Kisah-kisah para anggota keluarga terkena Corona menjadi gambaran bahwa risiko penularan di lingkungan terdekat nyata adanya. Namun seringkali hal ini diabaikan karena menganggap teman dekat maupun keluarga aman dari virus Corona COVID-19.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengingatkan, beberapa pasien Corona di RSD Wisma Atlet bahkan tidak pernah keluar rumah. Mereka jelas tertular dari lingkungan rumah atau keluarga.
Meski demikian, masih ada saja yang menganggap COVID-19 cuma rekayasa. Bagaimana cara menghadapi keluarga yang ngotot meyakini bahwa COVID-19 hanya rekayasa?
Psikolog sekaligus konselor Nuzulia Rahma Tristinarum menyarankan untuk tidak memberikan perlawanan yang berlebihan. Karena jika seseorang dilawan, maka akan semakin membantah.
"Tidak perlu memberikan perlawanan akan pendapatnya. Semakin dilawan biasanya akan semakin ngeyel. Sampaikan saja informasi dengan cara bercerita seolah kita sedang mengungkapkan perasaan," saran Rahma saat dihubungi detikcom, Senin (28/9/2020).
Rahma mengatakan cukup dengan bercerita saja tanpa perlu memojokkan orang lain yang tidak percaya dan tak perlu berpendapat apa-apa jika tidak ditanya. Cukup dengan cerita.
"Misalnya bisa menceritakan seperti ini. 'Kasihan ya temen aku kehilangan ibunya. Mereka ga nyangka ibunya kena COVID-19 dan ternyata meninggal dengan cepat. Aku jadi ikut sedih juga' bisa seperti itu," papar Rahma.
"Hm.. orang itu pasti nyesel banget deh, dia kan kerja di Jakarta, positif COVID tapi kelihatan sehat aja trus berapa lama kemudian ayahnya yang sudah tua yang serumah sama dia dan anaknya yang kecil, sakit dan ternyata positif COVID. Akhirnya dirawat di RS. Setelah seminggu dirawat, anaknya sembuh tapi ayahnya meninggal. Aku nggak bisa bayangkan pasti sekarang dia nyesel banget karena merasa sehat dan dia gak hati hati jadi menularkan ke orang lain," pungkas Rahma.
https://indomovie28.net/don-jon-2/
Penting untuk Bapak-bapak, Ini 5 Penyebab Kulit Mr P Kering dan Kasar
Seperti halnya bagian tubuh lainnya, Mr P juga butuh perawatan. Kulit kering dan kasar merupakan salah satu keluhan yang mengganggu kenyamanan Mr P.
Umumnya, sabun yang terlalu keras menjadi pemicu utama keluhan tersebut. Selain itu, pakaian yang terlalu ketat dan kurang memungkinkan terjadinya sirkulasi juga bisa jadi penyebab.
Dikutip dari Healthline, beberapa penyebab kulit penis kering dan kasar adalah sebagai berikut:
1. Sabun
Penggunaan sabun untuk membersihkan penis harus diperhatikan. Sabun yang mengandung bahan kimia keras akan menyebabkan kulit penis menjadi kering dan kasar.
Jika ingin membersihkan penis, cukup basuh menggunakan air bersih dan jika ingin menggunakan sabun, pilih produk organik (bebas bahan kimia) atau sabun bayi.
2. Alergi lateks
Penis yang alergi terhadap lateks pada kondom akan mengalami kulit kering pada penis. Selain itu, mengalami ruam merah, bengkak, dan gatal pada penis. Untuk mencegahnya gunakan kondom yang bebas lateks (seperti poliuretan atau silikon).
3. Masturbasi tanpa pelumas
Pria maupun wanita akan mengeluarkan pelumas secara alami, tetapi pada kondisi tertentu pelumas tidak keluar dengan banyak sehingga harus menggunakan pelumas tambahan. Menggunakan pelumas bisa membuat masturbasi dan bercinta lebih nyaman. Sebab, kurangnya pelumas selama aktivitas seksual akan menyebabkan kulit kering pada penis.
Agar aman, pilih pelumas bebas bahan kimia yang tidak mengandung paraben karena dapat menyebabkan iritasi.