Pandemi Corona masih jadi masalah besar di Amerika Serikat dengan jutaan orang positif COVID-19. Menurut Bill Gates, salah satu penyebabnya adalah kesalahan dari perusahaan media sosial.
Tudingan sang pendiri Microsoft itu terkait banyaknya hoax atau misinformasi di media sosial yang menyebarkan kabar tidak benar soal Corona. Apalagi Bill Gates sendiri gencar jadi sasaran, misalnya teori dia adalah dalang di balik pandemi Corona.
"Bisakah media sosial lebih membantu dalam isu-isu tersebut? Kreativitas apa yang kita punya? Yang menyedihkan, tool digital mungkin menjadi kontributor untuk menyebarkan apa yang saya anggap ide-ide gila," kata Gates dalam wawancara dengan Fast Company.
"Banyak dari (masalah) itu berbentuk konspirasi, di mana seseorang punya plot dan nama saya bahkan muncul sebagai pusat di beberapa konspirasi, jadi hal itu cukup menakutkan," tambah dia.
"Anda ingin diarahkan menuju fakta-fakta dalam sebuah krisis semacam ini," cetus Gates, dikutip detikINET dari Fox News.
Menanggap pernyataan Gates, juru bicara Facebook mengklaim pihaknya sudah melakukan beragam langkah penting untuk menyalurkan informasi berguna dan mencegah hoax. Konten tentang pandemi Corona yang tidak benar diberi label dan dihapus jika berbahaya.
"Sejak Januari, kami bekerja erat dengan organisasi kesehatan seperti CDC, untuk menghubungkan orang pada informasi akurat mengenai COVID-19 dan kami akan lanjut mengerjakan lebih lagi," sebut sang juru bicara.
"Kami mengarahkan lebih dari 2 miliar pengguna ke sumber dari otoritas kesehatan dan meluncurkan peringatan di Facebook dan Instagram untuk mengingatkan setiap orang memakai masker agar membantu mencegah penyebaran COVID-19," imbuhnya mengenai upaya Facebook menekan pandemi Corona.
Dinosaurus Punah Bukan Cuma karena Asteroid
Bukti-bukti terbaru menguatkan kalau dinosaurus punah karena asteroid. Namun, asteroid barulah awal dari rangkaian musibah yang menimpa dinosaurus.
Itulah kesimpulan dari riset berjudul 'Asteroid impact, not volcanism, caused the end-Cretaceous dinosaur extinction' yang diterbitkan oleh Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS). Bertindak sebagai ketua tim ilmuwan adalah Alfio Alezzandro Chiarenza.
Dilihat detikINET dari publikasi riset di PNAS, Senin (6/7/2020) tim ilmuwan mereka menghadirkan uji kuantitif kepunahan dinosaurus di zaman Creataceous. Mereka menghitung dampak tumbukan asteroid Chicxulub dengan kepunahan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Teori mereka membantah teori lain bahwa letusan skenario gunung berapi Deccan sebagai penyebab dinosaurus punah. Selama ini memang ada perdebatan, apakah dinosaurus punah karena letusan gunung berapi atau tumbukan asteroid.
"Kami mengkombinasikan data fosil dengan model iklim purba dan model kecocokan habitat untuk mengevaluasi kemampuan habitat dinosaurus setelah tumbukan asteroid dan skenario vulkanisme Deccan," kata tim ilmuwan.
Menurut tim ilmuwan, sebuah asteroid dengan diameter 10 km menubruk Bumi di Chicxulub yang sekarang adalah Teluk Meksiko pada 66 juta tahun lalu. Asteroid ini menghasilkan kawah dengan diameter 180-200 km.
Dilansir dari Science Alert, tumbukan asteroid ini setara ledakan 100 juta megaton dan menimbulkan mega tsunami ke semua pantai. Semua hewan langsung mati karena gelombang kejut dan thermal sampai jarak ribuan kilometer jauhnya.
Tapi itu barulah awal dari bencana. Tumbukan asteroid melepas karbon dalam jumlah banyak ke atmosfer dan menyebabkan musim dingin abadi beberapa puluh tahun lamanya. Akibatnya, 75 persen kehidupan di Bumi punah.
https://kamumovie28.com/cast/lexi-belle/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar