Bukti-bukti terbaru menguatkan kalau dinosaurus punah karena asteroid. Namun, asteroid barulah awal dari rangkaian musibah yang menimpa dinosaurus.
Itulah kesimpulan dari riset berjudul 'Asteroid impact, not volcanism, caused the end-Cretaceous dinosaur extinction' yang diterbitkan oleh Proceeding of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS). Bertindak sebagai ketua tim ilmuwan adalah Alfio Alezzandro Chiarenza.
Dilihat detikINET dari publikasi riset di PNAS, Senin (6/7/2020) tim ilmuwan mereka menghadirkan uji kuantitif kepunahan dinosaurus di zaman Creataceous. Mereka menghitung dampak tumbukan asteroid Chicxulub dengan kepunahan dinosaurus 66 juta tahun lalu.
Teori mereka membantah teori lain bahwa letusan skenario gunung berapi Deccan sebagai penyebab dinosaurus punah. Selama ini memang ada perdebatan, apakah dinosaurus punah karena letusan gunung berapi atau tumbukan asteroid.
"Kami mengkombinasikan data fosil dengan model iklim purba dan model kecocokan habitat untuk mengevaluasi kemampuan habitat dinosaurus setelah tumbukan asteroid dan skenario vulkanisme Deccan," kata tim ilmuwan.
Menurut tim ilmuwan, sebuah asteroid dengan diameter 10 km menubruk Bumi di Chicxulub yang sekarang adalah Teluk Meksiko pada 66 juta tahun lalu. Asteroid ini menghasilkan kawah dengan diameter 180-200 km.
Dilansir dari Science Alert, tumbukan asteroid ini setara ledakan 100 juta megaton dan menimbulkan mega tsunami ke semua pantai. Semua hewan langsung mati karena gelombang kejut dan thermal sampai jarak ribuan kilometer jauhnya.
Tapi itu barulah awal dari bencana. Tumbukan asteroid melepas karbon dalam jumlah banyak ke atmosfer dan menyebabkan musim dingin abadi beberapa puluh tahun lamanya. Akibatnya, 75 persen kehidupan di Bumi punah.
"Tumbukan asteroid menghasilkan musim dingin panjang yang menekan potensi habitat dinosaurus secara global," kata mereka.
Jadi menurut mereka, asteroid memang memicu kepunahan dinosaurus. Kemudian, musim dingin berkepanjangan menjadi penyebab tambahan yang memperparah kepunahan dinosaurus. Sedangkan, letusan gunung berapi berkepanjangan justru membantu Bumi memulihkan kehidupannya.
"Erupsi gunung berapi berkepanjangan malah memperbaiki keadaan, menahan dampak negatif dari tumbukan asteroid terhadap iklim dan ekosistem global," pungkas mereka dalam publikasi risetnya.
Cara Telkomsel Dorong Komunitas Startup Hadapi New Normal
Telkomsel mendorong komunitas startup dan penggiat ekosistem digital untuk terus berinovasi menghadapi era new normal. The Nextdev Hub Virtual Talks pun menjadi obat penawarnya di tengah terjangan pandemi COVID-19.
The Nextdev Hub Virtual Talks yang digelar melalui YouTube Live ini menghadirkan rangkaian diskusi panel, webinar, dan loka karya (workshop). Adapun topik yang dibahas seputar kondisi industri terkini, manajemen bisnis, dan perkembangan terbaru di dunia digital.
"Melalui The NextDev Hub Virtual Talks, Telkomsel sebagai leading digital telco company berupaya untuk mendampingi dan membantu komunitas startup, pelaku ekosistem digital hingga masyarakat umum untuk beradaptasi dan tak henti berinovasi untuk dapat terus meningkatkan produktivitas dalam menghadapi perubahan yang tidak terhindarkan dalam masa sekarang ini," tutur VP Corporate Communications Telkomsel Denny Abidin dalam siaran persnya.
Di edisi pertama The NextDev Hub atau The NextDev Hub Virtual Talks #1 yang mana telah diselenggarakan pada bulan Mei 2020, membahas mengenai inisiatif-inisiatif yang dilakukan oleh startup untuk menghadapi COVID-19.
Sedangkan The NextDev Hub Virtual Talks #2 baru saja diselenggarakan pada Kamis, 2 Juli 2020 dengan menghadirkan dua topik diskusi panel, yaitu tentang perilaku konsumen setelah pandemi melanda serta perubahan dalam pembuatan dan konsumsi konten.
https://kamumovie28.com/cast/akiko-yajima/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar