Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat AS (CDC) bikin heboh lantaran salah posting terkait pedoman penularan COVID-19. Pasalnya, pedoman CDC terkait penularan COVID-19 yang semula disebut melalui airborne langsung diganti kembali.
Mulanya, pedoman CDC terkait penularan COVID-19 disebut memiliki 3 metode penularan. Pertama dengan melakukan kontak dekat kurang dari 2 meter, menyebar melalui droplet pasien positif Corona yang keluar saat bersin atau batuk, baik yang tidak memiliki gejala. Berikut rangkuman perubahan pedoman CDC terkait penularan COVID-19.
1. 16 Juni 2020
"COVID-19 diperkirakan menyebar terutama melalui kontak dekat dari orang ke platform. Beberapa orang tanpa gejala mungkin dapat menyebarkan virus," demikian sebut CDC dalam laman resminya.
Penularan antarmanusia
- Melalui kontak dekat kurang dari 2 meter
- Menyebar lewat percikan droplet yang keluar saat batuk atau bersin
- Droplet bisa menyebar ke hidung, mulut dan mungkin dihirup ke paru-paru
- COVID-19 bisa disebarkan oleh seseorang yang positif Corona tanpa gejala
- Melalui permukaan yang terkontaminasi COVID-19, berisiko tertular saat disentuh, lalu tidak sengaja menyentuh mulut, hidung, atau mata.
COVID-19 menular dengan mudah antarmanusia
CDC menyebut COVID-19 sangat mudah menular antarmanusia, jauh lebih mudah dibandingkan flu. Semakin banyak waktu mengobrol dan berinteraksi dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19, risiko tertular disebut lebih tinggi.
2. 18 September 2020
Pedoman CDC terkait penularan COVID-19 diubah dalam beberapa hal seperti berikut:
- COVID-19 menyebar melalui percikan droplet atau partikel kecil, seperti yang ada di aerosol, menyebar saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bernapas.
- Partikel ini bisa terhirup melalui hidung, mulut, dan ke paru-paru sehingga menyebabkan infeksi COVID-19. Ini kemungkinan menjadi jalan utama virus Corona menyebar.
- COVID-19 juga mungkin menyebar lewat droplet atau airborne dari seseorang yang batuk, bersin, bernyanyi, berbicara, atau bernapas. Ada sederet bukti bahwa penyebaran bisa terjadi melalui airborne, contohnya dalam kegiatan paduan suara, di tempat makan, dan ruangan yang tidak memiliki ventilasi yang cukup.
3. 21 September 2020
CDC kembali mengubah pedoman terkait penularan COVID-19 seperti semula. Menekankan penularan umum yang terjadi melalui kontak dekat, dan menghapus kemungkinan penularan COVID-19 melalui airborne.
https://nonton08.com/hot-fuzz/
WHO Buat Protokol Uji Klinis Obat Herbal COVID-19
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyetujui aturan pengujian obat herbal Afrika untuk melawan COVID-19. WHO mengatakan aturan baru itu bertujuan membantu mendukung para ilmuwan di Afrika melakukan uji klinis yang tepat.
"Ilmu yang sehat akan menjadi satu-satunya dasar untuk terapi tradisional yang aman dan efektif untuk diadopsi," sebut WHO, dikutip dari BBC.
Langkah itu dilakukan ketika jumlah kasus virus Corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia melewati 30 juta, dengan kematian global yang dilaporkan mencapai lebih dari 957 ribu orang. Di Afrika, ada lebih dari 1,3 juta kasus dan lebih dari 33 ribu kematian yang dilaporkan.
Bersamaan dengan upaya ini, lampu hijau diberikan WHO untuk uji klinis fase tiga menggunakan obat tradisional Afrika. Panel ahli, yang dibentuk oleh WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika dan Komisi Urusan Sosial Uni Afrika, telah menyetujui protokol tersebut.
Uji coba fase tiga biasanya menguji keamanan dan kemanjuran obat pada kelompok peserta yang lebih besar.
"Penerapan dokumen teknis akan memastikan bahwa bukti klinis yang dapat diterima secara universal tentang kemanjuran obat-obatan herbal untuk pengobatan COVID-19 dihasilkan tanpa mengorbankan keselamatan peserta," kata Prof Motlalepula Gilbert Matsabisa, ketua panel.
"Permulaan COVID-19, seperti wabah Ebola di Afrika Barat, telah menyoroti kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan dan mempercepat program penelitian dan pengembangan, termasuk pada obat-obatan tradisional," kata Dr Prosper Tumusiime dari WHO dalam pernyataannya.
April lalu, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina meluncurkan Covid-Organics dengan meriah, mengatakan itu adalah pencegahan dan pengobatan. Itu telah diuji pada 20 orang selama tiga minggu.
Mr Rajoelina mendukung ramuan herbal, meskipun pulau Samudra Hindia telah memiliki 15.925 infeksi virus Corona dan 216 kematian akibat COVID-19.
Minuman tersebut, yang juga telah dikirim ke setidaknya dua belas wilayah Afrika, diproduksi oleh Malagasy Institute of Applied Research dari tanaman artemisia, sumber bahan yang digunakan untuk pengobatan malaria dan tanaman malagasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar