Senin, 28 September 2020

Pasutri Ingin Bercinta Usai Marahan? Ini 4 Pilihan Posisi Agar Tak Canggung

 Berselisih paham dengan pasangan seringkali tak terhindarkan. Walau kemudian rujuk lagi, terkadang konflik menyisakan rasa canggung. Terlebih untuk saling memadu kasih di atas ranjang.

Idealnya, rujuk harus dengan sepenuh hati agar tidak ada perasaan-perasaan yang mengganjal. Tapi ada kalanya, suami istri masih menyimpan gengsi untuk saling mengekspresikan gairahnya.


Selama tidak ada unsur saling memaksa, mungkin tidak ada masalah. Soal gengsi, bisa diatasi dengan memodifikasi pilihan posisi. Prinsipnya, meminimalkan tatap muka.


Terasa aneh? Memang, tapi tidak ada salahnya dicoba. Berikut 4 pilihan posisinya:


1. Cowgirl

Pada posisi cowgirl wanita berada di atas pria. Hal ini bisa merangsang pria dengan melihat keindahan tubuh pasangan. Tatapan mata yang tajam membuat bercinta semakin bergairah sehingga ketegangan antar pasangan kembali cair dan rileks.


2. The wheelbarrow

The wheelbarrow memang bukan salah satu posisi favorit saat bercinta, tetapi tak ada salahnya mencoba posisi baru. Sebuah penelitian mengatakan bahwa mencoba kegiatan baru saat bercinta akan membangkitkan gairah.


The wheelbarrow memposisikan wanita di bawah dengan tengkurap dan menahan keseimbangan dengan tangan, pada saat pria mengangkat kaki wanita dari belakang dan coba untuk penetrasi.


3. Up against the wall

Jika wanita masih badmood atas masalah yang terjadi, posisi bercinta ini tepat dilakukan dalam keadaan yang mendesak. Tarik pasangan, lakukan penekanan pada punggungnya ke tembok dengan berdiri, lalu dorong salah satu kakinya sehingga terangkat ke atas dan kamu siap untuk melakukan penetrasi.


4. The throwdown

Konflik yang terjadi membuat kamu merasa tertunda melakukan sesi bercinta yang penuh gairah. Tarik pasangan dengan posisi duduk, lalu jepit. Dengan begitu kamu dan pasangan akan tetap melakukan sesi bercinta yang bergairah dan melupakan konflik yang terjadi.

https://indomovie28.net/lupin-the-third-green-vs-red/


Tips Hindari Risiko Penyakit Jantung untuk Kaum Rebahan


Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit ini timbul karena berbagai faktor, salah satunya gaya hidup.

Penyakit jantung juga termasuk penyakit komorbid pada pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Adapun Pola makan tak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres merupakan kombinasi yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.


Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Siska S. Danny, SpJP(K) menjabarkan, risiko penyakit jantung harus diwaspadai seiring dengan pergeseran kebiasaan hidup di masa pandemi. Penerapan belajar atau bekerja dari rumah, kata dr. Siska, membuat aktivitas fisik kian terbatas dan mengubah waktu dan mungkin juga menu makanan yang kurang sehat. Istilah kaum rebahan, untuk orang-orang yang terlalu sering bersantai ketika di rumah saja, semakin populer.


H2 Health & HappinessH2 Health & Happiness Foto: detikcom

Agar pola hidup tak menjadi berantakan saat beraktivitas di rumah, dr. Siska menyarankan untuk membuat jadwal kegiatan harian. Rutinitas bekerja, waktu makan, istirahat, dan tentunya olahraga mesti diatur sedemikian rupa agar tidak terlewatkan.


"Selalu upayakan masukkanlah waktu untuk olahraga dalam susunan waktu Anda yang terstruktur tersebut. Jadi kalau kita punya waktu yang terstruktur, jadwal yang bisa kita ikuti dengan baik, otomatis kita juga gak mager, stres, depresi dan lain-lain. Jadi kegiatan yang biasa di luar rumah kita ganti di dalam rumah," kata dr. Siska dalam acara Gerakan Jantung Sehat, Minggu (27/9/2020).


Bagi orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti penderita hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan sebagainya, disarankan tetap rutin memeriksa kondisi fisik ke dokter. Menurut dr. Siska, jika ragu datang ke rumah sakit di masa pandemi, konsultasi kesehatan dapat dilakukan lewat layanan telemedicine yang dapat diakses secara online.


"Bisa lewat (layanan) poliklinik online dari rumah sakit yang biasa berkonsultasi, atau juga bisa lewat aplikasi yang menyediakan jasa konsultasi online. Dan obatnya pun bisa diantar," jelas dr. Siska.


Orang Dengan faktor risiko penyakit jantung juga diimbau tetap rutin berolahraga. Diungkapkan dr.Siska, pemilik faktor risiko dapat melakukan olahraga seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang dengan intensitas ringan hingga sedang.

https://indomovie28.net/lupin-the-third-the-elusive-fog/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar