Anjuran untuk tidak pakai masker scuba memunculkan ide untuk melapisinya dengan tisu agar lebih efektif menyaring virus Corona. Namun pendapat pakar terbelah soal itu.
Lapisan tisu untuk memperbaiki kemampuan filtrasi masker scuba antara lain disuarakan oleh peneliti sekaligus staf ahli Gugus Tugas COVID-19 Jawa Tengah Dr dr Budi Laksono, MHSc. Menurutnya, modifikasi ini berguna agar masker scuba yang telanjur dibeli tidak sia-sia.
Tulisan dr Budi tentang melapisi masker scuba dengan tisu belakangan ini viral dibagikan di berbagai platform media sosial dan aplikasi berbagi pesan.
"Dalam konteks akademisi, sebenarnya dengan modifikasi seperti yang saya tulis itu, saya kira menjadi jalan tengah supaya bagaimanapun scuba itu juga bisa sehat di pakai, kan begitu," kata dr Budi menjelaskan tulisannya yang viral, kepada detikcom, Kamis (17/9/2020).
Menurut dr Budi, masker scuba masih efektif digunakan jika dipakai double dengan dilapisi tisu di tengahnya. Tisu yang terbentuk dari Randomized Fibre Construction, menurutnya punya pori sangat kecil, setara dengan Hepa Filter.
Namun tidak semua pakar sependapat. Dokter paru dari RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menekankan sifat tisu yang mudah basah, sehingga tidak efektif. Belum lagi tekstur scuba yang sangat elastis membuat tisu mudah bergeser lalu jatuh.
"Jadi nggak ada gunanya juga," tegas dr Erlina.
Masker kain 3 lapis yang dicuci ulang, meski efektivitasnya tetap di bawah masker bedah, menurut dr Erlina lebih aman digunakan. Pencucian ulang pada masker kain juga mengurangi risiko adanya bahan kimia berbahaya pada lapisan tisu.
"Ya kalau ada zat kimia, lalu ditempel lama di hidung dan mulut kan itu memang sih menurut saya tidak dianjurkan. Tidak dianjurkan scuba dilapisi tisu," jelas dr Erlina.
Punya pendapat soal masker scuba dilapisi tisu? Tuliskan di kolom komentar.
https://indomovie28.net/temporary-family-2/
Waspada Klaster Corona, Cek 4 Tips Aman Pesan Makanan di Restoran
Sejak memasuki new normal, masyarakat sudah mulai bisa mengunjungi tempat makan atau restoran untuk memesan secara langsung meskipun tidak boleh makan di tempat.
Namun dilansir dari berbagai sumber, baru-baru ini masih terjadi klaster penularan Corona yang berasal dari tempat makan atau restoran. Misalnya saja klaster rumah makan rawon di Probolinggo yang memunculkan 15 kasus baru dari para staf yang dinyatakan positif COVID-19. Atau klaster rumah makan di Bogor dengan 8 kasus positif dan 17 orang tercatat melakukan kontak erat pada klaster tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat perlu menyadari cara mengurangi risiko terpapar saat sedang memesan makanan secara langsung di restoran sehingga nantinya tidak muncul klaster-klaster baru.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa tips aman saat memesan makanan di restoran selama new normal.
Pilih Restoran dengan Protokol Kesehatan
Banyak tempat-tempat makan yang masih belum menerapkan protokol kesehatan semisalnya menempatkan tanda jaga jarak saat mengantre atau membungkus makanan dengan baik untuk take away. Tentu hal ini bisa membuat risiko penyebaran lebih tinggi.
Oleh karena itu, pilihlah restoran yang telah menerapkan protokol kesehatan serta menjaga higienitas produk makanannya. Meskipun bukan restoran favorit, namun setidaknya kamu tidak akan terpapar virus yang lebih berbahaya.
Tetap Menggunakan Masker
Mulai dari proses mengantre untuk order makanan, menunggu makanan, hingga makanan terlihat di depan mata ada baiknya untuk selalu menggunakan masker. Masyarakat juga harus bisa disiplin ketika menunggu order makanannya, jika ada orang lain yang tidak menggunakan masker bisa juga untuk diingatkan dengan cara yang sopan.
Gunakan Pembayaran Cashless
Pembayaran makanan dengan e-wallet atau scan barcode akan lebih aman untuk digunakan. Dengan pembayaran cashless tidak akan terjadi sentuhan yang biasanya menjadi penyebab utama.
Sediakan pula tisu dengan disinfektan untuk membersihkan kartu pembayaran jika memang terpaksa harus diberikan kepada kasir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar