Jumat, 18 September 2020

DKI Termasuk, Ini 3 Provinsi dengan Laju Kematian Corona Tertinggi

  DKI Jakarta masuk ke dalam provinsi yang memiliki laju kasus kematian tertinggi di Indonesia selama seminggu terakhir. Ada 3 provinsi yang masuk ke dalam laju kematian Corona tertinggi selama sepekan terakhir.

"Jika dilihat dari laju kematiannya maka Bali, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur adalah provinsi dengan laju kematian tertinggi dalam satu minggu terakhir," ungkap Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden Kamis (17/9/2020).


Pelayanan kesehatan yang baik dan penanganan kasus yang cepat terutama pada usia yang rentan disebut Wiku perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan menjadi kunci untuk menekan laju kematian kasus COVID-19.


Sementara itu penambahan kasus kematian tertinggi pertama berada di Jawa Timur. Namun peningkatan kasus tertinggi berada di Sumatera Barat.


"Dalam satu minggu terakhir jumlah penambahan kematian tertinggi itu berada di Jawa Timur yaitu 218 kematian. Namun peningkatan tertinggi ada di Sumatera Barat meningkat 150 persen dari minggu sebelumnya," lanjut Wiku.


Sementara itu Kota Surabaya, Kota Semarang, Jakarta Pusat dan Kota Makassar masuk kepada 10 kab/kota dengan jumlah akumulatif kematian tertinggi di Indonesia.

https://indomovie28.net/assassins-run-2/


Catat! Ini Vitamin yang Bantu Tubuh Lawan Corona


Tubuh dengan imunitas yang rendah lebih mudah terpapar virus Corona. Maka dari itu, pakar penyakit menular di Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci mengaku rutin mengonsumsi vitamin untuk mencegah risiko terpapar COVID-19.

Dikutip dari CNBC International, Fauci membeberkan dua vitamin yang bisa menjaga sistem kekebalan tubuh tetap sehat. Salah satunya adalah vitamin D, mengapa?


"Jika Anda kekurangan vitamin D, itu berdampak pada kerentanan Anda terhadap infeksi (COVID-19). Jadi saya tidak keberatan merekomendasikan, dan saya melakukannya sendiri dengan mengonsumsi suplemen vitamin D," kata Fauci.


Di sisi lain, para peneliti di University of Chicago Medicine baru-baru ini menemukan hubungan antara kekurangan vitamin D dan kemungkinan terinfeksi COVID-19. Studi menyebut mereka yang kekurangan vitamin D lebih mungkin dinyatakan positif Corona.


"Vitamin D sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, dan suplemen vitamin D sebelumnya telah terbukti menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akibat virus," kata David Meltzer, kepala pengobatan rumah sakit di UChicago Medicine dan penulis utama studi tersebut dalam siaran pers 8 September lalu.


Selain vitamin D, Fauci mengatakan bahwa vitamin C adalah antioksidan yang baik. "Jadi, jika orang ingin mengonsumsi satu atau dua gram vitamin C paling banyak, itu tidak masalah," katanya.


Bukti ilmiah turut mendukung pernyataan yang dibuat Dr Fauci. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa vitamin C memiliki antioksidan yang dapat membantu memperbaiki kemampuan tubuh dalam melawan penyakit, termasuk COVID-19.


Pro-Kontra Masker Scuba Dilapisi Tisu, Pendapat Pakar Terbelah


Anjuran untuk tidak pakai masker scuba memunculkan ide untuk melapisinya dengan tisu agar lebih efektif menyaring virus Corona. Namun pendapat pakar terbelah soal itu.

Lapisan tisu untuk memperbaiki kemampuan filtrasi masker scuba antara lain disuarakan oleh peneliti sekaligus staf ahli Gugus Tugas COVID-19 Jawa Tengah Dr dr Budi Laksono, MHSc. Menurutnya, modifikasi ini berguna agar masker scuba yang telanjur dibeli tidak sia-sia.


Tulisan dr Budi tentang melapisi masker scuba dengan tisu belakangan ini viral dibagikan di berbagai platform media sosial dan aplikasi berbagi pesan.


"Dalam konteks akademisi, sebenarnya dengan modifikasi seperti yang saya tulis itu, saya kira menjadi jalan tengah supaya bagaimanapun scuba itu juga bisa sehat di pakai, kan begitu," kata dr Budi menjelaskan tulisannya yang viral, kepada detikcom, Kamis (17/9/2020).


Menurut dr Budi, masker scuba masih efektif digunakan jika dipakai double dengan dilapisi tisu di tengahnya. Tisu yang terbentuk dari Randomized Fibre Construction, menurutnya punya pori sangat kecil, setara dengan Hepa Filter.


Namun tidak semua pakar sependapat. Dokter paru dari RS Persahabatan dr Erlina Burhan, SpP(K) menekankan sifat tisu yang mudah basah, sehingga tidak efektif. Belum lagi tekstur scuba yang sangat elastis membuat tisu mudah bergeser lalu jatuh.


"Jadi nggak ada gunanya juga," tegas dr Erlina.


Masker kain 3 lapis yang dicuci ulang, meski efektivitasnya tetap di bawah masker bedah, menurut dr Erlina lebih aman digunakan. Pencucian ulang pada masker kain juga mengurangi risiko adanya bahan kimia berbahaya pada lapisan tisu.


"Ya kalau ada zat kimia, lalu ditempel lama di hidung dan mulut kan itu memang sih menurut saya tidak dianjurkan. Tidak dianjurkan scuba dilapisi tisu," jelas dr Erlina.


Punya pendapat soal masker scuba dilapisi tisu? Tuliskan di kolom komentar.

https://indomovie28.net/wrath-of-the-titans-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar