Sebagai bagian penting dari sistem reproduksi, kesehatan Miss V harus selalu terjaga. Waspadai dan segera periksakan bila menemukan tanda-tanda yang mencurigakan.
Karena letaknya tersembunyi, vagina memang kerap terabaikan. Terlebih adanya anggapan tabu untuk membicarakannya, sehingga banyak wanita tidak mengetahui perawatan yang benar untuk organ tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, ini 5 ciri-ciri yang menandakan vagina dalam kondisi normal dan sehat:
1. Tidak gatal berlebihan
Praktisi kesehatan di The Ohio State University Wexner Medical Center, Melissa Goist, M D, mengatakan terjadinya rasa gatal di area vulva sangat normal. Dikutip dari Fox News, jika gatal terjadi secara terus-menerus, artinya vagina memiliki masalah kesehatan seperti iritasi.
2. Tidak nyeri
Vagina yang sehat tidak akan terasa sakit dan nyeri. Menurut Goist, rasa sakit atau nyeri pada vagina jangan dianggap sepele karena kemungkinan besar menandakan infeksi pada vagina yang membuatnya terasa nyeri.
3. Tidak berbau menyengat
Vagina yang sehat tidak memiliki bau dan tidak berbau menyengat. Jika vagina memunculkan bau yang tidak wajar seperti bau busuk dan menyengat, hal ini menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada vagina. Segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut agar tidak berdampak fatal.
4. Tidak kering
Vagina yang normal bisa dilihat dari kelembapannya. Jika diraba vagina terasa hangat, lembap, dan tidak kering vagina dalam kondisi sehat.
5. Keputihan normal
Vagina yang sehat akan mengeluarkan cairan berwarna putih, licin (tidak terlalu lengket), dan tidak berbau menyengat.
https://indomovie28.net/the-wings-of-the-kirin-2/
Masih Banyak yang Anggap COVID-19 Rekayasa, Begini Cara Menanggapinya
Kisah-kisah para anggota keluarga terkena Corona menjadi gambaran bahwa risiko penularan di lingkungan terdekat nyata adanya. Namun seringkali hal ini diabaikan karena menganggap teman dekat maupun keluarga aman dari virus Corona COVID-19.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengingatkan, beberapa pasien Corona di RSD Wisma Atlet bahkan tidak pernah keluar rumah. Mereka jelas tertular dari lingkungan rumah atau keluarga.
Meski demikian, masih ada saja yang menganggap COVID-19 cuma rekayasa. Bagaimana cara menghadapi keluarga yang ngotot meyakini bahwa COVID-19 hanya rekayasa?
Psikolog sekaligus konselor Nuzulia Rahma Tristinarum menyarankan untuk tidak memberikan perlawanan yang berlebihan. Karena jika seseorang dilawan, maka akan semakin membantah.
"Tidak perlu memberikan perlawanan akan pendapatnya. Semakin dilawan biasanya akan semakin ngeyel. Sampaikan saja informasi dengan cara bercerita seolah kita sedang mengungkapkan perasaan," saran Rahma saat dihubungi detikcom, Senin (28/9/2020).
Rahma mengatakan cukup dengan bercerita saja tanpa perlu memojokkan orang lain yang tidak percaya dan tak perlu berpendapat apa-apa jika tidak ditanya. Cukup dengan cerita.
"Misalnya bisa menceritakan seperti ini. 'Kasihan ya temen aku kehilangan ibunya. Mereka ga nyangka ibunya kena COVID-19 dan ternyata meninggal dengan cepat. Aku jadi ikut sedih juga' bisa seperti itu," papar Rahma.
"Hm.. orang itu pasti nyesel banget deh, dia kan kerja di Jakarta, positif COVID tapi kelihatan sehat aja trus berapa lama kemudian ayahnya yang sudah tua yang serumah sama dia dan anaknya yang kecil, sakit dan ternyata positif COVID. Akhirnya dirawat di RS. Setelah seminggu dirawat, anaknya sembuh tapi ayahnya meninggal. Aku nggak bisa bayangkan pasti sekarang dia nyesel banget karena merasa sehat dan dia gak hati hati jadi menularkan ke orang lain," pungkas Rahma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar