Selasa, 22 September 2020

803 Apoteker dan 2.291 Bidan di Indonesia Terdampak COVID-19, Ini Detailnya

 Begitu banyak tenaga kesehatan yang terdampak virus Corona COVID-19 selama pandemi berlangsung. Saat ini sudah ada 803 apoteker dan 2.291 bidan di Indonesia yang terdampak penyakit tersebut.

"Kami dari apoteker Indonesia saat ini memang sedang melakukan update data, saat ini ada kurang lebih 800-an sekian yang memang terpapar (COVID-19)," jelas Ketua Bidang Apoteker Advance dan Spesialis PP Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof Dr Keri Lestari, MSi, Apt dalam siaran pers di Youtube BNPB, Selasa (22/9/2020).


Sementara Sekretaris Jenderal PP Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Dr Ade Jubaedah, SSit, MM, MKM, mengatakan untuk meminimalkan risiko penularan COVID-19 antara pasien dan bidan, pihaknya telah melakukan berbagai cara seperti melakukan konsultasi secara online terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan secara langsung.


"Di mana konsultasi dan lain sebagaimana kita lakukan melalui media baru untuk pemeriksaannya bisa langsung ke bidan," jelasnya Ade dalam waktu dan tempat yang sama.


"Jadi sebelum dia menghubungi bidan, maka pasien tersebut menghubungi dulu bidan untuk janji temu dulu," lanjutnya.


Berikut detail 803 apoteker dan 2.291 bidan yang terdampak COVID-19 per 21 September 2020.


Apoteker terdampak COVID-19

- Kontaminasi positif: 803 orang

- Kontak erat: 283 orang

- Isolasi mandiri: 723 orang

- Sembuh: 640 orang

- Meninggal: 6 orang


Bidan terdampak COVID-19

- Kontaminasi positif: 2.291 orang

- Suspek: 913 orang

- Kontak erat: 223 orang

- Probable: 2 orang

- Isolasi mandiri: 746 orang

- Dalam perawatan RS: 178 orang

- Sembuh: 1.345 orang

- Meninggal: 22 orang

https://cinemamovie28.com/terraferma/


Tembus 4.000 Kasus Corona Sehari, IDI: Kapasitas Kesehatan Bisa Tak Cukup


 Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr Daeng Mohammad Faqih, SH, MH, menyebut tingginya kasus harian COVID-19 di Indonesia bisa melampaui upaya peningkatan kapasitas layanan kesehatan. Masyarakat diimbau agar lebih disiplin lagi menjalankan protokol kesehatan.

"Kalau tidak disiplin terhadap protokol kesehatan, penularan di masyarakat tetap tinggi. Segiat apapun melakukan penambahan kapasitas suatu saat khawatir juga terlampaui kapasitas itu," kata dr Daeng dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB pada Selasa (22/9/2020).


PB IDI disebut akan diskusi bersama organisasi kesehatan lainnya, merancang kampanye protokol kesehatan yang melibatkan masyarakat. Minimal harapannya orang-orang bisa disiplin untuk memakai masker.


dr Daeng menyebut ketika kapasitas layanan kesehatan overload, maka yang terjadi adalah ada risiko pasien tidak bisa mendapat bantuan medis yang dibutuhkan. Selain itu tenaga kesehatan juga lebih berisiko jatuh sakit karena faktor kelelahan.


Hingga saat ini PB IDI menyebut sudah ada 117 dokter yang meninggal dunia karena pandemi COVID-19.


Ilmuwan Sebut Idap Flu dan COVID-19 Bersamaan Tingkatkan Risiko Kematian


 Para ilmuwan menyebut mengidap flu dan COVID-19 secara bersamaan meningkatkan risiko kematian. Oleh sebab itu, para ilmuwan mendorong pentingnya melakukan vaksinasi flu saat pandemi Corona.

Dikutip dari The Guardian, bukti dari bahayanya terinfeksi COVID-19 dan flu di saat bersamaan berawal dari sebuah penelitian yang dilakukan di Inggris. Kala itu, 58 orang mengikuti penelitian tersebut di awal pandemi Corona merebak di Inggris.


"Seperti yang saya pahami, 43 persen orang dengan koinfeksi (mengidap flu dan COVID-19) meninggal dibandingkan dengan 26,9 persen dari mereka yang dites hanya positif COVID-19," kata wakil kepala medis Inggris, Prof Jonathan Van-Tam.


"Ini adalah orang-orang yang telah dirawat di rumah sakit dan telah diuji untuk kedua virus tersebut," lanjutnya.


Meski begitu, studi tersebut perlu diteliti lebih lanjut. Sebab, hanya ada sejumlah kecil orang yang mengikuti penelitian ini.

https://cinemamovie28.com/doraemon-nobitas-great-adventure-in-the-antarctic-kachi-kochi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar