Kamis, 24 September 2020

Kisah Nenek Usia 102 Tahun yang Selamat dari COVID-19, Kanker, dan Flu 1918

  Virus Corona COVID-19 memang mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Sebagian orang bisa pulih dengan cepat, sedangkan yang lainnya harus dirawat di rumah sakit dan ada juga yang dibantu dengan ventilator.

Dikutip dari laman Fox News, seorang wanita bernama Mildred "Gerri" Schappals yang berusia 102 yang saat ini tinggal di The Huntington di Nashua, New Hampshire, AS, bisa pulih dengan cepat dari virus Corona yang menginfeksinya.


Wanita yang berusia lebih dari seratus tahun itu terinfeksi pada Mei lalu dan pulih dengan cepat.


"Saya tidak terkejut ibu bisa selamat. Begitulah dia seumur hidupnya, dan ketika kami bertanya tentang hal itu dia seperti menganggapnya dengan mudah. 'Ya, aku sakit selama beberapa hari. Tidak, tidak begitu buruk'," jelas putrinya, Julia Schappals.


Ini bukan pertama kalinya Schappals selamat dari pandemi. Ia lahir di Worcester, Mass, pada 18 Januari 1918, Schappals terinfeksi flu Spanyol pada usia 11 bulan, begitupun dengan ibu dan saudara laki-lakinya. Dan ketiganya selamat.


"Dia sering berkata bahwa menurutnya alam percaya bahwa ia meninggal pada 1918 silam dan telah melupakan dirinya," sambung Julia.


Schappals, yang dulunya bekerja sebagai guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dasar untuk sekolah umum Nashua sebelum pensiun pada 1980-an, ia juga selamat dari dua serangan kanker. Pertama kanker payudara dan kemudian kanker usus besar.


"Mungkin dia benar. Mungkin siapapun dalang kematian ini telah melupakan ibuku," pungkas Julia sambil bercanda.

https://cinemamovie28.com/real-steel/


Studi: Mutasi Corona yang Lebih Menular Saat ini Mendominasi


 Studi pertama yang menganalisis struktur virus Corona COVID-19 dari dua gelombang infeksi menemukan bahwa jenis strain yang lebih menular saat ini mendominasi, demikian temuan peneliti Houston Methodist Hospital.

Mereka memeriksa lebih dari 5.000 genom dari virus yang ditemukan pada fase paling awal pandemi di Houston, Amerika Serikat, kota dengan 7 juta etnis yang beragam, dan dari gelombang infeksi yang lebih baru.


Dikutip dari Reuters, peneliti menemukan hampir semua strain di gelombang kedua mengalami mutasi D614G yang telah terbukti meningkatkan jumlah protein spike atau protein S pada virus yang berbentuk seperti mahkota.


Protein S inilah yang memungkinkan virus untuk mengikat dan menginfeksi sel, meningkatkan kemampuan virus yang bermutasi untuk menginfeksi sel tubuh manusia.


Para peneliti Houston mengatakan pasien yang terinfeksi varian ini memiliki jumlah virus yang lebih tinggi secara signifikan pada diagnosis awal. Hanya saja mereka belum melihat mutasi ini berdampak pada tingkat kematian.


Beberapa protein yang menjadi target utama vaksin COVID-19 saat ini menunjukkan beberapa mutasi, kemungkinna mengindikasikan bahwa virus berubah untuk menghindari respons kekebalan tubuh.


Ini Alasan Anak-Anak Lebih Kuat Lawan Corona Dibanding Orang Dewasa


 Sebuah studi yang membandingkan sistem kekebalan antara anak-anak dan orang dewasa terkait dengan virus Corona COVID-19. Hal ini yang kemudian bisa mendeteksi mengapa anak-anak cenderung mengalami gejala yang lebih ringan dibanding orang dewasa.

Dilansir dari laman Medical Xpress, studi ini dipublikasikan di Science Translational Medicine yang disusun oleh para ilmuwan dari Fakultas Kedokteran Albert Einstein, Rumah Sakit Anak di Montefiore (CHAM), dan Universitas Yale.


Studi ini melibatkan 60 pasien COVID-19 dewasa dan 65 pasien COVID-19 anak di bawah usia 24 tahun yang dirawat di CHAM dan Montefiore Health System antara bulan Maret dan 17 Mei. Hasilnya, 22 pasien Corona dewasa atau 37 persen membutuhkan ventilasi mekanis dibandingkan dengan hanya lima atau 8 persen pasien anak.


Selain itu, sekitar 17 orang dewasa atau 28 persen meninggal di rumah sakit dibandingkan dengan dua atau 3 persen pasien COVID-19 anak.


"Temuan kami menunjukkan bahwa anak-anak dengan COVID-19 lebih baik daripada orang dewasa karena kekebalan bawaan mereka yang lebih kuat melindungi dari COVID-19," kata rekan penulis senior Betsy Herold, MD, kepala bidang infeksi.

https://cinemamovie28.com/my-brilliant-life/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar