana mereka tidak mengganggu lalu lintas. Peraturan ini sepertinya mendapat dukungan dari warga Yamato, baik tua maupun muda.

"Saya sering melihat orang menggunakan ponsel sambil jalan. Mereka tidak memperhatikan hal di sekelilingnya. Orang tua mungkin akan sulit menghindari mereka," kata seorang warga.

Peraturan ini datang setelah studi yang dilakukan kota Yamato pada Januari lalu. Setelah mengawasi 6.000 pejalan kaki, mereka menemukan 12% pejalan kaki menggunakan ponsel sambil jalan. Setelah survei ini, rancangan peraturan langsung didaftarkan ke majelis kota pada 1 Juni.

Ini pertama kalinya kota di Jepang menerapkan peraturan seperti ini, tapi bukan pertama kalinya di dunia. Sebelumnya kota Ilsan, Korea Selatan memasang sistem canggih di penyeberangan jalan yang memberi peringatan kepada pejalan kaki yang sibuk melihat ponsel untuk melihat jalan raya di depannya.

Corona Menggila di AS, Bill Gates Salahkan Medsos

 Pandemi Corona masih jadi masalah besar di Amerika Serikat dengan jutaan orang positif COVID-19. Menurut Bill Gates, salah satu penyebabnya adalah kesalahan dari perusahaan media sosial.
Tudingan sang pendiri Microsoft itu terkait banyaknya hoax atau misinformasi di media sosial yang menyebarkan kabar tidak benar soal Corona. Apalagi Bill Gates sendiri gencar jadi sasaran, misalnya teori dia adalah dalang di balik pandemi Corona.

"Bisakah media sosial lebih membantu dalam isu-isu tersebut? Kreativitas apa yang kita punya? Yang menyedihkan, tool digital mungkin menjadi kontributor untuk menyebarkan apa yang saya anggap ide-ide gila," kata Gates dalam wawancara dengan Fast Company.

"Banyak dari (masalah) itu berbentuk konspirasi, di mana seseorang punya plot dan nama saya bahkan muncul sebagai pusat di beberapa konspirasi, jadi hal itu cukup menakutkan," tambah dia.

"Anda ingin diarahkan menuju fakta-fakta dalam sebuah krisis semacam ini," cetus Gates, dikutip detikINET dari Fox News.

Menanggap pernyataan Gates, juru bicara Facebook mengklaim pihaknya sudah melakukan beragam langkah penting untuk menyalurkan informasi berguna dan mencegah hoax. Konten tentang pandemi Corona yang tidak benar diberi label dan dihapus jika berbahaya.

"Sejak Januari, kami bekerja erat dengan organisasi kesehatan seperti CDC, untuk menghubungkan orang pada informasi akurat mengenai COVID-19 dan kami akan lanjut mengerjakan lebih lagi," sebut sang juru bicara.

"Kami mengarahkan lebih dari 2 miliar pengguna ke sumber dari otoritas kesehatan dan meluncurkan peringatan di Facebook dan Instagram untuk mengingatkan setiap orang memakai masker agar membantu mencegah penyebaran COVID-19," imbuhnya mengenai upaya Facebook menekan pandemi Corona.
https://indomovie28.net/sitemap.xml.