Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit jantung merupakan penyakit paling mematikan di dunia. Penyakit ini timbul karena berbagai faktor, salah satunya gaya hidup.
Penyakit jantung juga termasuk penyakit komorbid pada pasien COVID-19 yang meninggal dunia. Adapun Pola makan tak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres merupakan kombinasi yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, dr. Siska S. Danny, SpJP(K) menjabarkan, risiko penyakit jantung harus diwaspadai seiring dengan pergeseran kebiasaan hidup di masa pandemi. Penerapan belajar atau bekerja dari rumah, kata dr. Siska, membuat aktivitas fisik kian terbatas dan mengubah waktu dan mungkin juga menu makanan yang kurang sehat. Istilah kaum rebahan, untuk orang-orang yang terlalu sering bersantai ketika di rumah saja, semakin populer.
H2 Health & HappinessH2 Health & Happiness Foto: detikcom
Agar pola hidup tak menjadi berantakan saat beraktivitas di rumah, dr. Siska menyarankan untuk membuat jadwal kegiatan harian. Rutinitas bekerja, waktu makan, istirahat, dan tentunya olahraga mesti diatur sedemikian rupa agar tidak terlewatkan.
"Selalu upayakan masukkanlah waktu untuk olahraga dalam susunan waktu Anda yang terstruktur tersebut. Jadi kalau kita punya waktu yang terstruktur, jadwal yang bisa kita ikuti dengan baik, otomatis kita juga gak mager, stres, depresi dan lain-lain. Jadi kegiatan yang biasa di luar rumah kita ganti di dalam rumah," kata dr. Siska dalam acara Gerakan Jantung Sehat, Minggu (27/9/2020).
Bagi orang-orang yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung, seperti penderita hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan sebagainya, disarankan tetap rutin memeriksa kondisi fisik ke dokter. Menurut dr. Siska, jika ragu datang ke rumah sakit di masa pandemi, konsultasi kesehatan dapat dilakukan lewat layanan telemedicine yang dapat diakses secara online.
https://indomovie28.net/clash-2/
"Bisa lewat (layanan) poliklinik online dari rumah sakit yang biasa berkonsultasi, atau juga bisa lewat aplikasi yang menyediakan jasa konsultasi online. Dan obatnya pun bisa diantar," jelas dr. Siska.
Orang Dengan faktor risiko penyakit jantung juga diimbau tetap rutin berolahraga. Diungkapkan dr.Siska, pemilik faktor risiko dapat melakukan olahraga seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang dengan intensitas ringan hingga sedang.
Medical Manager Kalbe Consumer Health, dr. Helmin Agustina Silalahi menambahkan, asupan suplemen juga dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung. Produk Superba Krill Oil H2 Health & Happiness dapat menjadi pilihan suplemen yang tepat.
Menurut dr. Helmin, H2 Superba Krill Oil memiliki berbagai kandungan esensial yang baik untuk tubuh. Kadar omega 3 yang terdapat pada krib oil diketahui lebih tinggi ketimbang minyak ikan. Suplemen ini juga mudah diserap tubuh karena memiliki kandungan fosfolipid yang cepat dikenali sel tubuh.
"Krill oil memiliki kandungan omega 3 yang lebih kaya dari ikan. Krill ini adalah salah satu hewan yang (hidup) di dasar laut antartika. Makanannya adalah fitoplankton yang merupakan sumber dari omega 3 itu sendiri," jelas dr. Helmin.
Berdasarkan sebuah riset, krill oil diketahui ampuh menurunkan kolesterol jahat dalam tubuh dan memperbanyak jumlah kolesterol baik. Selain itu, krill oil dapat menurunkan kadar gula darah tubuh.
Helmin menerangkan, H2 Superba Krill Oil cukup dikonsumsi 1-2 kapsul sehari. Suplemen ini aman dikonsumsi untuk orang yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung maupun yang tidak ada faktor risiko.
Acara live streaming talkshow Gerakan Jantung Sehat sesi 2 bertajuk 'Kebiasaan Kecil untuk Menjaga Jantung Sehat' ini merupakan acara yang diadakan oleh detikcom bersama H2 Health & Happiness, Sempurnakan Kebaikan Alam. Acara ini diadakan dalam rangka memperingati World Heart Day 2020 pada 29 September mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar