Viral video perawat yang tampak kesakitan saat melepaskan masker medis usai selesai bertugas menangani pasien positif COVID-19. Ini cerita sang perawat.
Perawat yang viral itu bernama Freisha Putri. Dia mengunggah ke TikTok video yang memperlihatkan momen dirinya berusaha melepaskan perekat yang menempel di masker medisnya. Dia melepas masker usai bertugas menangani pasien positif COVID-19.
"Lepas masker sampai mau nangis muka lecek tiap hari," tulis perawat dengan nama akun TikTok @freishaputri itu.
Video TikTok viral tersebut, hingga Kamis (17/9/2020), sudah ditonton lebih dari 5,6 juta Views, mendapat 366 ribu Likes dan 8.705 komentar. Sebagian besar warganet berempati pada Freisha dan ada yang tak kuat melihat momen sang perawat melepas maskernya sambil menahan sakit.
https://indomovie28.net/ben-hur/
Ketika dihubungi Wolipop, Freisha pun menceritakan kisah di balik video TikToknya yang viral. Perawat sebuah rumah sakit di Jakarta itu mengungkapkan setiap harinya dia merasakan wajahnya lecet, ada bekas cetakan kacamata dan masker.
Ketika melepaskan hazmat yang dipakainya kondisinya pun basah kuyub seperti habis kehujanan. Selain itu wajahnya jadi berjerawat karena selalu lembab karena keringat.
"Sering kali mata kita kemasukan atau kelilipan keringat. Dan untuk muka yang berkulit sensitif seperti saya, ketika terkena alkohol langsung berjerawat, makanya kenapa saya tidak dibasahkan dulu plesternya menggunakan alkohol dan hand sainitizer. Padahal saya pun tahu buka masker akan lebih mudah ketika dibasahkan terlebih dahulu," ungkap Freisha, Kamis (17/9/2020).
Pengorbanan lain dari pekerjaannya sebagai perawat pasien COVID-19 adalah Freisha harus merasakan kulitnya menjadi sangat kering. Rambutnya juga gampang rontok. Hal itu karena dia dalam sehari bisa 3-4 kali mandi dan keramas.
Freisha yang bertugas sebagai relawan perawat sejak Agustus 2020 mengatakan bukan perkara mudah bagi tim medis yang menangani pasien Corona. Dia pun mengungkapkan curhatannya.
"Kita harus ekstra hati-hati dalam bekerja dan mengabaikan kenyamanan diri, karena jam kerja yang cukup panjang. Bagi tim medis cerita pandemik ini tidak akan pernah terlupakan. Kita harus menjadi pejuang terdepan penangangan wabah virus Corona. Dan juga penanganan pasien membuat kita harus mengenakan alat pelindung diri atau APD hingga berjam-jam," tuturnya.
APD yang menjadi syarat mutlak penanganan pasien Corona, agar para tenaga medis tidak ikut terpapar. Dan menggunakannya pun harus tepat jangan sampai ada celah yang memungkinkan para petugas medis terpapar virus Corona.
"Terutama pada penggunaan masker ketika kita masih ada celah pun akan membuat kacamata yang kita gunakan berembun makanya kenapa kita gunakan tambahan plester di sekitar masker. Dan pada saat pelepasannya pun kita harus hati-hari dan mengikuti prosedur tahapan pelepasan APD," ujarnya.
Freisha menambahkan apa yang disampaikannya ini bukanlah sebuah bentuk keluhan. "Menahan haus dan badan basah kuyub setelah menggunakan hazmat itu, menjadi hal yang biasa namun itu bukan suatu keluhan yang mematahkan semangat kita untuk melakukan perawatan. Risiko yang sangat besar kita tempuh demi menyelamatkan nyawa manusia. Dengan dedikasi penuh kami memberikan diri seutuhnya untuk kemanusiaan," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar